Setelah mengemban tugas dalam menjaga kedaulatan NKRI selama kurang lebih 31 tahun, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Semangka yang memiliki nomor lambung 512 pada Rabu, 24 April 2013, resmi mengakhiri pengabdiannya. Akhir pengabdian tersebut ditandai dengan penurunan Ular-ular Perang yang merupakan tanda bahwa kapal tersebut merupakan kapal perang dan tanda itu berlaku secara internasional.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda
TNI Agung Pramono, S.H., M. Hum bertindak sebagai Inspektur Upacara
dalam penurunan Ular-ular Perang KRI Teluk Semangka-512 di Dermaga
Penjelajah Koarmatim, Ujung, Surabaya, Rabu, 24 April 2013.
KRI Teluk Semangka-512 dibuat di galangan kapal Tacoma Marine Industries Ltd
(KTMI), Korea Selatan pada tahun 1980, kemudian diluncurkan pada 3 Mei
1980. Diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 28
Februari 1982. Berdasarkan Keputusan Pangab No Skep/ 1716 / VIII/1982
tanggal 8 Agustus 1982, KRI Teluk Semangka-512 resmi bergabung dalam
jajaran TNI Angkatan Laut dengan komandan pertama kalinya Letkol Laut
(P) Poedjiono.
Nama KRI Teluk Semangka-512 diambil dari nama sebuah teluk yang terletak di ujung pantai selatan Pulau Sumatera yang terletak pada posisi 5 derajat 40 menit Lintang Selatan - 104 derajat 43 menit Bujur Timur yang merupakan teluk terbesar berbentuk corong, menghadap ke arah tenggara dengan lebar mulut teluk kurang lebih 50 km.
Sejak diresmikan menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). KRI Teluk Semangka-512 telah mengalami pergantian kepemimpinan atau komandan sebanyak 26 kali, dan selama pengabdiannya di jajaran TNI Angkatan Laut telah melakukan tugas-tugas operasi sebanyak 128 kali operasi, diantaranya mendukung Angkutan Laut (Duk Angla) Kontingen Garuda, bantuan bencana alam, Latsitarda/KJK/Jalasesya, mendukung latihan Armada Jaya, Latihan Gabungan TNI, Operasi Surya Bhaskara Jaya, pergeseran pasukan TNI maupun Polri, operasi Trisila (menjaga kedaulatan dan keamanan perairan wilayah barat), pengamanan laut hingga Pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (Pam ALKI). Komandan terakhir adalah Letkol Laut (P) I Komang Teguh Ardana.
KRI Teluk Semangka-512 mengakhiri masa pengadiannya di TNI Angkatan Laut dibawah pembinaan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim. KRI Teluk Semangka-512 merupakan alat tempur TNI AL kategori kapal pendarat tank (Landing Ship Tank/LST), yang memiliki panjang 100 meter, lebar 15,4 meter, dan berat 3.770 ton, dan dilengkapi helly deck di buritan untuk operasi udara. Sedangkan persenjataan kapal yang terbilang tua ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab, kapal ini dilengkapi persenjataan berupa 3 meriam 40 mm, 2 senjata mesin 20 mm, dan 2 senjata mesin 12,7 mm. KRI Teluk Semangka memiliki kecepatan 15 knot, diawaki 117 orang dan dapat mengangkut 202 infanteri. KRI lain dalam kelas yang sama dengan KRI Teluk Semangka adalah KRI Teluk Penyu, KRI Teluk Mandar, KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Banten, dan KRI Teluk Ende
Pangarmatim dalam sambutannya mengatakan, bahwa semua prestasi yang telah dicapai oleh KRI Teluk Semangka-512 hanya dapat dicapai dengan kerja keras, dedikasi, loyalitas serta tanggung jawab dan profesionalisme seluruh Anak Buah Kapal (ABK). Kinerja ABK tersebut merupakan hasil pembinaan yang panjang sejak kapal ini pertama kali masuk jajaran TNI Angkatan Laut hingga saat ini.
Nama KRI Teluk Semangka-512 diambil dari nama sebuah teluk yang terletak di ujung pantai selatan Pulau Sumatera yang terletak pada posisi 5 derajat 40 menit Lintang Selatan - 104 derajat 43 menit Bujur Timur yang merupakan teluk terbesar berbentuk corong, menghadap ke arah tenggara dengan lebar mulut teluk kurang lebih 50 km.
Sejak diresmikan menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). KRI Teluk Semangka-512 telah mengalami pergantian kepemimpinan atau komandan sebanyak 26 kali, dan selama pengabdiannya di jajaran TNI Angkatan Laut telah melakukan tugas-tugas operasi sebanyak 128 kali operasi, diantaranya mendukung Angkutan Laut (Duk Angla) Kontingen Garuda, bantuan bencana alam, Latsitarda/KJK/Jalasesya, mendukung latihan Armada Jaya, Latihan Gabungan TNI, Operasi Surya Bhaskara Jaya, pergeseran pasukan TNI maupun Polri, operasi Trisila (menjaga kedaulatan dan keamanan perairan wilayah barat), pengamanan laut hingga Pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (Pam ALKI). Komandan terakhir adalah Letkol Laut (P) I Komang Teguh Ardana.
KRI Teluk Semangka-512 mengakhiri masa pengadiannya di TNI Angkatan Laut dibawah pembinaan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim. KRI Teluk Semangka-512 merupakan alat tempur TNI AL kategori kapal pendarat tank (Landing Ship Tank/LST), yang memiliki panjang 100 meter, lebar 15,4 meter, dan berat 3.770 ton, dan dilengkapi helly deck di buritan untuk operasi udara. Sedangkan persenjataan kapal yang terbilang tua ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab, kapal ini dilengkapi persenjataan berupa 3 meriam 40 mm, 2 senjata mesin 20 mm, dan 2 senjata mesin 12,7 mm. KRI Teluk Semangka memiliki kecepatan 15 knot, diawaki 117 orang dan dapat mengangkut 202 infanteri. KRI lain dalam kelas yang sama dengan KRI Teluk Semangka adalah KRI Teluk Penyu, KRI Teluk Mandar, KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Banten, dan KRI Teluk Ende
Pangarmatim dalam sambutannya mengatakan, bahwa semua prestasi yang telah dicapai oleh KRI Teluk Semangka-512 hanya dapat dicapai dengan kerja keras, dedikasi, loyalitas serta tanggung jawab dan profesionalisme seluruh Anak Buah Kapal (ABK). Kinerja ABK tersebut merupakan hasil pembinaan yang panjang sejak kapal ini pertama kali masuk jajaran TNI Angkatan Laut hingga saat ini.
"Untuk itu, kepada seluruh mantan komandan, mantan ABK, maupun para prajurit yang saat ini masih bertugas di KRI tersebut, atas nama pemimpin TNI AL dan seluruh jajaran, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya," tegas Pangarmatim.