![]() |
Kapal selam kelas Yasen, "Kazan", keluar untuk pertama kalinya untuk uji coba laut, 24 September 2013. (Gambar oleh CrazyMk / forums.airbase.ru) |
Kapal selam rudal bertenaga nuklir (SSGN) kelas Yasen Rusia, Kazan, saat ini sedang menjalani uji coba laut dan diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini. Rusia berencana untuk membangun sembilan SSGN kelas Yasen dan lima di antaranya sedang dalam pembangunan.
Kazan tampak sangat berbeda dari Severodvinsk, Yasen pertama. Karena perbedaannya, Kazen juga disebut dari kelas Yasen-M. Ukuran Kazan lebih pendek sembilan meter dari Severodvinsk yang 139,2 meter. Busur Kazan lebih tajam dan ada delapan tabung torpedo bukan sepuluh seperti Severodvinsk. Ukuran dan bentuk sistem kemudi/baling-baling telah ditingkatkan. Sekitar setengah dari pengurangan panjang adalah dengan mengorbankan tempat awak. Namun itu bukan menjadi masalah karena awak Kazan hanya berjumlah 64 orang dibanding Severodvinsk yang 90 orang.
Pengurangan panjang dan jumlah awak tergantikan dengan lebih banyaknya sistem otomatis dan perangkat elektronik yang lebih baik sehingga menghemat tempat dan minim perawatan. Perbaikan dan peningkatan kelas Yasen tampaknya memang sudah direncanakan bahkan sebelum Severodvinsk selesai.
Sementara Severodvinsk menelan biaya $1,6 miliar (sekitar 270T rupiah), biaya Kazan hanya setengahnya dan kapal selam berikutnya diperkirakan masing-masing hanya sekitar $700 juta. Angkatan Laut Rusia yakin perubahan dalam desain Yasen akan memecahkan lebih banyak masalah daripada menghadirkan masalah.
Kelas Yasen memiliki masalah serius, Rusia menyadarinya ketika Severodvinsk menghadapi serangkaian masalah yang tampak tak kunjung habis selama uji coba.
Pada pertengahan 2014, setelah dua dekade upaya konstruksi yang tertunda dan hampir enam bulan uji coba penerimaan, Angkatan Laut Rusia akhirnya benar-benar mengoperasikan Severodvinsk. Severodvinsk memiliki riwayat yang "salah" dalam perjalanannya masuk ke armada Angkatan Laut Rusia. Perlu diketahui, pembangunan Severodvinsk dimulai pada tahun 1993, berdasarkan desain dan teknologi era Perang Dingin. Kemudian ada uji coba laut, yang memakan waktu dua tahun di mana Severodvinsk menghabiskan 30 persen (222 hari) waktunya di laut dan telah menyelam lebih dari seratus kali. Severodvinsk setidaknya juga sudah menembakkan lima rudal jelajahnya secara langsung. Uji coba laut seharusnya tidak berlangsung selama itu, tetapi Rusia tampaknya menginginkan SSGN ini istimewa dalam banyak hal.
Rencana menempatkan Severodvinsk ke layanan sempat dua kali ditunda pada tahun 2013. Pada awal uji coba laut terungkap bahwa reaktor nuklirnya tidak menghasilkan tenaga yang cukup dan kemampuan kapal untuk tetap senyap selama di bawah air tidak seperti yang diharapkan. Kapal selam yang berisik dan kurang bertenaga bukanlah kapal selam yang siap tempur dan Angkatan Laut Rusia menuntut agar pembangun memperbaikinya sebelum 2014.
Pada era 1990-an minimnya pendanaan dan pekerjaan membuat banyak para ahli Rusia meninggalkan perusahaan pembuat kapal selam nuklir dan komponen kompleksnya. Sedangkan mereka yang tetap memilih tinggal telah menghasilkan daftar kesalahan pada produk kapal selamnya seperti Yasen. Adanya masalah yang belum ada solusi, membuat kelas Yasen pertama ditunda untuk memasuki layanan selama setidaknya satu tahun. Yasen kedua, Kazan, kemungkinan juga masih akan menemukan masalah meskipun tentunya bukan lagi masalah serius seperti Yasen pertama.
Pada awal 2011, untuk pertama kalinya awak Severodvinsk menurunkan kapal mereka ke laut, atau setidaknya hanya berlayar di sekitar pelabuhan. Uji coba laut akan dimulai tiga bulan kemudian, tetapi pertama-tama, kapal selam itu harus menjalani beberapa ujian guna memastikan semuanya bekerja. Uji coba pelabuhan dinyatakan berhasil dan dipandang sebagai kemajuan besar. Namun segalanya memburuk setelah itu, dengan beberapa kali penundaan karena semakin banyak masalah yang ditemui.
