Senin, Juli 09, 2018

6 Perusahaan Dunia "Rebutan" Tender 110 Jet Tempur India

Jet tempur India

Upaya India dalam pengadaan 110 pesawat tempur untuk angkatan udaranya berkembang dengan enam perusahaan pertahanan global yang telah menanggapi Request for Information (RFI).

Enam perusahaan yang bersaing untuk kontrak Angkatan Udara India (IAF) yang bernilai miliaran dolar itu adalah Boeing dengan F/A-18E/F Super Hornet, Lockheed Martin dengan F-16 Fighting Falcon, Dassault Aviation dengan Rafale, Eurofighter dengan Typhoon, Saab dengan Gripen dan Russian United Aircraft Corporation dengan MiG-35.

"Keenam perusahaan telah menanggapi RFI," kata sumber IAF. Jumat adalah hari terakhir untuk menanggapi RFI.

Para produsen jet tempur yang menanggapi RFI akan menjelaskan parameter operasional dan teknis dari jet tempur mereka. Mereka juga akan mengindikasikan harga jet tempur. IAF sekarang akan menyusun persyaratan teknis untuk tender yang dapat diterbitkan dalam tiga hingga enam bulan ke depan.

Persaingan untuk program 110 jet tempur baru India akan dimulai setelah para pemain global menanggapi tender ini. Sesuai rencana saat ini, produsen sektor swasta India diharapkan akan mengikat pemain global yang menang untuk memproduksi pesawat ini di India.

Keenam perusahaan sebelumnya telah berkompetisi dalam upaya penyediaan 126 pesawat tempur ke IAF, yang dikenal sebagai program Medium Multi Role Combat Aircraft (MMRCA). MMRCA kemudian dibatalkan setelah Perdana Menteri Narendra Modi pada bulan April 2015 mengumumkan bahwa India malah akan mendapatkan 36 jet Rafale dari Perancis dalam kesepakatan government to government.

Kemudian, kementerian pertahanan memiliki rencana lain pengadaan 114 jet tempur mesin tunggal dengan berkolaborasi dengan asing. Rencana ini juga dibatalkan di awal tahun ini. Pada bulan April, kementerian pertahanan mengeluarkan RFI untuk pengadaan 110 jet tempur. Proyek ini mencakup pesawat tempur mesin tunggal dan kembar. Dua dari kompetitor dalam kontes ini adalah fighter mesin tunggal F-16 dan Gripen, sementara empat sisanya bermesin kembar.

Berdasar RFI, pengadaan 110 pesawat harus dengan perbandingan 15 persen pesawat dalam kondisi fly away dan 85 persen sisanya dibuat di India dengan perusahaan India. Melalui RFI, kementerian telah mengundang produsen penerbangan global untuk berpartisipasi dalam proyek dan menawarkan Transfer Teknologi untuk pembuatan pesawat buatan dalam negeri India.

Program ini sangatlah penting bagi IAF, yang kurang kekuatan tempur dengan 31 skuadron (masing-masing 18 pesawat), sedangkan yang dibutuhkan setidaknya 42 skuadron untuk mengatasi ancaman kolusif dari Pakistan dan China.

Tapi, IAF secara terpisah berupaya untuk lebih memperkuat kemampuan tempurnya dengan induksi jet tempur Tejas Light Combat Aircraft. Saat ini sedang membangun 123 Tejas LCA untuk IAF. Dari 40 unit adalah versi Mark 1 dan sisanya 83 adalah versi Mark 1A.

Resources
  • India Times (6 Juli 2018)