Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), mengungkapkan bahwa Arab Saudi menjadi importir senjata terbesar di dunia dari rentang 2014 hingga 2018. Impor itu meningkat 192 persen selama 2009-2013.
Menurut data SIPRI pada 2018, Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu pemasok sebagian besar senjata ke Arab Saudi, menyumbang 88 persen dari semua senjata yang dijual ke negara itu.
Antara 2014 dan 2018, Arab Saudi menerima 22 persen dari ekspor senjata AS, meningkat tajam dari 4,9 persen dari 2009 hingga 2013.
Data tersebut mencakup senjata utama, seperti kendaraan lapis baja, rudal, pesawat terbang, artileri, dan kapal.
Pengiriman senjata ke Arab Saudi pada 2014-2018 termasuk 56 pesawat tempur dari AS dan 38 dari Inggris, menurut laporan itu. Dalam kedua kasus, pesawat dilengkapi dengan rudal jelajah dan senjata berpemandu lainnya.
Pengiriman yang direncanakan untuk 2019-2023 termasuk 98 pesawat tempur, tujuh sistem pertahanan rudal dan 83 tank dari AS, 737 kendaraan lapis baja dari Kanada, lima fregat dari Spanyol dan rudal balistik jarak pendek dari Ukraina, menurut SIPRI.
Laporan tersebut mencatat bahwa aliran senjata ke Timur Tengah telah melonjak, hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Empat dari 10 negara pengimpor senjata terbesar dunia pada 2014-2018 berada di Timur Tengah: Arab Saudi, yang menerima 33 persen transfer senjata ke kawasan itu, Mesir sebesar 15 persen, Uni Emirat Arab 11 persen, dan Irak 11 persen.
Dalam kurun waktu 2014-2018, eksportir senjata paling utama Arab Saudi, di antaranya adalah AS dengan nilai USD 11,5 miliar, Inggris USD 2,7 miliar, Prancis USD 733 juta, Spanyol USD 391 juta dan Jerman USD298 juta. Jadi total keseluruhan adalah USD 15,6 miliar. (Al Jazeera)
Resources
- Jurnas