Hari ini, 15 Juni 2020 pesawat tempur Hawk-200 TNI AU mengalami kecelakaan di Pekanbaru. Pesawat dengan nomor registrasi TT-0209 tersebut merupakan satu di antara 34 pesawat Hawk yang didatangkan TNI AU pada tahun 1993.
Dikabarkan Hawk 200 tengah melaksanakan latihan terbang rutin terjadwal dalam format serangan udara ke darat. Kecelakaan terjadi sesaat setelah usai pelaksanaan latihan tersebut dalam perjalanan kembali ke Pangkalan, Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Pesawat buatan British Aerospace (sekarang BAE Systems) Inggris ini terbang pertama kali pada tahun 1986. Hawk-200 yang merupakan pesawat tempur multiperan ringan satu mesin, didesain untuk misi close air support dan air to ground attack. Beberapa negara lainnya di luar Inggris yang menggunakannya antara lain, Malaysia, Oman, dan Indonesia.
Indonesia menggunakan Hawk sejak tahun 1990-an. Ketika itu, sejumlah Hawk diterbangkan langsung dari Inggris ke Indonesia dengan penerbangan ferry dan singgah di beberapa tempat antara lain, Abu Dhabi, dan Bangkok.
Tergantung misi, Hawk dapat dilengkapi dengan berbagai persenjataan, antara lain roket, rudal udara-ke-udara, bom, dan rudal anti-kapal Sea Eagle. Setiap pelanggan asing yang menggunakan jenis pesawat ini dapat memilih opsi persenjataannya sesuai kebutuhan saat proses pengadaan dengan pihak.
Pilot Hawk TNI AU yang mengalami kecelakaan pagi hari tadi berhasil menyelamatkan diri menggunakan kursi lontar atau ejection seat. Pesawat-pesawat tempur modern sudah dilengkapi dengan ejection seat untuk situasi emergency, seperti ketika pesawat terbang mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat lagi dikendalikan oleh pilot.
Secara sederhana, ejection seat dilontarkan dari sistem yang mirip dengan roket yang akan melempar pilot beserta kursinya keluar dari pesawat dengan cepat. Sesaat setelah kursi lontar diaktifkan oleh pilot, kaca kanopi akan pecah memberi jalan bagi kursi lontar keluar pesawat.
Sesuai dengan jenis dan spesifikasinya pesawatnya, maka kecepatan dan waktu yang dibutuhkan pilot untuk keluar dari pesawat dengan menggunakan ejection seat adalah rata-rata 3 detik. Ini dimulai ketika ejection seat diaktifkan oleh pilot hingga pilot beserta kursinya terlempar sejauh lebih kurang 75 meter.
Kursi akan berputar dan melepaskan diri dari Pilot yang akan terlepas dan bergantung pada parasut yang berkembang secara otomatis. Demikian kira-kira tahapan pilot yang menyelamatkan diri menggunakan kursi lontar.
Harga dan Spesifikasi Hawk 200
Mengutip laman Aircraft Compare, harga satu unit Hawk 200 mencapai US$ 29 juta atau sekitar Rp 412,4 miliar (Kurs: Rp 14.420). Dengan harga semahal itu, spesifikasi juga memang bukan abal-abal. Pesawat ini bermesin Turbo Fan 871 Adour twin-spool. Mesin ini merupakan produk dari Rolls-Royce. Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan Mach 1,2 atau setara dengan 1.470 km/jam dengan muatan penuh.
Berbagai senjata bisa dipasang di badan pesawat yang terkenal lincah dan mudah dikendalikan ini. Sebut saja rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, rudal anti-kapal Sea Eagle, berbagai macam bom, hingga torpedo. Radar canggih APG-66 yang umum digunakan di F-16 juga sudah terpasang di Hawk 200.
Hawk 200 berdimensi panjang 11,23 m, tinggi 4,13 m, dan rentang sayap 9,39 m. Karena ukurannya yang kecil, kemampuan jelajahnya juga terbatas. Namun kelemahan itu bisa disiasati dengan kemampuannya mengisi bahan bakar di udara (air refueling) melalui pesawat tanker seperti KC-130B.