Ledakan yang dihasilkan bom dapat menyebabkan kehancuran dan kerusakan terhadap benda mati dan benda hidup disekitarnya, yang diakibatkan oleh pergerakan tekanan udara dan pergerakan fragmen-fragmen peledak yang terdapat di dalam bom, maupun serpihan fragmen benda-benda disekitarnya.
Selain itu, bom juga dapat membunuh manusia hanya dengan suara dan getaran yang dihasilkannya saja. Bom telah dipakai selama berabad-abad dalam peperangan konvensional maupun non-konvensional.
Efek kehancuran akibat bom terbukti pada dua perang besar, yakni Perang Dunia I dan II. Eropa dan Asia mengetahui betul bentuk-bentuk kehancuran yang ditimbulkan oleh bom.
Sebagai alat penghancur, bom digunakan pertama kali oleh pasukan Dinasti Jin menyerang kota yang dikuasai oleh Dinasti Song pada tahun 1221. Bom yang digunakan waktu itu tabung bambu berisikan bubuk mesiu. Bom dengan wadah logam berisikan mesiu, baru digunakan pada sekitar abad 14, masih di Tiongkok.
Bom itu dipakai ketika pasukan Dinasti Jin (1115-1234) melawan serangan pasukan Mongol. Pasukan Jin memakai bom itu dengan menyulutnya terlebih dahulu baru kemudian dilemparkan ke pasukan penyerang. Konon suara ledakan bom ini terdengar hingga radius 30 mil, seperti guntur. Efek kehancuran yang ditimbulkan adalah panas di sekitar lokasi ledakan. Bahkan kekuatan bom itu dapat menembus baju baja.
Arkeologi bawah laut dari Kyushu Okinawa Society menemukan sisa kapal perang Mongol yang tenggelam dalam invasi ke Jepang, ternyata membawa pula bom yang pernah digunakan oleh pasukan Dinasti Jin. Bom-bom itu masih tersimpan rapih lengkap dengan bubuk mesiunya.
Penggunaan bom dari wilayah Tiongkok kemudian melebar ke dunia barat ratusan tahun kemudian untuk kemudian berkembang menjadi bom dengan detonator, berukuran raksasa, dijatuhkan dari udara, hingga yang bermuatan nuklir.
Resources
- Paksi Suryo Raharjo. https://merahputih.com/post/read/bom-sudah-ada-sejak-abad-11
- https://id.wikipedia.org/wiki/Bom