Kapal perusak kawal rudal kelas Martadinata (SIGMA 10514) milik TNI AL masing-masing akan mendapat satu peluncur 12 celll untuk sistem pertahanan udara VL MICA pada tahun 2019, sebuah sumber industri mengonfirmasi kepada IHS Jane pada pameran Indo Defence 2018 di Jakarta.
Kontrak untuk mengirimkan peluncur telah disepakati, dan pemasangan sistem senjata akan dilakukan sendiri oleh PT PAL di Surabaya, bekerja sama dengan Damen dan MBDA, sumber itu menambahkan.
Kapal perusak kawal rudal (PKR) SIGMA 10514, KRI Raden Eddy Martadinata (331), dan KRI I Gusti Ngurah Rai (332), masing-masing ditugaskan pada April 2017 dan Januari 2018. Kedua kapal dikirim ke TNI-AL dalam konfigurasi 'dipasang untuk tetapi tidak dengan' (FFBNW) untuk sistem persenjataan utamanya termasuk point-defence missiles, rudal permukaan-ke-permukaan, dan close-in weapon system (CIWS).
Namun, kedua PKR masing-masing telah dipersenjatai dengan satu kanon Leonardo (Oto Melara) Super Rapid gun 76/62 di posisi utama.
Ilustrasi pertahanan udara dengan VL MICA (Gambar: MBDA) |
Pertahanan VL MICA dilepaskan secara vertikal, dan sebagai sistem pertahanan udara area dekat yang memberikan perlindungan kapal terhadap berbagai ancaman udara termasuk pesawat musuh, dan amunisi berpandu presisi.
Sistem ini tidak memerlukan sensor atau konsol khusus, dan dapat sepenuhnya terintegrasi ke dalam infrastruktur tempur SIGMA 10514 yang sudah ada.
Sementara kontrak untuk peluncurnya sudah selesai, Indonesia belum mengonfirmasi perihal akuisisi rudalnya, meskipun sumber menyebutkan bahwa kesepakatan untuk rudal pada akhirnya akan mengikuti.
"Kontrak untuk rudal akan mengikuti secara logis, dan kami berharap itu akan segera terjadi," tambahnya.