Senin, Juni 04, 2018

Pembom H-6K China Mampu Patroli di Selat Malaka

Pembom H-6K China

Setelah pada 18 Mei lalu Angkatan Udara PLA mengungkapkan bahwa pesawat-pesawat pembom mereka, termasuk pembom jarak jauh H-6K melakukan latihan lepas landas dan pendaratan di pulau-pulau di Laut China Selatan, beberapa media Rusia kemudian melaporkan bahwa dengan menggunakan lapangan-lapangan terbang di pulau-pulau tersebut, pesawat pembom China akan mampu melakukan patroli jarak jauh di atas rute laut menuju Selat Malaka.

"Selat Malaka adalah selat yang sangat penting, yang menghubungkan Laut China Selatan, memiliki signifikansi ekonomi dan militer yang sangat besar. Jika pembom jarak jauh Angkatan Udara PLA melakukan patroli di Selat Malaka, daerah (negara) di sekitarnya pasti berada dalam penolakan. Kami dapat katakan pada dunia bahwa kami memiliki kemampuan itu, meskipun kami tidak mungkin melakukannya," kata analis militer Lan Shunzeng dalam wawancara baru-baru ini oleh surat kabar "Science and Technology Daily."

Analis militer Wang Mingliang juga mengatakan bahwa latihan lepas landas dan pendaratan yang melibatkan pesawat-pesawat pembom China dari berbagai jenis di pulau-pulau di Laut China Selatan telah meningkatkan kemampuan tempur Angkatan Udara PLA dan kesiapan tempur untuk menanggapi berbagai ancaman keamanan maritim.

Laporan Rusia menunjukkan bahwa ketika Angkatan Laut dan Angkatan Udara China memiliki jumlah tanker udara kelas berat seperti pesawat angkut Y-20 dalam jumlah yang memadai, mereka akan lebih menggunakan lapangan-lapangan terbang di pulau-pulau di mana pesawat-pesawat tanker dikerahkan.

"Secara umum diperkirakan bahwa jangkauan standar H-6K adalah 6.000 kilometer. Artinya H-6K dimungkinkan untuk lepas landas dari lapangan terbang di pulau-pulau di Laut Cina Selatan untuk melakukan tugas patroli di sekitar Selat Malaka. Tetapi jika perlu berpatroli lebih lama, H-6K masih membutuhkan bantuan tanker udara untuk meningkatkan efektivitas terbang dan tempurnya, "kata Lan Shunzheng.

Jadi, apa persyaratan khusus untuk kinerja pesawat tempur yang ditempatkan di bandara pulau di Laut Cina Selatan? Apa tantangan dalam dukungan teknisnya?

Analis Lan Shunzheng mengatakan bahwa peralatan laut dan peralatan darat sangat berbeda. Intinya adalah bahwa peralatan laut harus tahan air, tahan kelembaban, tahan garam dan anti-kabut untuk beradaptasi dengan lingkungan maritim.

"Oleh karena itu, kita harus mendesain ulang dan meningkatkan peralatan yang relevan jika kita mengerahkan H-6K atau sering menggunakan bandara pulau. Tentu saja, China memiliki banyak pengalaman di bidang ini," tambah Lan.

Resources
  • China Military Online
  • Defense Aerospace
  • Gambar: Popular Mechanics