Sistem Roket ASTROS II Brazil |
Kesepakatan pembelian ini ditandatangani pada 8 November lalu di Jakarta, yang berisi tentang nota jual-beli alutsista senilai antara US$400-800 juta atau sekitar 3,8 sampai 7,6 triliun rupiah yang terindikasi meliputi sekitar empat puluh (40) unit kendaraan peluncur roket canggih.
Dengan angka pembelian yang demikian besar, belanja alutsista ini juga akan termasuk pembelian baterai Astros, mesin peluncur roket, kendaraan komunikasi lapis baja, kendaraan penembak dan kendaraan kontrol, kendaraan dilengkapi radar, dan stasiun cuaca mobile (bergerak).
Peluncur roket versi Astro II yang akan dipakai oleh batalyon khusus TNI
ini akan dikirimkan dalam kondisi lengkap termasuk peralatan elektroik
yang nantinya bisa dipakai untuk melepas amunisi pintar, seperti rudal,
namun kini masih menunggu proses sertifikasi.
Namun rincian alutsista yang akan dibeli tidak diketahui karena dilindungi klausul kerahasiaan. Tipe amunisi juga tidak disebutkan, meskipun sistem roket ini dikabarkan mampu mencapai target hingga 100 kilometer.
Namun rincian alutsista yang akan dibeli tidak diketahui karena dilindungi klausul kerahasiaan. Tipe amunisi juga tidak disebutkan, meskipun sistem roket ini dikabarkan mampu mencapai target hingga 100 kilometer.
Persaingan Sengit
Sistem Roket ASTROS II Brazil |
Pemerintah Indonesia telah membeli 16 pesawat serang ringan turboprop, pengawas elektronik serta pesawat pendukung pasukan darat untuk TNI Angkatan Udara.
Presiden Avibras Sami Hassuani mengatakan transaksi dengan Indonesia ini dicapai di tengah kompetisi sengit. Negosiasi sudah dimulai sejak tahun 2008 dan "memaksa" perusahaan untuk kukuh di tempatnya dan terus-menerus menawarkan bukti keunggulan tekniknya.
Hassuani yakin dokumen final sudah akan ditandatangani 90 hari sejak kesepakatan dicapai sementara seluruh pesanan akan dikirim dalam waktu tiga tahun, dan dia juga berharap hubungan dengan pelanggan akan terus berlanjut lebih dari 30 tahun.
Kesepakatan pembelian ini ditandatangani oleh Direktur Badan Sarana Pertahanan Kementrian Pertahanan Indonesia Ediwan Prabowo dan Presiden Avibras Sami Hassuani di Jakarta, 8 November lalu. Dua hari setelah itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginspeksi sebuah kendaraan peluncur roket Astros yang sudah dicat sesuai warna khas TNI yang mengangkut empat roket SS-80.
Presiden Avibras Sami Hassuani mengatakan transaksi dengan Indonesia ini dicapai di tengah kompetisi sengit. Negosiasi sudah dimulai sejak tahun 2008 dan "memaksa" perusahaan untuk kukuh di tempatnya dan terus-menerus menawarkan bukti keunggulan tekniknya.
Hassuani yakin dokumen final sudah akan ditandatangani 90 hari sejak kesepakatan dicapai sementara seluruh pesanan akan dikirim dalam waktu tiga tahun, dan dia juga berharap hubungan dengan pelanggan akan terus berlanjut lebih dari 30 tahun.
Kesepakatan pembelian ini ditandatangani oleh Direktur Badan Sarana Pertahanan Kementrian Pertahanan Indonesia Ediwan Prabowo dan Presiden Avibras Sami Hassuani di Jakarta, 8 November lalu. Dua hari setelah itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginspeksi sebuah kendaraan peluncur roket Astros yang sudah dicat sesuai warna khas TNI yang mengangkut empat roket SS-80.
Untuk memenuhi kontraknya, Avibras segera akan membuka kantor di Jakarta. Kantor ini akan menjadi perwakilan keduanya di kawasan Asia,
setelah yang pertama dibuka di Kuala Lumpur, Malaysia, dimana peluncur roket Astros telah menjadi bagian dari alutsista negara itu sejak 2010.
Sumber: BBC via Kemhan
Kredit foto: Jorge Andrade (flickr)