Rabu, Oktober 10, 2018

F35 Sudah Terhubung Dengan HIMARS untuk Penembakan Roket

HIMARS tembakkan roket

Menggunakan Datalink, F-35B Korps Marinir AS dan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS) akan bertukar data target. Penggunaan pesawat generasi ke-5 ini terus ditingkatkan untuk memperpendek siklus "sensor-to-shooter."

"Kami dapat menghubungkan F-35 ke HIMARS, ke tembakan roket ... dan kami dapat menargetkan conex box tertentu," Letnan Jenderal Steven R. Rudder, wakil komandan untuk penerbangan, Korps Marinir AS, mengatakan pada Jumat seperti yang dilaporkan Marine Corps Times.

Integrasi terjadi selama pelatihan senjata dan taktik Marinir di Yuma, Arizona: F-35 mengumpulkan lokasi target menggunakan sensor onboard high-end dan berbagi koordinat target ke sistem HIMARS melalui datalink dalam skenario "sensor to shooter." Unit HIMARS kemudian menghancurkan target.

HIMARS adalah sistem roket mobile yang dapat dengan cepat disebarkan melalui udara, menggunakan C-130 Hercules. HIMARS membawa enam roket atau satu misil MGM-140 ATACMS di truk lima ton Family of Medium Tactical Vehicles (FMTV) Angkatan Darat, dan dapat meluncurkan semua Multiple Launch Rocket System Family of Munitions (MFOM).

Dalam skenario tertentu, pos komando dan kontrol, kapal perang atau pesawat udara mentransmisikan data target melalui datalink aman ke komputer peluncuran HIMARS. Komputer kemudian mengarahkan peluncur dan memberikan sinyal cepat kepada kru untuk mempersenjatai dan menembakkan sejumlah putaran yang telah dipilih sebelumnya. Peluncur dapat membidik target hanya dalam 16 detik.

Korps Marinir AS belakangan intens menguji cara-cara baru dalam menggunakan HIMARS. Misalnya, pada musim gugur lalu, mereka berhasil menembak dan menghancurkan target sejauh 70 km di darat dari dek kapal amfibi USS Anchorage. Kemampuan pasukan amfibi untuk menekan pertahanan pantai musuh dari jarak jauh menggunakan artileri merupakan hal penting untuk memungkinkan Marinir masuk ke daratan.

Tujuannya jelas yaitu untuk mempersingkat apa yang dikenal sebagai siklus sensor-to-shooter - waktu yang dibutuhkan mulai dari ketika target terdeteksi oleh sensor - baik manusia atau elektronik - dan ketika diserang. Mempersingkat waktu adalah hal terpenting dalam medan perang yang sangat dinamis.

Pada September 2016, uji coba langsung melibatkan F-35B yang terintegrasi dengan Naval Integrated Fire Control-Counter Air (NIFC-CA). Tes ini bertujuan untuk menilai kemampuan untuk menembak jatuh rudal jelajah yang masuk. (fr)