Pada 2 Agustus lalu, pesawat tempur Tejas Light Combat Aircraft (LCA) buatan India melakukan pendaratan kapal induk untuk pertama kalinya. Varian angkatan laut dari Tejas adalah pesawat berbasis kapal induk pertama buatan India.
Tejas yang dimaksud sebenarnya tidak melakukan pendaratan di dek kapal induk. Hanya saja pesawat itu berlatih mendarat dengan menangkap seutas kabel penahan di darat layaknya di kapal induk.
Mendaratkan pesawat di dek kapal induk merupakan pekerjaan yang sulit. Selain fakta bahwa kapal induk adalah landasan udara bergerak, pesawat juga harus melambat dengan sangat cepat. Ini mengharuskan pilot menangkap kabel penahan dengan tailhook pesawat, yang memperlambat pesawat dalam hitungan detik. Itulah yang dipraktekkan India pada 2 Agustus lalu, meskipun dari posisi di darat.
Meskipun demikian, juru bicara Hindustan Aeronautics Limited (HAL), yang membangun pesawat Tejas, menyatakan: "India telah bergabung dengan klub terpilih AS, Eropa, Rusia, dan China yang memiliki kemampuan pendaratan dek pesawat tempur."
Tapi kenyataannya, ini hanyalah langkah pertama di jalan yang masih panjang. Seperti The Hindustan Times, sebuah surat kabar India populer, menunjukkan: "Ini adalah yang pertama dari serangkaian tes ketat yang akan dilakukan sebelum pesawat tempur diuji beroperasi di dek kapal induk yang sesungguhnya, yang bisa memakan waktu lebih dari setahun."
Meskipun demikian, itu tetap menjadi kabar baik bagi jet tempur Tejas yang diterpa isu kepunahan. Seolah membangkitkan kembali Tejas dari ambang kehancuran.
Bahkan varian Tejas berbasis darat (untuk Angkatan Udara) juga telah diterpa masalah. Pada bulan Maret tahun ini, media India melaporkan bahwa Hindustan Aeronautics Limited telah kehilangan target memproduksi dua puluh pesawat menjadi 6 pesawat saja.
“Kami tidak mendapatkan jet sebanyak yang kami inginkan. Sekarang skuadron Tejas pertama seharusnya melantik 20 pesawat. Enam pesawat hampir tidak bisa disebut skuadron, ”kata sumber yang tidak disebutkan namanya (kemungkinan besar pemerintah) dilansir dari The Hindustan Times.
Jet tempur Tejas India lepas landas dari dek kapal induk Tiruan |
Itu belum semuanya. Kementerian Pertahanan India sebelumnya telah menetapkan tenggat waktu hingga Juni 2018 bagi Tejas untuk lulus izin operasional akhir. Sudah dipastikan, itu terlewatkan. Padahal, Kementerian Pertahanan jauh sebelum itu pernah mengatakan bahwa Tejas akan siap tempur pada tahun 2012.
Molornya pengembangan Tejas menyebabkan kesulitan parah bagi Angkatan Udara India. Militer India telah menyatakan bahwa negara itu idealnya memiliki sekitar 42 skuadron untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh China dan Pakistan. Setiap skuadron terdiri dari 18 hingga 20 pesawat.
Saat ini, Angkatan Udara India hanya memiliki 32 skuadron. Sepuluh skuadron diantaranya diisi pesawat buatan Rusia yang sudah tua, dan diperkirakan akan pensiun pada 2022. Beberapa perhitungan bahkan menunjukkan bahwa Angkatan Udara hanya akan memiliki sembilan belas skuadron pada tahun 2027.
Dalam skenario terburuk, jumlahnya itu bisa turun menjadi 16 skuadron — atau sekitar 300 pesawat — pada tahun 2032. Sebaliknya, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China diperkirakan akan memiliki 1.700 pesawat tempur, meskipun angka ini adalah total pesawat Angkatan Udara dan Angkatan Laut PLA, juga termasuk pesawat pembom.
Selain itu, program kapal induk India sedang mengalami krisisnya sendiri. Baru bulan lalu, media melaporkan bahwa India belum lagi menugaskan kapal induk dalam negeri kedua "IAC-2" dalam kerangka waktu 2030-2032 seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Menurut laporan dari IHS Jane, penundaan ini "karena anggaran yang terus menurun, hambatan teknologi, dan, yang paling penting, penundaan-penundaan oleh Kementerian Pertahanan dalam menyetujui program."
Ini berarti India hanya akan memiliki satu kapal induk untuk waktu yang lebih lama, meskipun Angkatan Laut mengatakan mereka perlu minimal tiga kapal induk. Sejak Maret 2017, ketika Angkatan Laut India menonaktifkan kapal induk Kelas Centaur 23.900 tonnya, Angkatan Laut India praktis hanya memiliki satu kapal induk, kelas INS Vikramaditya, bobot 44.000 ton, kapal induk era Soviet yang diperbarui.
Padahal rencananya, INS Vikramaditya seharusnya sudah memiliki tandem kapal induk buatan dalam negeri pada tahun ini. Tidak mengherankan, ini suatu kemunduran. Bahkan akhir tahun lalu media India melaporkan bahwa kapal induk buatan dalam negeri pertama India INS Vikrant dijadwalkan akan diluncurkan dari Galangan Kapal Cochin pada 2021-23, hampir delapan tahun terlambat. (fr)
Resources
- Gambar: Wiki Common