Pesawat amfibi terbesar di dunia AG600 Kunlong buatan perusahaan AVIC China akan segera digunakan pada tahun 2022, kantor berita Xinhua melaporkan pada 13 Mei mengutip sumber dari pabrikan pesawat.
"Kami berusaha keras untuk mendapatkan sertifikasi kelaikan udara dari otoritas penerbangan sipil pada 2021 dan mengirimkannya (pesawat) kepada pelanggan pada 2022," kata Xinhua mengutip Huang Lingcai, kepala perancang AG600 di perusahaan milik negara China Aviation Industry Corporation of China ( AVIC).
AG600 terbang pertama kali pada 24 Desember 2017. Pesawat lepas landas dari landasan pacu di bandara Jinwan di Zhuhai, Guangdong, China. Penerbangan itu berlangsung sekitar satu jam. Di awal bulannya, Kunlong dinyatakan lulus penilaian kualitas teknis resmi, salah satu rintangan besar terakhir yang harus dilewati sebelum penerbangan perdana dijadwalkan.
Huang menegaskan bahwa AG600 akan terbang lebih banyak di tahun ini, termasuk take-off pertama dari air yang rencananya akan dilakukan di waduk besar di Jingmen.
Ukuran AG600 lebih kurang sama dengan Boeing 737, dengan panjang 37 meter dan rentang sayap 38,8 meter. Didukung oleh empat mesin turboprop WJ-6, maksimal berat take-off pesawat ini adalah 53,5 ton, kecepatan jelajah maksimumnya 500 kilometer per jam, sedangkan jangkauan maksimumnya sekitar 4.500 kilometer (tanpa tambah bahan bakar).
Menurut Huang, AG600 dapat melakukan perjalanan pulang pergi tanpa pengisian bahan bakar dari pulau selatan provinsi Hainan ke James Shoal, sebuah dangkalan kecil di utara Sarawak yang disengketakan di Laut Cina Selatan yang dikelola oleh Malaysia tetapi diklaim oleh China sebagai wilayahnya paling selatan.
Berdasarkan informasi yang disediakan oleh AVIC, AG600 dapat mengumpulkan air sebanyak 12 ton dalam waktu 20 detik, dan dapat membawa total 370 ton air dalam satu kali jalan. Misi utama pesawat amfibi ini diantaranya operasi SAR maritim dan pemadam kebakaran udara.
Untuk penggunaan militer, AG600 dapat dikerahkan dalam operasi militer sebagai pesawat angkut personel militer dan pasokan ke pos-pos militer terpencil di Laut China Selatan.
Seperti yang diklaim oleh para pengembang pesawat, AG600 hanya membutuhkan air dengan kedalaman 2,5 meter untuk mendarat dan lepas landas, dan mampu mendarat di gelombang setinggi 2 meter, itu akan menjadi pesawat yang ideal untuk memasok kebutuhan apapun di kepulauan yang dikelilingi oleh perairan dangkal.
Selain itu, AG600 dapat digunakan untuk misi patroli jarak jauh, anti-kapal selam, dan misi penyebaran ranjau. Namun, sejumlah ahli Angkatan Laut China masih dibuat ragu oleh catatan yang menyebutkan bahwa pesawat itu memiliki sejumlah batasan operasional dan mungkin tidak efektif dari segi biaya.
Apapun itu, China telah memesan 17 unit AG600 untuk penggunaan domestik, tetapi diperkirakan akan memesan lebih dari 50 pesawat tambahan dalam waktu dekat. Sampai sekarang, AVIC belum menerima pesanan ekspor dari negara luar, meskipun beberapa negara telah dilaporkan tertarik untuk mengakuisisi pesawat yang saat ini menjadi pesawat amfibi terbesar di dunia tersebut.
Resources
- https://thediplomat.com/2018/05/china-built-worlds-largest-amphibious-aircraft-to-be-ready-for-delivery-by-2022/
- Gambar: Republic World, China Daily HK, Pinterest