Kamis, Juli 02, 2020

India Siap Tinggalkan Su-57 dan Fokus Membeli F-35

F-35

Menurut beberapa sumber militer di India yang tertuang di media setempat, serta menurut publikasi laman Sohu China, ada kemungkinan besar bahwa India akan meninggalkan Super Sukhoi Su-57 Rusia dan pindah ke F-35 Amerika Serikat (AS).

Tingginya biaya varian upgrade Super Sukhoi Su-57 akan menjadi masalah bagi India, dan Su-57 versi dasar saat ini kemampuannya belum maksimal.

India mungkin sudah ngebet untuk membeli Su-57. Jika pun kontrak terjadi sekarang, pesawat kemungkinan baru bisa dikirimkan 5 tahun lagi, untuk inilah India mulai mempertimbangkan kemungkinan mengakuisisi F-35A AS.

Menurut beberapa laporan, biaya varian upgrade dari Su-57 akan bervariasi mulai dari 150 hingga 200 juta dolar, dan mengingat fakta bahwa India berencana untuk memperoleh beberapa ratus pesawat tempur generasi kelima, jelas ini nilainya sangat besar sekali - miliaran dolar.

Mengingat harga ekspor F-35 Amerika ada kisaran 120-140 juta dolar, dan pesawat tempur ini sudah terjun langsung melakukan operasi militer, India kemungkinan akan benar-benar meninggalkan Super Sukohi Rusia tersebut.

Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa Su-57 yang asli adalah Su-57 dari produksi tahap kedua nanti yang rencananya akan dirilis pada 2024. Su-57 saat ini hanya dianggap sebagai Su-57 pra- produksi. Bahkan Angkatan Udara Rusia tidak ingin menerimanya dalam jumlah besar.

Satu hal yang tampak jelas bahwa Angkatan Udara India tidak mau menerima Su-57 versi dasar saat ini. Kalaupun India menginginkan Su-57, maka yang dimaksud adalah Su-57 varian kedua yang baru akan muncul pada tahun 2025. Jadi jika India ingin memiliki pesawat tempur generasi kelima dalam kurun waktu lima tahun ini, F-35A/B adalah pilihan paling ideal. Lagipula, Rusia tidak mungkin akan meminta kurang dari 150 juta dolar kepada India untuk satu unitnya.

Sebelum ini, India pernah bersama Rusia mengembangkan bersama pesawat tempur generasi kelima dalam proyek Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA), namun akhirnya batal di tengah jalan mengingat efisiensinya yang rendah dan biaya yang terlalu mahal.

Baca juga: Rusia Sedang Kembangkan Senjata Baru untuk Su-57
Baca juga: Proyek Jet Tempur Siluman India-Rusia Alami Kendala

Su-57

Pasar Su-57
Rusia siap menggandeng India untuk menciptakan pesawat tempur generasi kelima; proyek ini mungkin akan termasuk dalam kontrak penjualan Su-57, ini pernytaan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis Manturov pada Februari lalu. Manturov juga mengatakan bahwa Rusia siap melanjutkan negosiasi dengan India untuk pesawat tempur generasi kelima.

Manturov kala itu juga menyebutkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah memesan 76 pesawat tempur Su-57. Hal ini bisa menjadi sinyal positif bagi India yang merupakan mitra lama Rusia.

Manutrov juga mencatat bahwa pesawat tempur MiG-35 Rusia yang baru, yang juga masuk dalam kandidat tender India, melampaui banyak pesaingnya dalam hal kinerja penerbangan dan persenjataan.

Hal lain yang tidak bisa diabaikan dalam kemungkinan penjualan Su-57 ke India adalah India memiliki dana yang banyak dan Angkatan Udara India telah mengoperasikan peralatan buatan Rusia selama lebih dari 50 tahun. Tapi tetap saja keputusan menjadi milik India.

Baca juga: Asal-Usul Nama dan Keunggulan Su-57
Baca juga: India Mulai Pengembangan Pesawat Tempur Mesin Ganda Berbasis Kapal Induk

Angkatan Udara India
Pada 22 Juni, kolumnis Amerika di Forbes, David Axe, mengingatkan kejadian baru-baru ini tentang kematian 20 tentara India dalam bentrokan dengan tentara China di sepanjang perbatasan sengketa India-China, yang merupakan kawasan pegunungan yang menjulang tinggi. Dia juga mencatat bahwa, setidaknya empat puluh tiga tentara Tiongkok terluka dalam bentrokan itu.

