Sabtu, Juli 19, 2014

4 Sistem Rudal Permukaan ke Udara Rusia yang Bisa Menembak MH17

Pesawat penumpang MH17 Malaysia ditembak jatuh di Ukraina timur Kamis pagi, menewaskan 295 orang. Laporan-laporan menyebutkan bahwa separatis pro-Rusia di Ukraina timur, atau militer Rusia yang ditempatkan di perbatasan Rusia-Ukraina yang menembak jatuh pesawat sipil itu. Pihak Ukraina, Rusia dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur membantah terlibat dalam insiden itu.

MH17 terbang dengan kecepatan sekitar 805 km per jam di ketinggian 10.000 meter. Untuk menembak jatuh pesawat di ketinggian ini, diperlukan rudal permukaan ke udara atau rudal udara ke udara. Indikasi terkuat adalah MH17 ditembak jatuh oleh rudal permukaan ke udara (SAM).

Di bawah ini adalah empat sistem SAM Rusia yang bisa menembak jatuh pesawat yang terbang di ketinggian 10.000 meter:

BUK-M2E
BUK-M2. Gambar:Vitaly V. Kuzmin
Sistem Rudal BUK (Kode NATO: SA-11/SA-17)

Ukraina mengklaim bahwa separatis pro-Rusia di Ukraina timur memiliki sistem rudal BUK. NATO menyebut sistem rudal ini sebagai SA-11 GADFLY dan versi yang lebih modern (BUK-M) disebut sebagai SA-17 GRIZZLY. Sistem rudal ini dikembangkan oleh Uni Soviet untuk menggantikan sistem rudal 2K12 Kub.

BUK adalah sistem rudal mobile yang terdiri dari truk komando, truk TAR (target acquisition radar), truk TELAR (transporter erector launcher and radar) dan truk TEL (transporter erector launcher). Standar batalyon BUK terdiri dari truk komando, truk TAR, enam truk TELAR dan tiga truk TEL. Baterai BUK terdiri dari dua truk TELAR dan satu TEL.

Sistem rudal SAM jarak menengah ini telah diupgrade beberapa kali sejak diperkenalkan pada tahun 1979. Jangkauan dan kemampuannya tergantung dari jenis rudal yang digunakan. SA-11 diperkenalkan pada tahun 1979 dengan menggunakan rudal 9M38 yang memiliki jangkauan keterlibatan 5-30 km dan ketinggian 30-14.000 meter. Pada tahun 1984, SA-11 memperoleh rudal upgrade 9M38M1 yang meningkatkan jangkauannya menjadi 35 km dan ketinggian hingga 22.000 meter.

Sistem BUK-M yang lebih canggih disebut NATO sebagai SA-17, bersamaan ketika rudal 9M317 diperkenalkan pada tahun 1998. Rudal ini memiliki jangkauan keterlibatan 4-50 km dan ketinggian 30-25.000 meter. SA-17 juga mendapatkan upgrade pada TAR, yang membuatnya bisa terlibat dengan 24 target secara simultan.

S-400 Triumf
S-400. Gambar via defenceradar.com
S-400 Triumf (Kode NATO: SA-21 Growler)

Ini adalah sistem rudal permukaan ke udara yang dianggap paling canggih di dunia yang diperkenalkan Rusia pada tahun 2004. Sistem rudal jarak menengah-jauh ini memiliki tiga rudal berbeda, rudal 48N6 dan 40N6 untuk jarak jauh dan rudal 9M96 untuk jarak menengah. Bila menggunakan rudal 40N6, jangkauan keterlibatannya bisa mencapai 400 km dan ketinggian 30.000 meter.

Apa yang membuat sistem rudal ini berbeda adalah banyaknya target yang bisa dilacaknya secara bersamaan. Radar akuisisi target S-400 mampu melacak 36 target aerodinamis dan 72 rudal. Sebagai perbandingan, sistem rudal BUK hanya mampu melacak 24 target. Saat ini, hanya Rusia yang mengoperasikan S-400 meskipun ada kemungkinan diekspor ke negara lain.

2K12 Kub
2K12 Kub. Gambar: Chmee2
2K12 Kub (Kode NATO: SA-6 GAINFUL)

Sistem rudal permukaan ke udara jarak menengah Rusia ini merupakan pendahulu dari sistem rudal BUK. Dirancang pada tahun oleh Uni Soviet pada tahun 1959 dan diproduksi antara 1964-1985. Sebagai pendahulu, 2K12 tidak lebih sebagai versi sederhana dari BUK yang memiliki jangkauan keterlibatan antara 3-25 km dan ketinggian 11.000 meter. Rusia diketahui masih mengoperasikan beberapa sistem 2K12 Kub diwilayahnya.

S-75A Dvina
S-75A Dvina. Gambar: Biso
S-75A Dvina (Kode NATO: SA-2 GUIDELINE)

Sistem rudal high altitude permukaan ke udara ini dirancang Uni Soviet untuk mencegat pesawat pembom dan mata-mata Amerika Serikat. Sistem rudal ini menjadi terkenal setelah berhasil menembak jatuh pesawat U-2 Amerika Serikat di era Perang Dingin. S-75 juga berhasil menembak jatuh pilot AS saat Perang Vietnam.

Sistem S-75A Dvina dilengkapi dengan radar dan rudal yang dapat mencegat target yang terbang di ketinggian 35.000 meter dan jarak 66 km (tergantung versi). Rusia telah mengekspor sistem rudal ini ke Asia (termasuk Indonesia di era Soekarno) dan Afrika. Rusia tidak lagi menggunakan sistem ini. Beberapa negara yang masih menggunakan sistem ini adalah Libya, Korea Utara dan Suriah.