Selasa, Oktober 09, 2012

Modernisasi Besar-besaran Alutsista TNI

F-16
(Reuters/US Air Force/Handout)
Pemerintah merealisasi tujuan untuk memodernisasi Alutsista TNI dengan menaikkan anggaran pertahanan hingga lebih dari 77 triliun rupiah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, pemerintah saat ini terus memodernisasi alutsista guna memperkuat pertahanan nasional dan kemandirian bangsa. Berbagai alutsista itu utamanya merupakan produksi dalam negeri sendiri.

“Dengan cara itulah, Insya Allah dalam beberapa tahun ke depan ini, kita akan menyaksikan hadirnya alutsista TNI yang semakin lengkap dan modern,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan HUT TNI ke-67 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 5 Oktober 2012.

Khusus di lingkungan TNI AD, modernisasi alutsista sudah direncanakan. Bahkan dalam waktu dekat ini, TNI AD berencana memesan alutsista dari negara Eropa, di antaranya Jerman dan Prancis.

Beberapa prototipe alutsista yang terbaru itu, di antaranya Multiple Launcher Rocket System (MLRS) Astros II dan meriam 155 mm Caesar, dan beberapa alutsista (diperlihatkan dalam pameran alutsista TNI di Monas).

Berikut daftar alutsista baru yang dalam waktu dekat akan melengkapi Tentara Nasional Indonesia:

Angkatan Perang
Alutsista
TNI Angkatan Darat
- Dua batalyon Tank Tempur Utama
- Ranpur panser Canon
- Meriam artileri medan dan pertahanan udara kaliber 155 mm
- Roket multi laras taktis dan strategis
- Rudal hanud
- Helikopter serang dan helikopter serbu
TNI Angkatan Laut
- Kapal perang korvet kelas Sigma
- Kapal selam diesel elektrik
- Kapal cepat rudal
- Kapal perusak kawal rudal
- Kapal Fregat multiperan (multirole)
- Kapal layar latih
- Pesawat patroli maritim
- Roket multi laras taktis
TNI Angkatan Udara
- Pesawat latih
- Helikopter full combat SAR
- Pesawat angkut C-130 Hercules
- Pesawat tempur Super Tucano
- Sukhoi-27 MK-2
- Jet latih temput T-50
- Pesawat tempur F-16 (24 unit)
 *Beberapa alutsista sudah melengkapi TNI

Selain memodernisasi alutsista, pemerintah juga membangun kerja sama dengan industri pertahanan negara-negara sahabat melalui skema yang saling menguntungkan.

Gatling Gun TNI AD buatan Dislitbang

Sementara itu, melalui Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang), Mabes TNI memperkenalkan sejumlah hasil teknologi alutsista yang berhasil mereka ciptakan, di antaranya senapan mesin multilaras (gatling gun) dan monitor serangan panas (heat stroke monitor).

Kepala Subdinas Materil Utama TNI AD, Kolonel (Kav) Rihananto, mengatakan pengembangan teknologi tersebut dilakukan untuk memenuhi minimum essential force. Gatling gun diciptakan Dislitbang TNI-AD untuk digunakan oleh satuan-satuan manuver dalam rangka penyerangan maupun pertahanan diri.
 
Gatlin gun TNI AD
Gatling Gun TNI AD dipamerkan di acara HUT TNI di Monas
(Foto:arc.web.id)
Senapan mesin multilaras ini akan cocok diaplikasikan dalam kecabangan TNI AD, karena memeiliki kemampuan daya tembak besar. Dilihat dari segi amunisi, amunisi yang ditembakkan banyak sekali, antara 3.000 - 3.500 butir. Misalnya untuk satuan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), dibutuhkan senjata seperti ini yang memiliki kemampuan menembak tinggi. untuk di kesatuan kavaleri, senjata multi laras ini bisa digunakan untuk pertempuran jarak dekat.

"Ketika mereka menemukan suatu objek yang menunjukkan indikasi untuk melakukan suatu gangguan, bisa langsung dipenetrasi dengan senapan ini. Untuk kaliber yang digunakan bisa dari 5,56 sampe 40 mm. Senjata ini pun dapat digunakan untuk pertahanan kelompok untuk menghadapi serangan dari udara," jelas Rihananto.

Komisi I Dukung Perkuatan Alutsista TNI

Ketua komisi I, Mahfudz Siddiq menyatakan DPR akan berupaya melakukan upaya untuk meningkatkan peran TNI dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mahfudz menjelaskan pertama dengan memastikan modernisasi alutsista dalam tiga tahap rencana strategis untuk mencapai minimun essential force pada 2025 berjalan lancar dan tepat. Kemudian akan meningkatkan standar profesionalisme dan kesejahteraan prajurit TNI berikut sarana-prasarana pendukungnya.

Untuk mendorong semua itu, ujar wakil Sekjen PKS ini, Komisi I yang membidangi pertahanan mendukung penuh melalui Panja Alutsista, Panja Kesejahteraan, dan Sarpras TNI, dengan melahirkan UU Industri Pertahanan.

"Kebijakan politik pemerintahan saat ini yang telah memberi porsi perhatian lebih besar terhadap sektor pertahanan," pungkasnya.