Jumat, Desember 21, 2012

PT DI Kembangkan MLRS dan Peluru Balistik

HIMARS MLRS
Ilustrasi. HIMARS MLRS milik AS (foto: Lockheed Martin)
Guna memeperkuat pertahanan Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (PT DI)  merancang peluru balistik hingga peluru kendali untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hal ini diungkapkan Humas PT DI, Sonny Saleh Ibrahim di sela-sela seminar Hubungan TNI AL dan Industri Pertahanan di Jakarta, Rabu, 19 Desember 2012.

Sonny mengatakan bahwa pihaknya (PT DI) saat ini tengah mengembangkan peluru balistik, peluru jarak jauh, dan peluru kendali penuh yang memiliki jangkauan 200 kilometer. "Untuk peluru balistik dan diluncurkan dari multilaras (MLRS), memiliki jangkauan 14 kilometer, 23 kilometer, dan terjauh 36 kilometer," kata Sonny.

Persenjataan tersebut dikembangkan PT DI bersama dengan lembaga terkait, seperti PT Pindad, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan sejumlah industri strategis lainnya. Dalam beberapa tahun kedepan, produk rudal dan MLRS itu diharapkan sudah bisa digunakan oleh TNI.

Kondisi Memprihatinkan BUMN Sektor Pertahanan

Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam penutupan Seminar TNI AL dan Industri Pertahanan di Jakarta, Rabu 19 Desember 2012, menyampaikan sejumlah kesimpulan, termasuk kondisi BUMN sektor pertahanan yang memprihatinkan. "Banyak mesin tua dan pekerja yang lanjut usia sehingga perlu regenerasi. Penyehatan keuangan juga dilakukan," kata Purnomo.

Menhan optimistis pembangunan Minimum Essential Forces (MEF) hingga 2015 akan membutuhkan pasokan dari BUMN sektor pertahanan. Kondisi itu akan membangkitkan kembali BUMN sektor pertahanan, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Pal, dan lain-lain.

"Undang-Undang Industri Pertahanan mewajibkan kita membeli produk dalam negeri. Pembelian dari luar negeri juga diutamakan transfer teknologi dan perakitan dengan BUMN," kata Purnomo. Saat ini, sejumlah pesawat terbang dan helikopter serta tank untuk tiga matra TNI sedang dipesan Kemhan dari BUMN terkait.

Humas PT Dirgantara Indonesia, Sonny Saleh Ibrahim, menjelaskan, pihaknya akan menyelesaikan pesanan pesawat tipe CN-235 Maritime Patrol, CN 212-200, Helikopter Super Puma, dan Bell 412 pesanan Kementerian Pertahanan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2015. Jumlah total pesanan mencapai lebih dari 40 unit helikopter dan pesawat.

Sumber: Kompas