Selasa, Desember 18, 2012

PBB Periksa Alutsista TNI di Lebanon

PBB Periksa Alutsista TNI di Lebanon

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan inspeksi terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat perlengkapan lainnya yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indobatt dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL, Lettu Sus Sundoko mengatakan pada 18 Desember 2012, pemeriksaan yang dikenal dengan Contingent Owned Equipment (COE) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-G/UNIFIL (Indobatt), kali ini merupakan pemeriksaan pertama.

Menurut dia, tim dari COE yang berjumlah 13 orang dan diketuai oleh Sergiy Mazurov datang untuk memeriksa peralatan Satgas Indobatt. Tim COE diterima langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-G/UNIFIL Mayor Inf Lucky Avianto beserta para perwira staf terkait, di ruang rapat Markas Indobatt, Adshit al Qusayr, Lebanon Selatan.

Satgas Konga XXIII-G/UNIFIL yang berada di Kompi A, Kompi B, Kompi C, Kompi D dan Kompi Ban, menggelar seluruh persenjatan dan perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu, meliputi kendaraan tempur (ranpur), kendaraan ringan, persenjataan, peralatan komunikasi, administrasi, perlengkapan pribadi, kebersihan dan perlengkapan kemarkasan lainnya.

Tim PBB akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75 persen alutsista dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi.

Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Indobatt Mayor Inf Lucky Avianto menyampaikan bahwa kedatangan tim COE tidak bermaksud untuk mencari-cari kekurangan atau kesalahan, namun apa yang mereka nilai dapat dijadikan bahan masukan dan koreksi kedepan dalam pelaksanaan misi perdamaian selama penugasan 1 tahun kedepan. Lucky juga berpesan kepada para perwira dan staf, agar dapat memberikan data selengkap-lengkapnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi.

"Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75 persen, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal," katanya.

Dijelaskan Lucky, bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau Troops Contributing Countries (TCC) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan,  karena apabila ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh terhadap reimbursement (pembayaran kembali).

Usai melakukan pemeriksaan terhadap alutsista Indobatt, Tim COE yang diwakili Sergiy Mazurov mengaku puas terhadap penyiapan dan kesiapan Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL atau Indonesian battalion dalam rangka misi perdamaian PBB di Lebanon.

Sumber: Kominfo