Rabu, Mei 30, 2018

KCR 60, Armada Penjaga Wilayah Indonesia

KCR 60 m PT PAL

Sebagai negeri maritim, Indonesia membutuhkan alat transportasi penghubung antarpulau. Selain itu, wilayah Indonesia yang sangat luas ini dengan hampir 2/3 wilayahnya berupa lautan perlu dijaga. Sebab menyangkut masalah batas wilayah, keamanan, dan keutuhan wilayah NKRI.

PT PAL Indonesia sebagai salah satu industri strategis yang dikenal sebagai penghasil kapal-kapal andalan dalam negeri, harus bisa menjawab tantangan keamanan wilayah NKRI yang mayoritas adalah lautan. Setelah sukses dengan Fast Patrol Boat 57 atau yang lebih dikenal dengan FPB-57, PT PAL kemudian kembali ditunjuk pemerintah untuk memproduksi kapal perang bagi TNI AL.

FPB-57 adalah kapal perang Jerman yang dilisensikan pembuatannya kepada PT PAL. FPB-57 terbukti handal dan TNI AL sudah menggunakan kapal itu lebih dari 15 tahun. Kemudian PT PAL Indonesia meningkatkan inovasi di dunia kapal militer dengan menciptakan sendiri kapal cepat rudal 60 (KCR 60) yang merupakan pengembangan dari FPB-57.

KCR-60 dalam tahap finalisasi sebelum melaut
Angka 60 merujuk pada panjang keseluruhan kapal yaitu 60 meter. Pada 23 Mei 2012 diadakan pemotongan plat pertama. Sedangkan pada 2014, KCR-60 selesai diproduksi. KCR-60 ini memiliki lebar 8,1 meter, tinggi geladak 4,85 meter, sarat air 2,6 meter dan berat total 460 ton.

Jumlah kru yang dapat ditampung sebanyak 55 orang. Sebagai armada pengembangan dari FPB-57, KCR-60 memiliki banyak keunggulan dari pendahulunya tersebut. Di antaranya, pembuatan KCR-60 ini mulai dari konsep sampai menjadi armada perang menggunakan sumber daya manusia dalam negeri.

Sejak dulu, TNI AL terbiasa menerima alutsista kapal perang jadi. Kapal datang sudah jadi, sehingga TNI AL yang menyesuaikan. Sedangkan untuk KCR-60, sejak awal pembuatan, PT PAL terus berkomunikasi dengan TNI AL mengenai apa yang mereka butuhkan. Sehingga lahirlah KCR-60 ini.

Dari segi desain, keunggulan KCR-60 dibandingkan FPB-57 dari segi interior yang sudah sangat modern dan minimalis walaupun untuk fungsi tempur.
Berbagai desain ruangan KCR-60
Selain itu, mesin yang digunakan sangat efisien bahan bakarnya tetapi mampu menghasilkan tenaga sesuai yang diharapkan. Adapun kecepatan maksimal yang dapat dijangkau yaitu 28 knot.

KCR-60 juga sudah diakomodir untuk hentakan senjata. Jadi, ketika menembakkan senjata dari atas kapal, posisi kapal pun tetap stabil. Bentuk lambung kapal yang bagus dan stabil, model dan siluet yang terlihat gagah membuat TNI AL merasa cocok dengan KCR-60 ini.

Walau keseluruhan produksi dikerjakan di Indonesia, namun PT PAL tetap mendapat pengawalan dan pengawasan yang ketat dalam proses produksi oleh Satuan Tugas Kapal Cepat Rudal 60 dari TNI AL dan Biro Klasifikasi Indonesia. Sehingga, kualitas dan keamanan KCR-60 bisa terjamin.

Mengkombinasikan antara kebutuhan TNI-AL dan regulasi pun sempat menjadi tantangan tersendiri bagi PT PAL.
KCR KRI Tombak 629
Saat ini ada tiga unit KCR-60 yang beroperasi untuk mengamankan laut nusantara, yaitu KRI Halasan-630 untuk armada wilayah barat serta KRI Sampari-628 dan KRI Tombak-629 untuk armada wilayah timur. Dengan adanya KCR-60 ini, diharapkan makin memperkuat armada kapal perang Indonesia untuk mewujudkan cita-cita pemerintah membangun poros maritim.

Spesifikasi KCR 60 PT PAL
Kelas dan jenis
Jenis Kapal
Tonase
Bobot benaman
Panjang
Lebar
Tinggi
Sarat air
Tenaga
Kecepatan
Awak kapal
Senjata

: Kelas Sampari
: Kapal Cepat Rudal 60m
: 378,09 (GT); 197,82 (NT)
: 250 ton
: 60 m (19.685 ft 0 in)
: 8,10 m (2.657 ft 6 in)
: 4,85 m (1.591 ft 2 in)
: 2,60 m (853 ft 0 in)
: 2 x 2,880 kW (3,862 hp) (MTU 16V400M73L)
: 28 knot (52 km/h; 32 mph) (maksimum)
: 55
: Meriam Bofors 57 mm
  Rudal anti-kapal C-705 (jangkauan 140 km)