Rabu, Mei 02, 2018

Mengapa Rudal Jelajah Sulit Dihentikan

Sistem pertahanan udara

Adakah cara efektif untuk mempertahankan wilayah yang luas dari serangan rudal jelajah?

Saat ini, belum ada sistem senjata yang mampu mempertahankan wilayah yang luas dari serangan rudal jelajah. Sistem pertahanan udara saat ini hanya melindungi titik atau area-area tertentu saja. Namun, saat ini ada sistem dan teknologi yang sedang dikembangkan yang pada suatu hari nanti dapat memberikan perlindungan yang lebih luas terhadap serangan rudal jelajah.

Sistem ini bukan berupa baterai rudal SAM (permukaan-ke-udara) tunggal, melainkan sebuah jaringan sensor dan komputer yang akan mampu menghubungkan data menjadi satu gambar.

"Mencegah rudal jelajah lebih dari sekadar meluncurkan rudal permukaan-ke-udara," Mark Gunzinger, seorang analis kekuatan udara di Center for Strategic and Budgetary Assessments dan mantan pilot pembom B-52, seperti dilansir dari The National Interest.

"Untuk bertahan dari serangan salvo rudal jelajah modern, dibutuhkan jaringan sensor yang mampu mendeteksi ancaman yang terbang rendah dan kemungkinan ancaman yang mendekati target dari berbagai azimut (sudut putar dari arah Barat hingga Timur. ), tautan komando yang aman yang dapat dengan cepat mengirimkan data dari sensor ke information fusion dan fire control systems, dan personil."

Apa yang dijelaskan oleh Gunzinger adalah sistem pertahanan udara terpadu sejati - sistem yang mengandalkan jumlah total beberapa sistem lain yang bekerja bersama untuk membentuk satu gambar udara koheren.

 "Dengan kata lain, itu benar-benar membutuhkan system-of-systems untuk secara efektif mengalahkan beberapa rudal jelajah yang masuk," kata Gunzinger. "Saya tidak terkejut dengan kurangnya keberhasilan Suriah melawan serangan (rudal AS) baru-baru ini."

Angkatan Laut Amerika Serikat adalah yang terdepan  dalam hal mengembangkan sistem seperti itu dengan Naval Integrated Fire Control - Counter Air Construct (NIFC-CA). 

Di bawah konsep NIFC-CA, setiap kapal dan pesawat dalam kelompok gugus tempur kapal induk terhubung ke setiap pesawat lainnya di gugus tempur tersebut melalui pesawat Northrop Grumman E-2D Advanced Hawkeye, yang bertindak sebagai simpul pusat.  Dengan NIFC-CA, secara efektif kemampuan serang dan sensor gugus tempur kapal induk dapat mencapai ratusan mil.

Sistem pertahanan seperti ini diperlukan karena rudal jelajah seperti Tomahawk terbang di ketinggian yang sangat rendah. Rudal-rudal jelajah sangat sulit untuk dideteksi, dilacak, dan dicegat kecuali pada jarak yang sangat pendek, karena kelengkungan Bumi dan dataran memiliki bukit, gunung dan lembah.

Radar berbasis darat secara inheren terbatasi oleh garis pandang dan terhadap objek yang terbang sangat rendah, horizon radar pendek - sedikitnya dua belas mil tergantung pada fitur medan di area tersebut. Tetapi bahkan dengan NIFC-CA - yang bekerja sangat baik di atas permukaan laut - ada kesulitan dengan menemukan rudal jelajah di atas daratan karena banyaknya medan.

Dilaporkan, US Army juga sedang mengembangkan solusi untuk masalah rudal jelajah yang disebut Integrated Air & Missile Defense Battle Command System (IBCS). IBCS bukanlah sistem senjata baru, melainkan sistem untuk menghubungkan dan memadukan informasi dari beberapa sistem pertahanan udara yang sudah ada seperti Patriot, THAAD dan lainnya menjadi satu kesatuan yang koheren di mana penembak manapun dapat menyerang target tertentu yang masuk.

IBCS, sebenarnya hanya jaringan dan sistem komando. Berbeda dengan NIFC-CA, ICBS masih harus dikembangkan lagi hingga benar-benar dapat diandalkan. Tetapi sampai ICBS atau sistem seperti ICBS dioperasikan, belum ada sistem pertahanan yang dapat melindungi wilayah yang luas dari serangan-serangan rudal jelajah.

Article Resources
  • National Interest