Minggu, Maret 29, 2020

Dua Kapal Induk AS di Pasifik Barat Memiliki Kasus COVID-19

Pelaut dari kapal induk AS yang dikerahkan ke Jepang telah terpapar COVID-19 ketika kasus lain tumbuh di armada laut AS di Guam.

USS Ronald Reagan
USS Ronald Reagan melakukan latihan dengan kapal-kapal Angkatan Laut Pasukan Bela Diri Jepang pada Agustus 2018. (Petty Officer 2nd Class Kaila Peters/US Navy)

Dua pelaut yang bertugas di kapal induk kelas Nimitz USS Ronald Reagan Amerika Serikat (AS), yang saat ini bertugas di Jepang, telah dinyatakan positif terinfeksi coronavirus novel COVID-19. Kabar ini muncul hanya sehari setelah Angkatan Laut AS mengumumkan telah mengkarantina seluruh awak kapal induk lainnya, USS Theodore Roosevelt, di kapal induk itu sendiri di pelabuhan di Guam setelah sejumlah pelautnya terinfeksi COVID-19.

Kondisi di USS Theodore Roosevelt bisa menjadi pertanda buruk tentang apa yang akan terjadi di Angkatan Laut AS. Jika kapal induk USS Ronald Reagan juga dikarantina, artinya akan ada kekosongan armada Angkatan Laut AS di wilayah Pasifik.

Fox News pertama kali melaporkan dua kasus COVID-19 di antara kru kapal induk USS Ronald Reagan pada 27 Maret 2020. Fleet Activities Yokosuka, pangkalan Angkatan Laut AS di Tokyo Harbor dimana di sana kapal induk itu saat ini ditambatkan, dilaporkan akan di-lockdown setidaknya sampai akhir pekan ini. Masih belum jelas langkah apa yang mungkin diambil oleh Angkatan Laut AS, seperti mengkarantina seluruh kapal.


Meskipun Jepang menjadi salah satu negara pertama di luar Tiongkok yang melaporkan kasus COVID-19, negara tersebut telah berhasil membatasi penyebaran virus. Namun, Tokyo mengalami lonjakan kasus pada minggu ini dan pihak berwenang telah mengimbau semua warga untuk mengisolasi diri di rumah akhir pekan ini untuk membantu mencegah "ledakan" infeksi baru.

Fleet Activities Yokosuka tiga hari lalu juga melaporkan kasus COVID-19 pertama mereka pada tanggal 26 Maret, yang juga merupakan contoh pertama yang diketahui dari tentara AS yang terinfeksi virus di seluruh Jepang. Namun, pelaut yang terinfeksi itu baru saja kembali dari AS dan Angkatan Laut yakin bahwa pelaut itu terinfeksi selama di berada AS. Angkatan Laut AS tidak menyebutkan pelaut ini bertugas di kapal atau unit apa.

Pentagon kini telah memberlakukan penghentian semua pergerakan pasukannya selama 60 hari untuk menahan penyebaran virus di antara personelnya di seluruh dunia.

Tidak jelas apa dampak kasus COVID-19 pada kesiapan tempur USS Ronald Reagan. Kapal induk itu saat ini masih berada di pelabuhan menjalani perawatan. Namun, ini merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan yang bisa membuat Angkatan Laut AS tidak memiliki kapal induk yang bertugas di wilayah Pasifik. Keduanya, USS Theodore Roosevelt dan USS Ronald Reagan juga mewakili seperlima dari kapal induk kelas Nimitz Angkatan Laut AS, satu-satunya kelas supercarrier yang benar-benar operasional.

Soal USS Theodore Roosevelt, Sekretaris Angkatan Laut AS, Thomas Modly, menekankan kepada wartawan bahwa kapal induk itu secara operasional masih mampu melakukan tugasnya jika memang diminta. Dua kapal induk AS lainnya yang berbasis di Pantai Barat, USS Abraham Lincoln dan USS Carl Vinson, tidak bisa siap dalam waktu dekat untuk menggantikan operasi kedua kapal induk yang terinfeksi COVID-19 itu di Pasifik. USS Abraham Lincoln masih dalam fase pasca penugasan setelah dikirim ke Timur Tengah sejak awal tahun ini dan USS Carl Vinson berada di dok kering. Seorang anggota kru USS Carl Vinson juga didiagnosis terinfeksi COVID-19 minggu ini. USS Nimitz, yang bertempat di Naval Base Kitsap di Bremerton, Washington, yang terletak di seberang Puget Sound dari Seattle, yang wilayah tersebut telah mengalami wabah besar virus, masih melakukan persiapan untuk penugasan berikutnya.

USS Theodore Roosevelt
USS Theodore Roosevelt transit di Teluk Arab pada 2 OKtober 2015. (US Navy photo).

Sayangnya, COVID-19 mampu menyebar dengan sangat cepat, terutama di lingkungan yang sangat terbatas di mana individu berinteraksi secara dekat secara teratur, seperti di kapal. Angkatan Laut AS sekarang sedang melakukan tes pada lebih dari 5.000 pelaut di kapal induk USS Theodore Roosevelt untuk menentukan berapa banyak kasus tambahan yang mungkin ada. Jumlah total pelaut dari kapal yang dikonfirmasi tertular virus itu telah melonjak dari delapan menjadi 25 dalam 24 jam terakhir.

Sekarang ada kekhawatiran bahwa virus itu dapat menyebar lebih masif di antara personel di Guam karena pelaut yang terinfeksi dibawa ke darat untuk perawatan. "Kami kacau," salah satu anggota staf mengatakan kepada The Daily Beast sehubungan dengan situasi yang berkembang di sana.

Jika kru USS Theodore Roosevelt dan USS Ronald Reagan lumpuh karena COVID-19, maka akan berdampak besar pada kemampuan jangka pendek militer AS untuk memproyeksikan kekuatan di wilayah Pasifik selama krisis.

Militer AS secara keseluruhan mungkin juga sedang menuju ke arah penurunan kesiapan tempur. Pandemi influenza 1918 memiliki dampak yang sama signifikannya pada Angkatan Laut, serta Marinir dan seluruh angkatan bersenjata AS. Virus itu membunuh lebih banyak tentara AS daripada yang tewas dalam pertempuran di Perang Dunia I.

"Saya memberikan panduan armada dan berkata, kita harus melakukan tiga hal," Laksamana AS John Aquilino, kepala Armada Pasifik AS, mengatakan kepada USNI News pada 25 Maret. "Yang pertama adalah memastikan kesehatan para pelaut dan keluarga mereka . Yang kedua adalah untuk memastikan bahwa kami tidak menyebarkan penyakit ini baik ke tanah air atau ke sekutu dan mitra kami. Dan kemudian yang ketiga adalah bahwa kami memastikan kami mempertahankan kesiapan tempur kami."

"Kami mengelola setiap peristiwa berdasarkan kasus per kasus," tambahnya. "Kami tidak mengomentari jadwal operasional, dan kami tidak memberikan informasi yang dapat memberi pemahaman pada musuh tentang kesiapan kami."

Jika jumlah kasus di antara kru USS Theodore Roosevelt dan USS Ronald Reagan terus bertambah secara eksponensial, mungkin sulit bagi AS untuk tidak mengakui seberapa serius situasinya. (The Drive)