Program ruang Angkasa Rusia mengalami kembali pukulan setelah roket Rusia (Proton-Mrocket) tanpa awak yang membawa dua satelit komunikasi telah gagal mencapai orbit, merupakan kegagalan terbaru dalam serangkaian kegagalan program luar angkasa Moskow. Miris, ini terjadi sehari setelah NASA berhasil mendaratkan wahana robotik di planet Mars.
Badan Ruang Angkasa Rusia Roscosmos mengatakan bahwa modul penguat sekunder dari roket Proton-M yang membawa satelit Rusia dan Indonesia telah mati lebih awal dari perkiraan setelah lepas landas dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada akhir Senin. Jenis roket sepanjang 50 meter dengan daya angkut 20 metrik ton itu memang sudah biasa digunakan oleh Rusia untuk meluncurkan satelit sejak tahun 1965.
Badan Ruang Angkasa Rusia Roscosmos mengatakan bahwa modul penguat sekunder dari roket Proton-M yang membawa satelit Rusia dan Indonesia telah mati lebih awal dari perkiraan setelah lepas landas dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada akhir Senin. Jenis roket sepanjang 50 meter dengan daya angkut 20 metrik ton itu memang sudah biasa digunakan oleh Rusia untuk meluncurkan satelit sejak tahun 1965.
Roket Proton-M Rusia diangkut ke landasan peluncuran di Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan |
Kegagalan terjadi sehari setelah NASA berhasil mendaratkan laboratorium keliling yang berukuran mobil kompak di Mars setelah perjalanan selama delapan bulan, 566 juta kilometer dari Bumi.
Merupakan sebuah kesalahan yang terulang dari kecelakaan peluncuran satelit Express AM-4 musim panas lalu yang telah menelan biaya sebesar 170 juta dolar, ini menambah keraguan tentang kehandalan roket pegantar Rusia ini.
Roscosmos mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendorong Briz-m telah menembakkan mesinnya sesuai target waktu, tapi hanya bekerja selama 7 menit dari 18 menit 5 detik yang dibutuhkan untuk mendorong satelit ke orbit seperti yang direncanakan.
"Praktis tidak ada kesempatan satelit berpisah dari booster dan mencapai orbit," kata seseorang di kantor berita RIA.
Peluncuran roket Proton tersebut kemungkinan besar akan ditunda sambil menunggu analisis pakar mengenai kegagalan tersebut, sumber tersebut mengatakan.
"Telkom-3 Indonesia, adalah satelit pertama yang dibeli Indonesia dari Rusia, dibangun oleh ISS Reshetnev dengan peralatan komunikasinya dibuat oleh Perancis"Moskow, yang menjalankan sekitar 40% peluncuran satelit dunia, sedang berjuang untuk mengembalikan kepercayaannya setelah serangkaian kecelakaan tahun lalu, termasuk kegagalan misi ke satelit Mars Phobos.
Telkom-3 Indonesia, adalah satelit pertama yang dibeli Indonesia dari Rusia, dibangun oleh ISS Reshetnev dengan peralatan komunikasinya dibuat oleh Perancis- pembuat satelit Thales Alenis Space. Satelit ini memiliki kapasitas 42 transponder aktif untuk memenuhi kebutuhan layanan bisnis komunikasi Indonesia.
Ekspres MD2, adalah satelit komunikasi kecil, yang dibuat oleh Khrunichev State Research dan Production Space Centre, untuk Perusahaan Komunikasi satelit Rusia (RSCC).
Foto: Roscosmos
Sumber: Guardian.co.uk