Selasa, Maret 19, 2013

Proyek Pembuatan Kapal Selam RI-Korsel Berjalan Tanpa Kendala

Proyek kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan untuk pembangunan tiga kapal selam tetap diteruskan. Proyek pembangunan kapal selam ini tidak terimbas penundaan proyek pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) karena kondisi ekonomi di Korsel.

"Tidak ada penundaan. Proyek kapal selam tetap diteruskan sesuai jadwal yang ada," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Sisriadi, Minggu, 17 Maret 2013.

Dia menjelaskan pembuatan kapal selam tak tertunda seperti KFX karena mekanisme yang digunakan adalah jual-beli, sedangkan proyek KFX menggunakan mekanisme kerja sama. "Kalau sampai tertunda, artinya pihak Korsel harus membayar denda," kata dia.

Chang Bogo
Kapal selam Korea Selatan kelas Chang Bogo (type 209). Sampai saat ini Korea Selatan telah membangun 9 kapal selam dari kelas ini. Total sebelumnya direncanakan 18, namun batal. Kapal yang terakhir masuk layanan adalah pada 2001. Ditambah 3 kapal selam pesanan Indonesia, setidaknya akan ada 12 kapal selam kelas Chang Bogo yang beroperasi di laut dunia ini. (Kredit foto : US Navy)
Itu artinya kapal selam pertama dan kedua hasil kerja sama kedua negara tetap akan rampung sesuai target yaitu pada 2016. Dia menambahkan, mulai April 2013 tahapan pembuatan kapal selam sudah masuk pada steel cut atau pemotongan baja. "Steel cut merupakan tahapan awal dari pembuatan kapal selam. Diharapkan selesai dalam 40 bulan," jelas Sisriadi.

Seperti diketahui, Kemhan telah mengirimkan 130 personel ke Korsel pada Februari 2013 lalu untuk proyek pembuatan kapal selam. Para personel itu diambil dari anggota TNI AL, ahli kapal selam dari PT PAL, dan sejumlah akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

"Pada 36 bulan pertama, mereka hanya akan memperhatikan cara membuat kapal selam," kata Staf Ahli Kementerian Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin.

Hartind menjelaskan dua dari tiga kapal selam yang dibeli Indonesia akan dibuat di Korsel melalui perusahaan galangan Daewoo Shipbuiliding Marine Enginering (DSME). Pembuatan kapal selam pertama berlangsung dalam kurun 36 bulan. Selama itu pula teknisi dari Indonesia akan mempelajari dengan saksama cara mereka merakit hingga akhirnya kapal selam itu selesai.

Pembuatan Kapal Selam Kedua Masih Dibantu

Untuk pembuatan kapal selam kedua, barulah para teknisi itu ikut ambil bagian. Namun, masih tetap dibantu oleh pihak Korsel. "Separo teknisi dari kita, separo dari mereka," kata dia. Pembuatan kapal selam kedua ini diperkirakan akan memakan waktu lebih singkat lebih singkat, yakni sekitar 20 bulan. Pasalnya, pihak Korsel dan Indonesia menargetkan bisa merampungkan dua kapal selam itu dalam kurun 56 bulan atau sekitar 4,5 tahun.

"Diperkirakan dua kapal selam itu akan selesai pada pertengahan 2016," ujar Hartind. Untuk pembuatan kapal selam ketiga, pengerjaan sepenuhnya dilakukan teknisi Indonesia. Hartind mengatakan pembuatan kapal selam ketiga ini akan dilakukan di galangan kapal PT PAL di Surabaya.

Meski demikian, pihak DSME Daewoo tetap akan memantau pembuatannya. "Proses pembuatannya diperkirakan memakan waktu 24-36 bulan," kata dia. Kapal selam berjenis 209 dengan teknologi setara jenis 214 ini diperkirakan menghabiskan dana 1 miliar dolar atau 10 triliun rupiah. Pembayarannya menggunakan anggaran APBN 2010-2014.

Sumber: Koran Jakarta