Selasa, Juli 10, 2012

Proyek PAK FA T-50


Rusia telah mulai menerbangkan pesawat tempur generasi kelima siluman untuk menyaingi F-22 Raptor AS, tetapi analisis barat mempertanyakan apakah Sukhoi mampu mewujudkan impian mereka tersebut di tahun 2015, seperti yang telah mereka targetkan.

Sukhoi PAK FA T-50, diterbangkan pertama kali pada 29 Januari lalu dari fasilitas KnAAPO di Komsomolsk-on-Amur, Rusia.

Pesawat ini jelas ditujukan sebagai pesawat siluman, dengan chined forward fuselage, keselarasan planform edge, pusat senjata internal dan ekor vertikal kecil. T-50 menunjukkan kemiripan dengan F-22 Raptor, tetapi juga mencerminkan warisan Sukhoi SU-27 dalam "centroplane" lebar yang memadukan badan dan sayap pesawat.

Sukhoi mengatakan T-50 akan menunjukkan penampang anti radar yang belum pernah diterapkan sebelumnya, optik dan inframerah dan teknologi inovatif yang diterapkan dalam pesawat, aerodinamika dan penurunan tingkat kebisingan mesin.



Analis AS terkesan, tetapi belum "panik" oleh T-50. "Jangan berpendapat terllau jauh dan menyebut ini adalah saingan F-22 Raptor," kata seorang pejabat di Washington. "Pada dasarnya ini adalah sebuah Flanker dalam bentuk sebuah pesawat tempur generasi kelima pada saat ini. Masih perlu mesin supercruise, radar canggih dan lebih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan sebelum perencanaan sebelum mengatakan bahwa T-50 adalah jet tempur siluman generasi kelima yang dapat bersaing dengan F-22 atau bahkan F-35."

Pengerjaan Sukhoi PAK FA T-50 dimulai pada awal tahun 2000-an. Tidak jelas berapa banyak usaha yang Sukhoi kerjakan untuk membuat T-50 ini. Sukhoi Su-27 dirancang ulang secara substansial dari prototipe T-10, yang pertama terbang pada tahun 1977, tetapi meskipun beberapa sisi terlihat kasar, T-50 sudah terlihat sebagai produk jadi.



Prototipe YF-22 pertama kali terbang pada September 1990, dan pesawat pertama dibuat pada September 1997, tetapi YF-22 tidak dinyatakan operasional sampai Desember 2005 - ini lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk membuat T-50. Ada 3 prototipe T-50 : T-50-0 tes statis, T-50-1, dan yang sekarang terbang T-50-2, yang akan digunakan untuk ground tesing. Dua YF-22 diikuti oleh pengembangan sembilan F-22 Raptor.

Analis Pertahanan AS mengingatkan, perlu upaya dan waktu yang banyak untuk menyelesaikan sebuah desain dari jet tempur siluman. Ada penggunaan komposit di T-50, tetapi sebagian besar adalah logam, ini tidak jelas, apakah kombinasi bahan baku ini hanya untuk prototipe atau Sukhoi akan menambah lagi bahan baku komposit untuk T-50 produksi.

Sekilas memang ada kemiripan dengan flanker Su-27, tapi T-50 sudah bermesin beda. Hal ini membuat vectoring dorong yang efektif dan memberikan ruang yang lebih di pesawat untuk senjata. Di bagian bawah sayap pesawat bisa ditempatkan ada air-to-air missile (AAMs). Centroplane T-50 juga memberikan banyak ruang untuk bahan bakar internal.



T-50 diharapkan untuk terbang dengan sepasang mesin NPO Saturn 117s, modifikasi dari mesin AL-31Fs. AL-31Fs dipasang di pesawat tempur Su-35S multiperan. Tapi Saturnus (produsen NPO Saturn 117) mengatakan bahwa T-50 tidak terbang dengan mesin 117 karena daya dorong T-50 jauh lebih besar ketimbang mesin 117. Sebenarnya bukan bermesin lain, tetap menggunakan NPO Saturn tetapi powerplant baru proyek T-50 telah meningkatkan daya dorongnya, menurut direktur Saturnus, Fedorov.

Namun Wakil Perdana Menteri Rusia Sergei Ivanov tampaknya bertentangan pendapat dengan Fedorov ketika ia mengatakan bahwa T-50 masih terbang dengan mesin yang sama digunakan oleh Su-35S. Pertanyaan untuk mesin baru dari T-50 belum diputuskan.

""Mesin akan menjadi salah satu pondasi utama," kata seorang analis AS. Saturnus dan Salyut sedang bersaing mengembangkan mesin dorong 38.500 pon. "Mesin untuk supercruise kemungkinan akan tidak siap dalam beberapa tahun kedepan."

Pertanyaan besar lainnya adalah ketersediaan radar electronically scanned array (AESA). Perlengkapan avionik PAK FA yang sedang dikembangkan oleh biro desain Ramenskoye, dengan radar AESA disediakan oleh Tikhomorov NIIP. Radar pertama untuk pesawat tersebut diharapkan siap pada 2010 lalu, tetapi integrasi dengan T-50 belum dimulai, seperti yang analis AS tunjukkan.

T-50 muncul untuk melanjutkan preferensi Rusia untuk senjata kapasitas besar. Meskipun ukurannya belum dipublikasikan, tapi kemungkinan senjata tersebut merupakan upgrade dari rudal R-77, K-77-1 dan K-77M (rudal jarak menengah).

T-50 diharapkan untuk menyelesaikan beberapa penerbangan di KnAPPO sebelum pindah ke pusat test di Zhukovsky, dekat Moskow. Pemimpin senior Rusia mengatakan T-50 praproduksi pertama akan dikirim ke Lpetsk pada tahun 2013 untuk tes negara, tetapi bahkan dengan adanya dukungan pembangunan untuk T-50 dari SU-35, target 2015 bisa dikatakan tidak akan tercapai.



Lipetsk (Rusia) berfungsi semacam Nellis, Edwards, Eglin (Pangkalan USAF), untuk "memeras" kemampuan jet tempur, pengembangan doktrin kerja dasar dan manual penerbangan, kata analis AS. "Pada akhirnya mereka akan melatih kader instruktur percontohan awal untuk unit lini pertama yang akan menerima jet - mungkin 18-24 bulan setelah jet pertama dikirimkan ke Lipetsk.

Apakah Sukhoi dapat memenuhi tenggat waktu tersebut? Ini semua tergantung pada keberhasilan uji coba dan komitmen keuangan dari pemerintah Rusia dan India. India telah siap untuk menginvestasikan 25% dari biaya pembangunan PAK FA dan membentuk usaha patungan 50-50 untuk memproduksi pesawat tempur ini, dengan persyaratan dasar 250 unit pesawat untuk masing-masing.

PAK FA dua kursi, dijuluki T-50UB, akan menjadi dasar dari versi ekspor untuk Angkatan Udara India. Hindustan Aeronautics bergabung pada program ini pada tahun 2008, tetapi direktur Jenderal Sukhoi Mikhail Pogosyan mengatakan para desainer India akan berpartisipasi dalam tahap akhir pengembangan. India mampu menyediakan uang tapi belum mampu untuk menyediakan ilmuwan yang relevan  untuk membantu program PAK-FA ini.