![]() |
Kapal selam kelas Yasen, "Kazan", keluar untuk pertama kalinya untuk uji coba laut, 24 September 2013. (Gambar oleh CrazyMk / forums.airbase.ru) |
Kazan berbeda. Konstruksinya dimulai pada 2009 dan dibangun sampai 2017. Ini dua tahun lebih lama dari yang diharapkan dan tampaknya ini efek dari penerapan perubahan desain. Yasen ketiga, Novosibirsk, konstruksinya belum dimulai hingga 2013 dan sudah diluncurkan pada 2019 lalu. Itu dua tahun lebih cepat dari Kazan, dan Yasen keempat, Krasnoyarsk, yang mulai dikonstruksi pada 2014 diperkirakan akan memakan waktu pembangunan yang sama dan akan diluncurkan pada 2021. Yasen kelima, Arkhangelsk, mulai dikonstruksi setahun setelah Yasen keempat dan diperkirakan akan diluncurkan pada 2022.
Rusia tampak cukup yakin dengan kemampuan Yasen-nya yang sudah didesain ulang, salah satunya karena kemampuan senyap dan tenaga Severodvinsk sudah seperti yang diharapkan. Amerika Serikat (AS) sendiri memberikan pengakuan bahwa, selama pelayaran jarak jauh pertama Severodvinsk pada tahun 2018, Angkatan Laut AS menemukan kesulitan dalam menemukan dan melacaknya. Itu tidak biasa untuk kapal selam Rusia, yang biasanya cukup berisik untuk dilacak oleh sistem deteksi kapal selam AS.
Kazan juga akan berkesempatan untuk membuktikan kemampuan silumannya seperti Severodvinsk dalam beberapa bulan ke depan ketika mengharuskannya berlayar jauh di perairan yang dipatroli oleh pesawat ASW (anti-kapal selam), kapal permukaan, kapal selam, dan sistem deteksi kapal selam AS lainnya.
Pada akhirnya, kapal selam kelas Yasen merupakan kemajuan besar dalam teknologi kapal selam Rusia. Juga menjadi luar biasa karena bangunan kapal selam Rusia itu tetap dijaga untuk "hidup" di kemudian hari sejak Perang Dingin berakhir pada tahun 1991. Memang banyak kapal selam yang sedang dibangun dan dibatalkan pada akhir Perang Dingin, tapi masih ada kapal selam Rusia yang terus menunggu hingga satu dekade untuk dilanjutkan pembangunannya.
Awak Yasen pertama sudah dibentuk pada 2007 dan kemudian menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk pelatihan, dan pastinya menunggu. Para awak akhirnya mendapat kapal baru mereka pada tahun 2013, setelah mengalami beberapa kali penundaan.
![]() |
Infografik kapal selam Kazan. (Gambar: Hisutton).
Klik untuk resolusi yang lebih besar
|
Kazan yang berbobot 8.600 ton ini memiliki delapan tabung VLS (sistem peluncuran vertikal) yang dapat membawa 32 rudal anti-kapal Oniks atau empat puluh rudal Kalibr yang lebih lambat (mirip dengan Tomahawk AS) atau rudal jelajah Kn-101 yang lebih kuat, serta tentunya tabung torpedo.
Oniks dirancang sebagai rudal "pembunuh kapal induk" karena berkecepatan tinggi mendekati akhir penerbangannya dan sulit untuk dicegat. Tabung torpedo sebenarnya diinginkan berukuran lebih besar agar dapat menggunakan beberapa torpedo desain baru. Namun desain tersebut tidak berjalan sesuai rencana sehingga diputuskan tetap menggunakan tabung torpedo 533mm standar yang desainnya lebih tua namun telah terbukti.
Yasen kini sangat terotomatisasi, itulah sebabnya hanya perlu diawaki oleh 64 orang, kurang dari setengah awak yang dibutuhkan untuk menjalankan kapal selam kelas Virginia baru AS yang berjumlah 134 orang.
Desain Yasen masih didasarkan pada kapal selam kelas Akula dan Alfa Rusia sebelumnya. Rusia awalnya berencana membangun 30 Yasen, sebelum akhirnya dikurangi menjadi sembilan. Sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan ini, Rusia mengatasinya dengan program perbaikan dan peningkatan kapal-kapal selam era Perang Dingin mereka demi mendapatkan sejumlah kapal selam modern di masa mendatang.
Yasen adalah jawaban untuk kelas Virginia Amerika. Bedanya, Virginia adalah desain baru sedangkan Yasen adalah upaya di akhir Perang Dingin yang teknologinya telah ditingkatkan dalam dua dekade yang dibutuhkan untuk membangun Yasen yang pertama. Virginia pertama mulai dikonstruksi pada tahun 1999 dan mulai beroperasi pada tahun 2004. Sejauh ini ada 19 dalam layanan Angkatan Laut AS, 11 lainnya sedang dalam pembangunan dan total 66 pada akhirnya akan memasuki layanan.*