Tahun depan, Angkatan Bersenjata Rusia akan menerima sampel sistem rudal pertahanan udara S-500 pertamanya. Di dunia modern saat ini belum ada sistem pertahanan udara yang setara dengan S-500. Fakta ini tidak hanya diakui oleh pakar Rusia, tetapi juga Barat.
Atas permintaan Kementerian Pertahanan Rusia, produksi serial sistem rudal S-500 baru akan dimulai pada 2025. Sehingga di masa mendatang, Angkatan Bersenjata Rusia memiliki sistem pertahanan udara yang sangat kompleks yang tidak tersaingi oleh sistem pertahanan rudal lainnya di dunia.
Sistem pertahanan antariksa generasi pertama
Kolonel Sergei Khatylev, seorang ahli militer Rusia, mengatakan bahwa karakteristik kinerja S-500 tidak hanya menjadikannya sebagai sistem rudal anti-pesawat namun juga sebagai sistem pertahanan antariksa generasi pertama yang mampu menangkal ancaman dari luar angkasa. Karena S-500 mampu menghancurkan target pada rentang hingga 600 km dan pada ketinggian hingga 200 km. Artinya, 90% range defeat S-500 ada di ruang angkasa.
Analis Amerika Dave Majumdar di laman The National Interest menulis bahwa C-500 dapat menghancurkan target di ruang angkasa secara bersamaan. Menurut Majumdar, dengan S-500, S-400 dan S-300, Angkatan Bersenjata Rusia berarti memiliki satu komplek sistem pertahanan udara terintegrasi yang dapat secara efektif melindungi wilayah udara Rusia dari beragam ancaman.
Jangkauan, ketinggian, dan radar
S-500 akan menggunakan radar terbaru Rusia untuk mendeteksi target pada jarak yang jauh. Radar kelas berat S-500 itu akan menambah jangkauan deteksi target hingga 150-200 km dari radar sistem pertahanan udara S-400 saat ini.
Fakta ini menjadi alasan kekhawatiran serius bagi militer Amerika Serikat untuk alutsista-alutsista siluman mereka seperti seperti F-22, F-35, dan pembom B-2. Pada gilirannya, analis China Zhou Housing dari Sina dengan membandingkan S-500 dengan sistem rudal anti-pesawat Amerika Patriot Advanced Capability-3, meletakkan pilihannya pada S-500 dan menyebut bahwa belum ada sistem rudal pertahanan udara saat ini yang setara dengan S-500 Rusia. Sedangkan pengamat Liang Jianjun dari Sohu tidak begitu terkejut dengan kehadiran S-500, dia mencatat bahwa Amerika Serikat memang selalu kuat dalam senjata ofensif, namun Uni Soviet dan Rusia masih belum tertandingi untuk urusan senjata defensif.
Para pakar China bahkan mengaitkan pada kemampuan S-500 untuk menembak jatuh meteorit yang terbang menuju ke bumi dari luar angkasa. Jangkauan, ketinggian, dan penerbangan rudal dan sistem homing, menurut para ahli, menjadikan S-500 sebagai alat pertahanan paling sempurna saat ini. Ketika S-500 telah dikirimkan ke Angkatan Bersenjata Rusia, maka itulah titik kesempurnaan sistem pertahanan udara Rusia.
Satu lagi nilai tambah dari S-500 adalah biayanya, yang dalam hal apapun diklaim Rusia masih lebih murah dari sistem THAAD Amerika, padahal THAAD sudah kalah dalam sejumlah parameter dibanding S-500. Sedangkan untuk rencana ekspor S-500, tampaknya masih prematur untuk dibahas.*