Enam puluh enam tahun yang lalu yaitu tanggal 29 Juli 1947, seluruh bangsa Indonesia merasa bangga karena kekuatan udara Indonesia yang masih muda belia telah mampu menggemparkan dunia dengan menjatuhkan bom di tiga kota kedudukan penjajah Belanda di Salatiga, Ambarawa, dan Semarang.
![]() |
Agustinus Adisutjipto - Abdulrachman Saleh - Adi Soemarmo |
Peristiwa itu menjadi berita besar di seantero dunia karena beberapa hari sebelumnya pemerintah Belanda telah melakukan provokasi dunia bahwa pemerintah dan kekuatan bersenjata Indonesia sudah tidak ada, yang ada hanya ekstrimis. Oleh karena itu, jatuhnya bom di 3 (tiga) kota itu membuat Belanda malu kepada dunia dan marah besar kepada bangsa Indonesia.
Dampak dari peristiwa itu, pesawat Dakota VT-CLA yang ditumpangi tiga perintis TNI AU -Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo- yang membawa misi kemanusiaan diberondong dengan membabi buta oleh pesawat pemburu Kitty Hawk milik penjajah Belanda.
Meskipun penerbangan misi kemanusiaan itu telah mendapat ijin dari pemerintah pusat Belanda, namun bangsa Belanda yang menjajah Indonesia tidak mau mengindahkan kesepakatan itu. Wal hasil bangsa Indonesia utamanya TNI AU harus kehilangan 3 perintis utamanya sebagai akibat brutalnya penjajah Belanda yang malu kepada dunia, sedangkan bangsa Indonesia sendiri harus membayar mahal dengan tewasnya tiga perintis TNI AU.
Menyikapi besarnya bakti para perintis dan pendahulu TNI AU, maka tanggal 29 Juli ditetapkan sebagai Hari Bakti TNI AU, yang diperingati setiap tahun oleh seluruh Jajaran TNI AU dengan berbagai kegiatan bakti sosial dan diakhiri dengan acara puncak berupa upacara kemiliteran.
Selain untuk mengenang hari bersejarah di tanggal tersebut, Hari Bakti TNI juga sebagai ungkapan rasa hormat dan rasa bangga yang pantas disampaikan kepada para pahlawan TNI AU yang telah gugur membela tanah air. Atas inisiatif, kepribadian, sikap rela berkorban, mereka mewariskan keteladanan yang tidak ternilai harganya kepada kita semua.
Kita wajib melanjutkan nilai-nilai luhur yang telah di tanam oleh para pejuang TNI AU terkait Hari Bakti TNI AU berupa kejuangan, disiplin, keberanian, profesionalisme, semangat pengorbanan dan keteladanan dengan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Sebagai bagian dari komponen bangsa dalam melanjutkan nilai-nilai dari Bhakti, TNI AU tidak pernah ragu mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki jika tugas bangsa dan negara memanggil.
TNI
Dampak dari peristiwa itu, pesawat Dakota VT-CLA yang ditumpangi tiga perintis TNI AU -Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo- yang membawa misi kemanusiaan diberondong dengan membabi buta oleh pesawat pemburu Kitty Hawk milik penjajah Belanda.
Menyikapi besarnya bakti para perintis dan pendahulu TNI AU, maka tanggal 29 Juli ditetapkan sebagai Hari Bakti TNI AU, yang diperingati setiap tahun oleh seluruh Jajaran TNI AU dengan berbagai kegiatan bakti sosial dan diakhiri dengan acara puncak berupa upacara kemiliteran.
Selain untuk mengenang hari bersejarah di tanggal tersebut, Hari Bakti TNI juga sebagai ungkapan rasa hormat dan rasa bangga yang pantas disampaikan kepada para pahlawan TNI AU yang telah gugur membela tanah air. Atas inisiatif, kepribadian, sikap rela berkorban, mereka mewariskan keteladanan yang tidak ternilai harganya kepada kita semua.
Kita wajib melanjutkan nilai-nilai luhur yang telah di tanam oleh para pejuang TNI AU terkait Hari Bakti TNI AU berupa kejuangan, disiplin, keberanian, profesionalisme, semangat pengorbanan dan keteladanan dengan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Sebagai bagian dari komponen bangsa dalam melanjutkan nilai-nilai dari Bhakti, TNI AU tidak pernah ragu mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki jika tugas bangsa dan negara memanggil.