Kamis, Desember 18, 2014

Ini Bukan Hiu, Tapi Robot Pengintai AL AS

GhostSwimmer
(Gambar: U.S. Navy by Edward Guttierrez III)

Militer AS banyak melakukan eksperimen di bidang biomimikri, yakni mencontoh desain dari alam untuk digunakan dalam teknologi baru. Sebut saja "Cheetah" robot hewani mirip cheetah ini mampu berlari dengan kecepatan hampir 50 km perjam, "Stickybot" yang naik dinding seperti tokek, dan "iSprawl" yang terinspirasi dari kecoa.

Tidak hanya itu, pesawat pembom siluman B-2 AS juga tampak dari samping persis seperti burung hantu terbang. Kini Angkatan Laut AS (US Navy) pekan lalu baru saja selesai menguji coba drone bawah air (UUV) "GhostSwimmer" di Naval Amphibious Base Little Creek, Virginia.

GhostSwimmer adalah inovasi terbaru dari proyek Silent NEMO yang dipimpin oleh US Navy. GhostSwimmer dikembangkan seukuran ikan tuna albacore, namun bentuknya lebih menyerupai hiu lengkap dengan sirip punggungnya.

Dengan panjang sekitar 1,5 meter dan berat hampir 45 kilogram, GhostSwimmer mampu beroperasi di kedalaman air berkisar antara 0,25 meter hingga 90 meter.

Menurut Navy Warfare Development Command (NWDC), robot yang cara berjalannya persis seperti ikan ini dirancang untuk melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian bawah air, serta untuk inspeksi lambung kapal.

"GhostSwimmer akan membuat angkatan laut lebih sukses di banyak jenis misi, sekaligus menjaga penyelam dan pelaut agar tetap aman," kata Michael Rufo, direktur Boston Engineering Advanced Systems Group yang mengembangkan UUV untuk US Navy. "Boston Engineering mengembangkan UUV berukuran tuna ini untuk berenang layaknya ikan, dengan sirip dan ekor yang bergerak," lanjut Rufo.

GhostSwimmer
(Gambar: U.S. Navy by Edward Guttierrez III)

Robot ini mampu beroperasi secara otonom dalam waktu yang lama karena baterainya yang tahan lama, tetapi juga dapat dikontrol melalui laptop dari kabel 152 meter. Bila menggunakan kabel, informasi dapat terus dikirimkan oleh GhsotSwimmer, namun jika beroperasi secara otonom (tanpa kabel), robot ikan ikan ini harus dinaikkan secara berkala ke permukaan untuk pengambilan data.

US Navy mengatakan, untuk sementara waktu GhostSwimmer masih digunakan untuk mengumpulkan data tentang kondisi pasang surut, arus, ombak, dan cuaca. Kedepan, GhostSwimmer akan ditugaskan untuk berenang ke perairan musuh untuk misi pengintaian.

"Saat ini kami sedang menggunakan mereka untuk mengumpulkan data lingkungan. Sebagaimana teknologi terus maju, kami pasti akan dapat menggunakannya untuk pengintaian, dan akhirnya kami akan mempersenjatai mereka," ujar Christopher Harmer, seorang analis senior US Navy.

Sebuah proyek serupa yang dikerjakan oleh Boston Engineering adalah 'BIOSwimmer'. Robot ikan dengan panjang hampir 2 meter yang dirancang untuk mendeteksi selundupan tersembunyi pada lambung kapal. Untuk menjalankan misinya, BIOSwimmer dilengkapi dengan peralatan sensor canggih.


Para pecinta hewan tentunya akan sangat senang mendengar GhostSwimmer atau BioSwimmer dapat menggantikan pekerjaan lumba-lumba hidung botol dan singa laut California US Navy saat ini untuk menemukan ranjau bawah air dan merecovery peralatan.*