Moskow, Artileri
Sistem rudal-kanon anti-pesawat Pantsir-S1 buatan Rusia , yang digunakan di Libya dan Suriah, tidak berguna melawan drone taktis multiperan Bayraktar TB2 Turki, dilansir dari Bulgarian Military yang mengutip mingguan Zvezda Rusia.
Mingguan itu menulis bahwa Pantsir yang digunakan di Libya dan Suriah adalah Pantsir modifikasi atau versi ekspor. Berbeda dengan Pantsir yang digunakan oleh militer Rusia.
Secara khusus, Pantsir yang digunakan di Libya dan Suriah hanya dilengkapi dengan sistem kontrol tembak elektro-optik, berbeda dengan Pantsir lengkap yang memiliki stasiun deteksi target tiga koordinat dengan antena array semi-aktif dan sistem pelacakan radar dual-band sentimeter-milimeter untuk target dan rudal.
Sebagai informasi, sesuai permintaan pelanggan dan penghematan biaya, Rusia juga memproduksi varian Pantsir ekspor yang kemampuannya lebih disederhanakan.
Baca juga: Erdogan Klaim Telah Hancurkan 8 Sistem Pertahanan Udara Pantsir di Suriah
Baca juga: Turki Menjadi Kekuatan Besar Drone Timur Tengah?
Tidak hanya untuk varian ekspor, Zvezda juga menulis bahwa seluruh Pantsir harus segera ditingkatkan kemampuannya jika ingin sistem pertahanan udara itu efektif melawan ancaman modern saat ini.
"Channel inframerah dalam berbagai rentang digunakan untuk melacak target dan rudal. Perangkat radar dan elektro-optik membentuk satu sistem tunggal dan dapat beroperasi dalam panjang gelombang yang berbeda," tulis mingguan itu, mengakui bahwa sistem rudal pertahanan udara buatan Rusia hanya sedikit diadaptasikan untuk memerangi target tempur seperti drone Bayraktar TB2 Turki.
Mingguan itu mencatat bahwa drone Turki menyerang dengan senjata presisi dari jarak delapan kilometer atau lebih, dan mampu terbang di ketinggian tinggi untuk waktu yang lama, yang berarti stasiun elektro-optik Pantsir sulit mendeteksinya.
Baca juga: SD-12, Versi China dari Sistem Rudal Pantsir S-1 Rusia
Baca juga: Ternyata Vietnam Memiliki Sistem Rudal Pertahanan Udara Pantsir-S1
Selain itu, radar array bertahap Pantsir-S1 juga masih kurang mampu mendeteksi objek bergerak lambat di ketinggian rendah.
Sistem pertahanan udara Pantsir pertama kali diproduksi pada tahun 2008, namun baru digunakan oleh Rusia pada tahun 2012. Negara lainnya yang tercatat menggunakan Pantsir antara lain Aljazair, Iran, Irak, Yordania, Oman, Serbia, UEA, dan Vietnam.*