Kamis, Mei 14, 2020

China Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam JL-3 Jangkauan 12.000 km

Rudal SLBM JL-2
Rudal SLBM JL-2 China. (Gambar via Military Watch Magazine)

Angkatan Laut China menguji coba Rudal Balistik Kapal Selam (SLBM) terbaru mereka, JL-3, yang diklaim mampu menjangkau daratan Amerika Serikat dari lepas pantai China, South China Morning Post (SCMP) melaporkan Selasa (12/5/2020), pengujian dilakukan Angkatan Laut China beberapa waktu lalu.



"Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) sedang mengembangkan SLBM generasi ketiga JL-3, dengan jangkauan lebih dari 12.000 km," jelas media itu. "Ini cukup jauh untuk menghantam Amerika Serikat jika rudal diluncurkan dari pantai China."

JL-3 dinilai sebagai rudal SLBM tercanggih milik Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Meski China belum secara resmi mengkonfirmasi sedang mengembangkan rudal JL-3 atau Giant Wave 3, namun Angkatan Laut China dilaporkan telah mengujinya.

Para peneliti yang terlibat dalam pengembangan rudal SLBM JL-3 juga telah dianugerahi salah satu penghargaan ilmu pengetahuan tertinggi China.

China telah melakukan beberapa uji terbang pada 2018 dan 2019.

Pengamat militer China mengatakan uji coba rudal itu sebagai tanggapan terhadap penargetan China oleh Presiden AS Donald Trump terhadap strategi pencegahannya.

Media Partai Komunis China, The Global Times, pada 8 Mei menyebut JL-3 sebagai salah satu dari tiga senjata konsep "Triad Nuklir" China yang mampu menahan ancaman AS bersama dengan pesawat pembom siluman H-20 dan rudal balistik antarbenua DF-41.

Pendahulu rudal ini, JL-2, yang memiliki jangkauan 7.400 km, dikerahkan pada kapal selam nuklir Tipe 094A untuk patroli operasional pada tahun 2015, menandakan bahwa China akhirnya memiliki kemampuan nuklir berbasis laut yang kredibel.

JL-3, yang berbahan bakar padat, diperkirakan akan sepenuhnya terintegrasi dengan kapal selam generasi berikutnya, Tipe 096, pada tahun 2025.

Kapal selam Tipe 094 China
Kapal selam Tipe 094 China. (Gambar via SCMP)

Tes terakhirnya, pada bulan Desember 2019, dilakukan dengan menggunakan kapal selam nuklir Tipe 094, tetapi militer China berencana untuk mempersenjatai kapal selam Tipe 096 dengan rudal, dan proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Song Zhongping, seorang pakar militer China dan komentator TV, mengatakan kepada Global Times pada hari Jumat bahwa AS menekan dan mengancam China di semua bidang. "Sejak AS tidak lagi melihat senjata nuklir sebagai senjata pencegah belaka, kini AS melihat potensi senjata nuklir dapat digunakan di medan perang, dan karenanya China harus memperluas persenjataan nuklirnya dalam menanggapi ancaman besar ini," kata Song Zhongping.

China memandang senjata nuklir hanya sebagai pencegahan strategis, tetapi setiap pencegahan harus cukup kuat untuk menghentikan agresi militer terhadap China, kata para analis. Jika senjata nuklir dijatuhkan di China, senjata nuklir China harus cukup untuk membasmi musuh sebagai pembalasan, kata para pakar militer yang dikutip Global Times.

China memamerkan koleksi senjata nuklirnya yang paling canggih pada parade Hari Nasional militer yang diadakan di Beijing pada 1 Oktober 2019. Salah satu yang dipamerkan dalam parade adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-41 yang diklaim mampu mencapai daratan AS dengan beberapa hulu ledak nuklir.*