Jet tempur Kowsar Iran. (IRNA) |
Teheran, Artileri
Perusahaan Industri Pesawat Terbang Iran (HESA) menyerahkan tiga jet tempur Kowsar produksi lokal kepada Angkatan Udara Republik Islam dalam sebuah upacara pada hari Kamis, 25 Juni 2020.
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Khatami, Komandan Angkatan Darat Iran Brigadir Jenderal Abdolrahim Musavi, Komandan Angkatan Udara Iran Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh.
Jet tempur Kowsar mulai diperkenalkan oleh Iran pada Juli 2017 dan didemonstrasikan di hadapan audiensi internasional di pertunjukan udara MAKS di Moskow, kantor berita Iran Mehr melaporkan pada hari Kamis.
Pesawat dua pilot bermesin ganda ini sukses melewati uji terbang pada 21 Agustus 2018 di hadapan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Kowsar memiliki banyak fitur canggih, termasuk sistem pengendalian tembakan dan avionik terintegrasi, tampilan digital multi-fungsi, sistem Head Up Display (HUD) canggih untuk meningkatkan akurasi serangan dan radar pengendali tembakan multi-fungsi canggih untuk mempercepat identifikasi target dan ancaman eksternal, Mehr mencatat.
Kowsar saat ini tengah diproduksi secara massal dalam versi kursi tunggal dan ganda, versi yang terakhir dapat digunakan untuk pendidikan pilot dan keperluan militer lainnya.
Komandan pangkalan udara Shahid-Lashkari di Teheran, Brigadir Jenderal Mohammad Zalbeiji mengatakan kepada Mehr pada akhir Mei lalu bahwa: "pesawat tempur (Kowsar) dilengkapi dengan peralatan paling modern dan mampu menggunakan senjata presisi tinggi."
Baca juga: 4 Senjata Andalan Iran Bila Terjadi Perang
Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)
Pada Juli 2015, Iran dan enam negosiator internasional mencapai kesepakatan bersejarah untuk menyelesaikan masalah klasik soal atom Iran. Negosiasi selama berbulan-bulan akhirnya melahirkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), implementasi yang akan sepenuhnya menghapus sanksi ekonomi dan keuangan bagi Iran yang sebelumnya diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Perjanjian tersebut juga menetapkan bahwa embargo senjata akan dicabut dari Iran dalam waktu 5 tahun, pengiriman senjata tetap dimungkinkan sebelum batas itu, tetapi hanya dengan izin Dewan Keamanan PBB. Kesepakatan tidak bertahan bahkan tiga tahun: pada bulan Mei 2018, Amerika Serikat mengumumkan keluar secara sepihak dari JCPOA dan mengembalikan sanksi keras terhadap Teheran.
Baca juga: Kekuatan Kapal Selam Iran Salah Satu yang Terkuat di Dunia
AS ingin embargo senjata terhadap Iran terus berlanjut
Amerika Serikat tidak akan mengizinkan niat Iran membeli jet tempur Rusia atau China, terlepas dari apakah PBB memperpanjang embargo senjata terhadap Iran pada Oktober nanti.
AS mencatat bahwa pencabutan larangan penjualan senjata ke Teheran bukan berarti bahwa Iran dapat membeli pesawat tempur, seperti Su-30 Rusia atau J-10 China. Menurut menteri luar negeri AS Mike Pompeo, ini tidak bisa dibiarkan.
"Dengan pesawat mematikan ini, Eropa dan Asia akan berada di bawah todongan senjata Iran. Amerika Serikat tidak akan pernah membiarkan ini terjadi," tulis Pompeo.
Pompeo juga melampirkan gambar dalam publikasinya, yang menggambarkan jangkauan tempur dari Su-30 dan J-10, masing-masing, 3.000 dan 1.648 km. Angka tersebut menunjukkan bahwa sebuah jet tempur Rusia dari Iran akan dapat terbang ke Jerman, Swiss, Finlandia, Italia dan negara-negara lain. Sedangkan jet tempur China akan dapat mencapai perbatasan barat daya beberapa negara di Eropa Timur.
Baca juga: Peta Kekuatan Perang Iran VS Israel
Baca juga: Iran Berhasil Luncurkan Satelit Militer Pertamanya
Amerika Serikat dan Rusia saling berhadapan atas embargo senjata Iran
Pada 23 Juni 2020, Amerika Serikat mengajukan ke Dewan Keamanan PBB sebuah rancangan resolusi tentang perpanjangan embargo senjata terhadap Iran, yang akan berakhir pada musim gugur ini.
Sebelumnya, menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Anthony Guterresch, di mana ia menyebutkan bahwa perwakilan senior Departemen Luar Negeri AS sedang mempromosikan ide-ide tentang memaksakan embargo senjata tanpa batas ke Iran melalui Dewan Keamanan PBB dan menggunakan mekanisme yang disediakan untuk dalam resolusi 2231 (mengatur pembentukan rencana aksi Komprehensif Bersama).
Di saat yang sama, menteri Rusia menekankan bahwa tidak ada alasan obyektif untuk mengangkat lagi masalah embargo senjata terhadap Iran. Dia mengingatkan bahwa "permissive order of deliveries" peralatan militer ke Iran bersifat sementara - ini dilakukan untuk mematuhi perjanjian yang dicapai pada 2015, yang sekarang tidak lagi relevan.
Seperti yang ditekankan Lavrov, penerapan pembatasan pasokan senjata ke Iran setelah 18 Oktober 2020 tidak pernah diharapkan, dan tidak ada alasan hukum atau alasan lain untuk mempertimbangkan kembali pembatasan ini.
Baca juga: Analis: Jet Tempur Kowsar Iran Sebenarnya F-5 AS
Baca juga: F-14 Tomcat, Garda Terdepan Angkatan Udara Iran
Jet tempur Kowsar
Kowsar atau juga disebut Kosar adalah jet tempur generasi keempat yang diproduksi oleh Iran. Pesawat ini sepenuhnya dikembangkan oleh Iran.
Kowsar dilengkapi dengan komputer balistik dan radar multiguna. Produksi Kowsar di Perusahaan Manufaktur Pesawat Iran diresmikan pada hari Sabtu, 3 November 2018, oleh Komandan Angkatan Darat Iran Abdulrahim Mousavi dan Menteri Pertahanan Iran Amir Khatami.
Menurut analis penerbangan Barat, jet tempur Kowsar tidak efektif sebagai senjata dalam perang modern, tetapi bila sebagai pesawat latih dan serang ringan maka pesawat ini memiliki beberapa potensi positif.
Kowsar adalah salinan lanjutan dari pesawat tempur multiperan Amerika Serikat Northrop F-5, yang dikembangkan pada akhir tahun 50-an.*