Kamis, Juni 13, 2013

Indonesia Segera Bangun Infrastruktur Pembuatan Kapal Selam

Pabrik MiG di Rusia

Indonesia akan segera membangun infrastruktur pembuatan kapal selam di Surabaya oleh PT PAL, diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai sidang ke sembilan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2013.

"Rencananya infrastruktur pembuatan kapal selam akan dibuat di Surabaya melalui PT PAL. Karena itu, dibutuhkan infrastruktur untuk pembangunan kapal selam," kata Menhan yang juga adalah Ketua KKIP.

Sidang KKIP kali ini, mengagendakan pembahasan tentang perkembangan alih teknologi (ToT) kapal selam dan perkembangan program pesawat tempur KF-X/IF-X. Selambat-lambatnya, dalam dua hingga tahun ke depan, diharapkan Indonesia sudah memiliki infrastruktur industri pembuatan kapal selam, katanya.

Dijelaskan Menhan, dalam sidang KKIP tersebut juga membahas pencanangan pembangunan infrastruktur kapal selam dan pesawat tempur sebagai proyek nasional. Oleh karena itu, agar tidak menemui hambatan, payung hukum sangat diperlukan agar rencana pembangunan infrastruktur kapal selam dan pesawat tempur tetap berjalan pada lintas parlemen.

"Butuh dukungan parlemen karena program ini pasti akan melalui lintas parlemen. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi proyek nasional," tambah Menhan.

Dijelaskannya, sebagai negara kepulauan keberadaan kapal selam dan pesawat tempur sangat diperlukan untuk menjaga kepulauan indonesia hingga batas luar. Jika infrastruktur ada, pembuatan kapal selam bisa dilakukan di Indonesia.

Untuk membangun infrastruktur pembuatan kapal selam, Indonesia akan bekerjasama secara khusus dengan Korea Selatan. Kerjasama kedua negara akan dilakukan mulai dari kesepakatan lisensi, enginering manufacturing development, hingga prototipe.

Dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX bersama Korsel, kata dia, tahap yang sudah selesai dilaksanakan mencakup tahap teknologi desain. Dua tahun ke depan, ditargetkan akan mencapai tahap enginering manufacturing development dan prototipe. Dari sisi teknis, pihak Indonesia juga sudah mengirim 52 ahli untuk mempelajari teknologi design pesawat tempur, ujar Purnomo.

Sebelumnya, pembangunan pabrik modern untuk pembuatan kapal selam TNI Angkatan Laut di Indonesia ditargetkan dapat direalisasikan pada tahun 2016 atau 2017 mendatang, karena kapal selam pertama yang dibuat oleh Korea Selatan baru akan selesai pada tahun 2014.

"Pembangunan pabrik semua tergantung komitmen pemerintah. Pemerintah mutlak menyokong pendanaannya. Tanpa itu saya kira sangat sulit pembangunan kapal selam bisa direalisasikan di Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati.

Ia berharap sudah ada perencanaan dari sekarang agar pada waktunya nanti pengerjaan kapal selam ketiga itu lancar tanpa kendala. Keberadaan pabrik modern untuk membuat kapal selam sudah menjadi kendala serius Indonesia. Pembangunan pabrik modern ini, kata Untung, bukan persoalan sederhana karena selain membutuhkan banyak sumber daya manusia yang handal, pemerintah pun harus menyiapkan dana yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, ia berharap sumber daya manusia yang sudah dikirim ke Korea benar-benar menyerap ilmu secara komprehensif. "Ketika secara keilmuan sudah memenuhi syarat, baru kemudian pemerintah mempersiapkan pabriknya," katanya.

Indonesia sudah sepakat melakukan transfer teknologi kapal selam dengan Korea Selatan, dimana akan dibuat tiga unit kapal selam. Untuk kapal selam pertama, pihak Indonesia hanya memantau pengerjaannya di Korea Selatan. Selanjutnya, kata dia, pada pembuatan kapal kedua, teknisi di Indonesia dilibatkan dalam membuat kapal selam. Namun, pembuatannya tetap dilakukan di Korea Selatan. Sementara untuk kapal selam ketiga, Indonesia akan membuat sendiri kapal itu di galangan kapal PT PAL. "Pada tahap inilah Indonesia harus mempersiapkan peralatannya. Termasuk membuat pabrik baru untuk mendukung pembangunannya," jelas Untung.

Ia juga memastikan Pangkalan Kapal Selam yang disiapkan di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, bisa diresmikan pada akhir tahun ini. Pangkalan seluas 13 hektar inilah yang nantinya digunakan untuk menyimpan semua kapal selam yang dimiliki Indonesia, termasuk untuk menyimpan kapal selam baru yang saat ini dibuat di Korea Selatan.

Pada tahun 2012 KKIP juga telah menghasilkan sejumlah produk kebijakan. Dalam hal penyusunan regulasi, diantaranya disahkannya UU No 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan. KKIP juga telah menindaklanjuti dan memfasilitasi beberapa kerjasama luar negeri diantaranya dengan Korea Selatan, Turki, Rusia, China, Belanda, Perancis, Amerika Serikat, Belarus, Ukraina dan Jerman. KKIP juga telah berperan aktif membantu mempromosikan produk industri pertahanan diantaranya dengan melaksanakan road show untuk menawarkan produk CN-295 ke enam negara ASEAN yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Philipina, Thailand dan Myanmar.

Sidang KKIP ke sembilan ini dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Sekretaris merangkap Anggota KKIP dan dihadiri Staf Ahli Meneg Ristek Bidang Teknologi Pertahanan dan Keamanan, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin, Deputi Industri Strategis dan Manufaktur Kementerian BUMN, Kasum TNI dan Asrena Kapolri. Sidang KKIP juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP serta beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya serta pihak BUMNIP/BUMS.
ANTARA
Foto : pilot.strizhi.info via englishrussia.com