Senin, Juli 08, 2013

Halau Rudal Musuh, KRI Malahayati-362 Tembakkan Roket Chaff

Penembakan Roket Chaff KRI Malahayati-362

Pelayaran menuju daerah operasi di perairan Karang Unarang ternyata harus dilalui KRI Malahayati-362 dengan cuaca yang tidak bersahabat. Namun berkat kegigihan, pengalaman dan naluri tempur yang selalu terasah, cuaca ekstrem Laut Jawa dan Laut Sulawesi dapat dilalui dengan mudah.

Sesampainya di daerah operasi Karang Unarang, prajurit KRI Malahayati-362 melaksanakan latihan penembakan rocket chaff, Sabtu, 6 Juli 2013. Latihan ini untuk melatih profesionalisme prajurit serta kesiapan material untuk menghadapi berbagai kemungkinan ancaman di medan tugas.

Disimulasikan KRI Malahayati-362 melaksanakan peran tempur bahaya udara setelah radar udara KRI Malahayati-362 mendeteksi adanya kontak udara yang mencurigakan. Teridentifikasi berdasarkan squawking IFF bahwa kontak udara merupakan pesawat tempur musuh yang menyelinap, berdasarkan aturan pelibatan Operasi Tameng Hiu-13 KRI Malahayati diwajibkan memperingatkan musuh untuk meninggalkan wilayah kedaulatan NKRI.

Pesawat tempur musuh bermanuver ekstrem lalu menembakan rudal ke arah KRI Malahayati-362. Komandan memerintahkan PWO (Principle Warfare Officer) memimpin timnya untuk menangkis serangan tersebut. Diambil langkah taktis dengan meluncurkan chaff untuk mengalihkan sasaran peluru kendali musuh. Chaff meledak di udara dan membentuk awan pejal berelektromagnet yang mengalihkan sasaran peluru kendali dari kapal ke awan pejal yang terbentuk. Hal tersebut dimonitor secara visual serta melalui tampilan radar yang menujukkan echo pada kumpulan awan pejal.

Loading chaff KRI Malahayati-362
Loading chaff KRI Malahayati-362 di dermaga Arsenal Batuporon Madura Kamis, 4 Juli 2013

Komandan KRI Malahayati-362, Letkol Laut (P) Moch. Irchamni dalam pernyataannya menyampaikan bahwa latihan ini merupakan rangkaian kegiatan yang sudah terencana dan akan berkelanjutan. "Setelah diserang, kita wajib menyerang. Oleh karena itu, setelah bekal ulang di pelabuhan Balikpapan selanjutnya kami akan menyiapkan latihan penyerangan sebelum tiba di daerah operasi. "Ci Vis Pacem Parabellum, Jika ingin damai, Harus siap untuk berperang", ungkap Komandan KRI Malahayati-362.

Sesuai rencana, KRI Malahayati melaksanakan Operasi bersandi Tameng Hiu-13 dan dijadikan sebagai kapal markas dibawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut Armatim selama 2 bulan. Puasa dan Lebaran bukan menjadi penghalang bagi seluruh prajurit KRI Malahayati-362 untuk melaksanakan tugas mulia, menjadi garda bangsa di daerah perbatasan.

Dispenarmatim