US Army mengizinkan salah seorang tentaranya yang memuja Dewa Nordik, Thor, untuk memelihara janggut. Penyembah Thor "Dewa Petir" adalah penganut agama kuno yang biasa disebut Paganisme Nordik.
Keputusan itu merupakan bagian dari upaya US Army untuk mengakomodasi kepercayaan atau agama yang dianut personelnya. Langkah tersebut sudah dilakukan sejak 2017 lalu.
Setahun lalu, AS memutuskan mengizinkan tentaranya mengenakan turban, memelihara janggut, dan memakai hijab. Biasanya pemakaian turban dan janggut dilakukan oleh pemeluk Sikh. Sementara untuk janggut serta memakai hijab untuk umat Islam.
Saat ini, US Army memutuskan untuk memperluas kebijakannya terutama kepada pemeluk Paganisme Nordik untuk memelihara janggut. Dalam ajaran Paganisme Nordik, memelihara janggut adalah sebuah anjuran.
Ilustrasi Thor |
"Dengan memperhatikan kepercayaan Anda, Paganisme Nordik, Anda bisa memakai janggut yang sesuai dengan standar keprajuritan yang juga harus sesuai dengan ajaran agama anda," sebut Komandan Batalion Polisi Militer 795, Kolonel Curtis Shroedero, seperti dikutip dari The Independent, Senin, 30 April 2018.
Dulunya hampir di setiap dinas kemiliteran dunia, melarang menumbuhkan janggut. Pelarangan sebagian besar berasal dari Perang Dunia I, ketika senjata kimia sudah mulai digunakan. Tentara tidak diizinkan memakai jenggot karena dapat menghalangi masker gas. Kebijakan berkembang dari waktu ke waktu, dan sebagian tentara operasi khusus yang telah bertugas di Timur Tengah telah diizinkan untuk menumbuhkan janggut agar dapat berbaur dengan penduduk setempat.
Namun, tidak semua pejabat militer AS setuju, salah satu penasihat senior Kepala Staf Gabungan Militer AS, John Troxell menentang keras kebijakan janggut dengan alasan dapat mengganggu tentara yang sedang bertugas.
Article Resources
- Kumparan
- https://www.businessinsider.sg/us-soldier-who-worships-norse-god-thor-permitted-to-keep-beard-2018-4/?r=UK&IR=T