Kamis, Mei 16, 2013

Presiden SBY Buka Sidang Umum Dewan Olahraga Militer Internasional

Pembukaan CISM oleh SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka Kongres ke 68 Dewan Olahraga Militer Internasional (CISM - Conseille International du Sport Militaire) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 13 Mei 2013, pukul 16.00 WIB. CISM yang didirikan pada 18 Februari 1948 ini merupakan salah satu organisasi olahraga terbesar di dunia.

Kongres ke-68 CISM bertemakan "Persahabatan Melalui Olahraga" ini digelar untuk merumuskan dan menetapkan rencana strategis dan program tahunan, serta empat tahunan. Kini, CISM menjadi wadah pertemuan dan persahabatan angkatan bersenjata dari 133 negara anggota, termasuk TNI yang pada 14 April 2010 telah dikukuhkan menjadi anggota ke-13 CSIM.

Acara pembukaan diawali dengan sambutan Presiden CISM Kolonel Kalbaba Malboum. Dalam sambutannya, Kalbaba menyampaikan bahwa forum ini merupakan wadah sosialisasi dan promosi bagi perdamaian dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Asia.

"CISM dibentuk demi melakukan pengembangan dan pembinaan olahraga militer di forum internasional. Kegiatan olahraga militer yang biasa disebut Olimpiade Militer ini sendiri baru akan dilaksanakan di Korea Selatan pada 2015 mendatang," ujar Kalbaba.

Presiden SBY sendiri dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya atas penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah. Kongres ke-68 ini akan memberikan CISM pendengar yang lebih besar untuk mendengarkan pesan perdamaian dan persahabatan melalui olahraga global.

Pada kesempatan ini, Presiden SBY mendapatkan penghargaan "The Order Merit of Grand Cordon" atas citra positif, sekaligus peran aktif Indonesia dalam, hal ini TNI, dalam mendukung organisasi CISM.

"Saya akan mendedikasikan penghargaan ini untuk pengembangan, perluasan, dan promosi kerja sama antarangkatan bersenjata di seluruh dunia, terutama di bidang olahraga," kata Presiden SBY.

Pembukaan Kongres ke-68 CISM ditandai dengan pemukulan gong oleh Presiden SBY, didampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dan Presiden CISM Kolonel Kalbaba Malboum.

Banyak Kegiatan Militer Selain Perang

Banyak kegiatan militer selain aksi peperangan. Melalui olahraga, kita dapat lebih menghargai keragaman bangsa, ras, agama, dan budaya. "Melalui olahraga militer, kita dapat mengembangkan banyak kegiatan militer selain melakukan aksi peperangan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya saat pembukaan pembukaan Sidang Umum dan Kongres ke-68 CISM.

"Melalui olahraga militer, kita akan mampu menumbuhkan sportivitas, semangat kepahlawanan, dan mengembangkan egalitarianisme. Melalui olahraga, kita dapat lebih menghargai dan menghormati keragaman kebangsaan, ras, agama dan budaya. Kita mampu pembangun bangsa melalui kerja sama tim dan permainan yang adil," Presiden SBY menambahkan.

Lebih dari enam dekade, lanjut SBY, CISM telah menjunjung tinggi prinsip persahabatan melalui olahraga dan pertandingan untuk perdamaian. Di bawah motto prinsip ini, CISM telah membuat kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan persahabatan, rasa saling percaya, dan kerja sama antarangkatan bersenjata dari berbagai negara.

Selain kedua hal tersebut, menurut Presiden SBY, olahraga militer juga akan membantu meningkatkan kesehatan. Presiden menilai hal ini sangat penting untuk sebuah kinerja yang optimal.

"Saya percaya bahwa olahraga militer dapat membantu mempromosikan kesetaraan gender di kalangan angkatan bersenjata. Saya senang bahwa pada Olimpiade CISM lalu banyak atlet militer perempuan telah berpartisipasi dan membuat prestasi luar biasa," Presiden menjelaskan.

Di bagian lain sambutannya, Presiden mengajak militer dan sipil bersama-sama untuk bergandengan tangan menghadapi tantangan yang melemahkan perdamaian saat ini. Misalnya, dalam kasus pemboman pada lomba Maraton Boston, Amerika Serikat, kemarin. "Kejadian tersebut mengingatkan kita pada keberlanjutan ancaman radikalisme dan terorisme," Presiden SBY mengingatkan.

"Kita juga dihadapkan pada tantangan yang mengancam keamanan manusia seperti tindak kejahatan, wabah penyakit, dan bencana alam. Dalam hal ini, Indonesia sangat menghargai peran dan kontribusi militer dalam menangani tantangan tersebut, khususnya setelah bencana alam. Ini adalah cara lain untuk mempromosikan solidaritas dan empati di antara militer dan nonmiliter," kata SBY di bagian akhir sambutannya. (Yor)
Foto : Abror/presidenri.go.id