"Tidak mengherankan bahwa India minggu ini diduga melakukan pemesanan dengan Rusia sebesar $ 780 juta untuk 33 pesawat tempur, yang cukup untuk melengkapi dua skuadron," kata publikasi itu.

Diketahui bahwa New Delhi baru-baru ini membeli 21 pesawat tempur MiG-29 dan belasan Su-30.

Angkatan Udara India telah lama merencanakan untuk membeli pesawat tambahan untuk memperkuat Angkatan Udara mereka, yang terdiri dari sekitar 230 Su-30 dan 60 MiG-29. Di tahun-tahun mendatang, New Delhi juga berencana mengakuisisi 83 pesawat tempur ringan Tejas buatan lokal, serta 144 pesawat tempur medium.

David Axe mencatat bahwa semua pesawat tempur baru itu adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan kekuatan garis depan Angkatan Udara India dari 28 skuadron menjadi 40 skuadron, jumlah yang dianggap cukup memadai oleh New Delhi untuk bertempur secara serentak dengan Pakistan dan China.

Ke 28 skuadron ini terbang dengan beragam pesawat tempur yang menakjubkan, termasuk buatan India dan Rusia, Mirage 2000 dan Rafale Prancis, dan Jaguar Eropa.

Tom Cooper, seorang penulis dan pakar penerbangan, menyatakan keterkejutannya bahwa Angkatan Udara India menginginkan Su-30 dan MiG-29 untuk memenuhi dua skuadronnya. Su-30, meskipun di atas kertas tampak mengesankan, dibandingkan dengan model Barat, menurutnya pesawat ini belum memiliki kinerja nyata dalam pertempuran sesungguhnya.

David Axe menjelaskan bahwa sudut pandang Cooper adalah seperti ini: selama beberapa dekade di dalam Angkatan Udara India, Mirage 2000 adalah pesawat tempur yang lebih efektif ketimbang Su-30. Rafale, penerus Mirage buatan Prancis, juga merupakan salah satu pesawat tempur terbaik India.

Forbes mengatakan bahwa selain belum memiliki amunisi udara-ke-darat presisi tinggi terbaru, Su-30 belum terbukti berkinerja baik dengan pangkalan udara ketinggian tinggi yang mendukung operasi India di sepanjang perbatasannya dengan China.

MiG-29 yang lebih ringan lebih cocok untuk Angkatan Udara India daripada Su-30. Namun, ini tidak berarti bahwa MiG lama adalah pilihan yang tepat untuk New Delhi.

Baca juga: 5 Hal yang Mungkin Tidak Anda Ketahui dari F-35
Baca juga: 10 Pesawat Tempur Tercepat di Dunia (2014)
Baca juga: 5 Pesawat Tempur Kapal Induk Terbaik dalam Sejarah

Su-57 dan F-35
Pesawat tempur Rusia Su-57 memang diakui sebagai mesin tempur yang bagus saat ini. Namun, pengamat menilai masih ada sesuatu yang perlu diperbaiki, termasuk indikator dasar.

Jika kita membandingkan Su-57 dengan F-35 Amerika, maka Su-57 unggul dalam hal kemampuan manuver, jangkauan penerbangan, dan kecepatan tertinggi, yang membuatnya lebih menarik bagi pembeli di pasar luar negeri. Tidak sia-sia bahwa Turki, yang dalam situasi bahaya akan melanggar kontrak pasokan F-35, semakin berfikir untuk membeli Su-57 dari Rusia.

Meskipun demikian, F-35 memiliki satu fitur penting yang telah diperolehnya secara historis. Faktanya adalah pesawat tempur Amerika selalu dirancang sebagai pesawat berbasis kapal induk, dan karenanya memiliki kemampuan untuk lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek.

Perlu dicatat bahwa bahkan dalam komponen ini pesawat Rusia memiliki beberapa dasar untuk perbaikan. Desainer Rusia, antara lain, memiliki pengalaman dalam menciptakan pesawat dengan sistem take-off dan landing vertikal, sehingga mereka dapat menggabungkan kualitas pesawat tempur Su-57 terbaru dengan kemampuan Yak-141 yang terkenal di masa lalu sehingga menjadi lebih canggih dari F-35 dalam segala hal.*