Rabu, Juni 06, 2018

China Tunjukkan UCAV "Dark Sword", Mungkin Jadi Mimpi Buruk AS

UCAV Dark Sword China

Selain memiliki kemampuan membangun jet tempur siluman, China juga sudah mengalami kemajuan dalam urusan pengembangan jet tempur tanpa awak atau unmanned combat air vehicle (UCAV). Kali ini China memunculkan foto terbaru dari UCAV "Dark Sword" dalam ukuran penuh.

Justin Bronk, seorang ahli pertempuran udara dari Royal United Services Institute yang mengamati foto Dark Sword yang muncul, dilansir dari laman Business Insider mengatakan bahwa Dark Sword seperti konsep perang baru yang dapat membuat mimpi buruk militer AS menjadi kenyataan.

Dark Sword, yang berasal dari Shenyang Aircraft Corporation, dinilai Bronk memiliki konfigurasi siluman yang sangat berbeda dari desain pesawat terbang tak berawak pada umumnya. Ketika yang lain dioptimalkan untuk daya tahan terbang, kinerja ketinggian, broadband low observability, dan muatan, Dark Sword didesain untuk kecepatan dan kelincahan.

Bronk juga mengatakan bahwa China telah membuat UCAV ini lebih panjang dalam ukuran, sehingga lebih stabil di udara. Juga memiliki penstabil vertikal layaknya F-22 yang diarahkan untuk kinerja supersonik dan kemampuan gaya tempur.
Konsep dan penampakn Dark Sword
Konsep dan penampakan Dark Sword sebelumnya

"Sesuatu seperti ini dapat transit ke area-area dengan sangat cepat, dan, jika diproduksi dalam jumlah yang besar tidak perlu lagi harus melatih pilot, paling buruk kemampuannya adalah menghabiskan rudal jet-jet tempur AS, dan ketika ia menjadi sempurna maka akan menjadi jet tempur yang efektif," kata Bronk. "Kuantitas sudah merupakan kualitas itu sendiri," ungkap Bronk.

Dalam skenario terjadi perang, pasukan AS harus bertempur melawan UCAV supersonik yang tidak memiliki rasa takut yang secara teoritis dapat bermanuver dengan baik atau lebih baik ketimbang jet tempur berawak karena tidak memiliki pilot di dalamnya.

Kemungkinan lain yang diangkat oleh Bronk adalah bahwa Dark Sword lebih mungkin hanya menggonggong daripada menggigit. Karena China sangat ketat mengontrol medianya, "kita hanya melihat bocoran tentang apa-apa saja yang memang China ingin perlihatkan," kata Bronk.