Rabu, April 22, 2020

Iran Berhasil Luncurkan Satelit Militer Pertamanya

Foto ini dirilis Rabu, 22 April 2020, oleh Sepahnews, menunjukkan roket Iran yang membawa satelit militer diluncurkan dari Gurun Markazi, Iran. (Kredit: Sepahnews via AP)

Garda Revolusi Iran mengumumkan mereka telah berhasil meluncurkan satelit militer pertama negara itu pada hari Rabu, 22 April 2020.

"Satelit yang dijuluki Noor itu berhasil diluncurkan dari (roket) peluncur dua tahap, Qassed, dari Gurun Markazi di Iran," kata situs web milik Garda, Sepahnews, sebagaimana dilaporkan AFP.

Reuters melaporkan, pasukan elit Iran itu mengatakan bahwa satelit telah mencapai orbit. "Satelit itu mengorbit bumi pada ketinggian 425 kilometer," menurut situs web pasukan itu.

"Tindakan ini akan menjadi sukses besar dan perkembangan baru di bidang ruang angkasa untuk Republik Islam Iran," tambahnya, sebagaimana dilaporkan Barrons.

Peluncuran mendadak satelit itu terjadi lebih dari dua bulan setelah Iran meluncurkan satelit lainnya yang gagal mengorbit. Satelit sebelumnya bernama Zafar, yang diluncurkan pada awal Februari, beberapa hari sebelum peringatan ke-41 Revolusi Islam.

Iran klaim roketnya bukan untuk nuklir
Keberhasilan Iran ini tidak serta merta membuat Amerika Serikat (AS) senang. AS menyebut peluncuran satelit Iran sebagai sebuah program kedok untuk pengembangan rudal balistiknya.

Sebelumnya saat Iran meluncurkan roket lainnya pada Januari 2019, AS juga mengkritik program itu. AS menyamakan peluncuran roket itu sebagai pelanggaran pembatasan rudal balistik oleh Iran.

Hubungan Iran dan AS telah memanas sejak Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 lalu. Di mana setelahnya AS menerapkan kembali sanksi ekonomi pada Iran dengan tujuan agar Iran mau membatasi pengembangan senjata nuklirnya.

Namun Iran terus mengatakan negaranya tidak berniat untuk membuat senjata nuklir dan mengatakan bahwa kegiatan kedirgantaraannya damai dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sejumlah pejabat AS telah  mengkhawatirkan bahwa teknologi roket jarak jauh yang digunakan Iran untuk menempatkan satelit ke orbitnya dapat dimanfaatkan pula sebagai rudal balistik yang berkemampuan nuklir. Namun Iran membantah pernyataan AS dan mengklaim tak pernah mengejar pengembangan senjata nuklir.*