Senin, Agustus 13, 2018

Pesawat Hipersonik China, Mampu Luncurkan Rudal Di 6X Kecepatan Suara

Pesawat hipersonik China Starry Sky-2

China menguji pesawat (wahana) hipersonik yang dapat terbang dengan kecepatan 7.400 km per jam (Mach 6) dan mengubah lintasannya selama penerbangan.

China belum lama ini menguji pesawat hipersonik yang dapat menembakkan rudal nuklir pada kecepatan enam kali kecepatan suara (Mach 6).

Pesawat, yang disebut Starry Sky-2, dapat melakukan penerbangan di langit dengan kecepatan hingga 7.400 km per jam, dan dapat mengubah arah penerbangannya secara tiba-tiba selama penerbangannya - yang berarti pesawat ini berpotensi melewati sistem pertahanan rudal yang ada saat ini.

Pesawat Starry Sky-2 diluncurkan dengan roket multi-tahap (multistage), kemudian terus terbang dengan kecepatan sekitar Mach 5,5 selama 400 detik. Selama penerbangan, pesawat hipersonik ini banyak melakukan manuver di ketinggian sekitar 18 mil (29 km) sebelum mendarat.

Starry Sky-2 adalah jenis kendaraan/pesawat "waverider", yang artinya pesawat ini mampu terbang dan mengendalikan dirinya sendiri di atas gelombang kejut dari dorongan tenaga supersoniknya sendiri.

Menurut Global Times, intelijen AS memprediksi bahwa rudal hipersonik pertama China akan siap tempur sekitar tahun 2020. Song Zhongping, seorang ahli militer dan komentator TV, mengatakan bahwa China terus berusaha keras mengembangkan senjata hipersonik untuk menyaingi Rusia dan AS.

Kecepatan yang luar biasa dari kendaraan hipersonik membuat mereka berpotensi menjadi senjata yang menghancurkan. Kemampuan manuver mereka yang tinggi berarti bahwa sistem pertahanan udara saat ini mungkin tidak akan mampu mencegatnya, dan serangan cepat dengan kecepatan hipersonik akan membuat musuh tidak mampu berencana dan mengantisipasi serangan tersebut.


Lebih jauh lagi, menurut Rand Corporation, “kemampuan manuver berpotensi memberikan pesawat hipersonik kemampuan untuk mengubah misi selama penerbangannya untuk menyerang target lain dari yang sebelumnya direncanakan. Dengan kemampuan terbang dengan lintasan yang tidak dapat diprediksi, rudal-rudal ini akan memiliki area serangan yang sangat besar yang sangat berisiko di banyak penerbangan mereka. ”

Sementara itu, AS dan Rusia juga terus melanjutkan pekerjaan mereka untuk membangun senjata hipersonik mereka sendiri. Pada April 2018, Lockheed Martin mendapat kontrak $ 928 juta untuk mengembangkan rudal hipersonik, sedangkan Rusia telah mengembangkan rudal hipersonik Kinzhal yang kecepatannya mencapai Mach 10 yang dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.

Resources
  • Livescience - National Interest
  • Gambar: openpaper