Pada malam 30 Mei 1942, Inggris meluncurkan serangan pemboman terbesarnya dalam Perang Dunia II. Dari 1.047 pesawat pembom yang terbang, 41 diantaranya hilang. Di salah satu pesawat pembom yang hilang tersebut ada kisah keberanian seorang pilot yang tewas untuk menyelamatkan krunya.
Sang pilot muda dan berbakat
Leslie Manser lahir di New Delhi, India, pada tahun 1921. Ayahnya seorang insinyur yang berkarier di Departemen Pos dan Telegraf di wilayah kolonial India. Keluarganya sudah kembali ke Inggris ketika Leslie masih kecil dan di sanalah ia mendapatkan pendidikan.Ketika Perang Dunia II menimpa Inggris, Manser mencoba mendaftar ke Angkatan Darat dan Angkatan Laut Inggris. Namun, hanya Royal Air Force (RAF) - Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang pada akhirnya menerimanya. Manser memulai pelatihan pilot pada Agustus 1940, dan menjadi perwira pada Mei 1941, hingga akhirnya Manser menyelesaikan pelatihan operasional dan navigasinya.
Manser adalah salah satu pilot berbakat yang ada di RAF. Keterampilannya sangat terlihat, dan ia bertugas sebagai instruktur di unit pelatihan RAF. Pada April 1942, ia kembali ke skuadron 50, skuadron asalnya yakni pembom. Disana Manser membuktikan keahliannya sebagai komandan sekaligus pilot dan dipromosikan menjadi petugas terbang pada 6 Mei.
Leslie Manser |
Pesawat pembom Manchester
Di skuadron 50, Manser diberi tugas untuk menerbangkan pesawat pembom Manchester. Menerbangkan Manchester bukanlah pekerjaan yang menyenangkan.Dalam menghadapi Perang Dunia II, Inggris banyak kekurangan bom dan pesawat untuk melakukan semacam kehancuran besar yang diinginkan RAF. Eksperimen pun dilakukan dengan pesawat pembom baru, dan Manchester adalah salah satu hasilnya.
Didukung oleh sepasang mesin Vulture Rolls-Royce dan dilengkapi teluk untuk menempatkan bom besar, Manchester memang tampak menjanjikan. Namun sayang kemampuan dan tenaganya kurang dari yang diharapkan dan bermasalah dengan sistem pelumasan. Akhirnya target untuk memproduksi 1.200 unit Manchester dihentikan pada produksi unit yang ke 200 (atau 202).
Pembom Manchester |
Operasi Milenium
Pada musim semi 1942, misi pemboman Inggris terhadap kota-kota di Jerman diorganisir oleh Komando Pembom di bawah pemimpin barunya, Air Marshall Sir Arthur “Bomber” Harris.Harris, seperti sebagian besar komandan RAF, percaya akan potensi pemboman skala besar akan memenangkan perang. Namun, data menunjukkan bahwa pemboman sejauh ini sangat tidak efisien, dengan 90% bom jatuh meleset beberapa mil dari target. Setelah bertahun-tahun menyangkal bukti tersebut, Komando Pembom akhirnya mengakui bahwa harus ada perbaikan.
Harris menemukan solusi "Operasi Milennium" serangan seribu bom. Dengan cara menyerang secara bersamaan dengan menggunakan pesawat pembom dalam jumlah besar, RAF akan membanjiri wilayah udara Jerman dan menyebabkan kerusakan hebat dengan serangan besar-besaran untuk satu target.
Untuk memuluskan tujuan ini, RAF harus menarik dan memeriksa kembali setiap pesawat dan mengujinya. Bahkan, pilot latih dan pesawat-pesawat yang hampir tidak berfungsi diikutsertakan untuk misi ini.
Pemboman Cologne (koln)
Kurang dari 12 jam sebelum keberangkatan, para pilot Operasi Milenium diberitahu tentang adanya perubahan rencana. Karena kondisi cuaca, mereka akan menyerang Cologne, kota terbesar ketiga di Jerman, bukan pelabuhan Hamburg.Operasi ini bergantung pada formasi pesawat terbang di ketinggian tertentu. Sejak awal, Manser dan krunya menghadapi masalah ini. Pesawat yang diberikan untuk mereka, Manchester L7301, tidak dapat diandalkan dan tidak dalam kondisi prima. Setelah berangkat pada 22:50 tanggal 30 Mei, mereka mendapati bahan pesawat mereka tidak dapat terbang mencapai ketinggian yang diperintahkan.
Mereka mendekati Cologne pada 01:30 tanggal 31 Mei hanya dengan terbang setinggi 7.000 kaki, mereka terjebak dalam lampu sorot Jerman. Manser membuat mereka terbang lurus untuk mencapai target. Meskipun terkena tembakan anti pesawat, mereka berhasil mencapai titik tujuan dan menjatuhkan muatan bom mereka.
Cologne 1945 |
B-17 hancur selama pengeboman Cologne |
Hancurkan dan pulang
Ketika mereka berbalik untuk pulang, L7301 terkena serangan lagi. Mereka turun hingga 800 kaki untuk menghindari lampu sorot dan senjata anti pesawat. Tapi ini berarti mereka menjadi sasaran empuk senjata 20 mm di darat. Akhirnya mereka tertembak lagi.Terbang ke Barat Laut, akhirnya mereka keluar dari bahaya. Pecahan peluru telah melukai penembak belakang, tetapi sisa awak tujuh orang baik-baik saja.
Pesawat itu dalam masalah besar. Kerusakan struktural telah membuatnya sulit untuk terbang. Ketika naik, salah satu mesin pun terbakar. Akhirnya pesawat itu hanya terbang dengan satu mesin dengan mesin satunya yang sudah siap meledak.
Pesawat pembawa kematian
L7301 akan membawa kru ke kematian, tapi Manser bertekad bahwa rekan-rekannya tidak boleh bergabung dengannya. Ketika mereka kehilangan ketinggian, Manser memperlambat pesawat menjadi 110 knot, yang hampir mendekati kecepatan di mana pesawat itu mogok.Sisa kru meraih parasut dan bersiap untuk menyelamatkan diri. Manser menolak bergabung bersama mereka. Karena saat dia melepaskan kontrol pesawat, pesawat akan langsung jatuh. Ketinggian mereka terbang saat itu hanya sedikit lebih tinggi dari pepohonan. Manser harus menjaga agar pesawat tetap di udara sementara krunya menyelamatkan diri.
Kru terakhir yang melompat tepat pada waktunya untuk membuka parasut dan mendarat dengan selamat. Dia melihat sekeliling, dia melihat pesawatnya jauh dan terbakar.
Nyawa kru terselematkan
Dengan pengorbanannya, Manser telah menyelamatkan enam nyawa. Pesawatnya jatuh di Belgia yang diduduki NAZI, dan awaknya tersebar. Satu krunya ditangkap dan menghabiskan sisa perang di kamp penjara Jerman. Sedangkan Belgia menemukan lima orang lainnya lalu diselundupkan dengan risiko besar melalui Perancis dan Spanyol, mereka akhirnya kembali ke Inggris.Untuk pengorbanan, keberanian, dan tekadnya, Leslie Manser dianugerahi Victoria Cross. Victoria Cross (VC) adalah penghargaan tertinggi dari sistem penghargaan Kerajaan Inggris. Manser menerbangkan pesawat yang nyaris tidak pantas disebut namanya, ia telah memenuhi misinya dan menyelamatkan krunya.
Article Resources
- https://www.warhistoryonline.com/world-war-i/3-conflicts-paved-way-world-war.html