Minggu, Juli 29, 2012

AS Bangun Radar Pertahanan Rudal di Qatar

Pentagon saat ini sedang membangun stasiun radar pertahanan rudal di sebuah lokasi rahasia di Qatar, The Wall Street Journal melaporkan Selasa 24 Juli. Situs radar ini akan menjadi bagian dari sistem yang dimaksudkan untuk membela kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya dari ancaman roket Iran, kata seorang pejabat AS kepada surat kabar tersebut.

Journal juga melaporkan bahwa Washington sedang mempersiapkan latihan minesweeping terbesar yang pernah ada di Teluk pada bulan September nanti, dengan menyebutnya sebagai "latihan pertama multilateral di wilayah Teluk."

Sebuah radar serupa juga telah ditempatkan AS di Gunung Keren di Gurun Negev Israel sejak tahun 2008 dan satu lagi dipasang di Turki sebagai bagian dari perisai pertahanan rudal NATO.

Fasilitas radar AS di gurun Negev Israel
Fasilitas radar AS di Gurun Negev Israel
Selain itu, para pejabat militer AS mengatakan kepada Journal bahwa Komando Pusat AS, yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah dan Asia Selatan, juga ingin menyebarkan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) pertama di daerah tersebut dalam beberapa bulan mendatang, mungkin berada dalam wilayah Uni Emirat Arab.

Kekhawatiran AS dan Israel Terhadap Iran

Ketegangan dengan Iran - yang negara-negara Barat menduga Iran secara diam-diam berusaha membangun senjata nuklir - memang menjadi marak akhir-akhir ini di kawasan Teluk. Amerika Serikat juga telah memperingatkan Teheran tentang blokirnya atas Selat strategis Hormuz, dan secara signifikan telah memperkuat kehadiran militernya di sana.

Kekhawatiran penutupan selat itu - di mana sekitar seperlima perdagangan minyak dunia melalui ini - semakin dirasa pada awal tahun ini setelah Iran mengancam akan menutupnya jika pemerintah Barat terus berupaya untuk mengekang program nuklir Teheran yang dianggap kontroversial dengan "mencekik" ekspor minyak Iran.
Hillary Clinton: "Washington akan menggunakan semua elemen kekuatan untuk mencegah nuklir Iran"
Teheran berulang kali mengatakan bahwa kegiatan nuklirnya adalah murni untuk tujuan damai. Di lain sisi, Amerika Serikat saat ini sedang mencoba untuk mencegah aksi militer dini oleh Israel terhadap Iran. Karena bila hal itu terjadi, akan menyebabkan perpecahan di antara negara-negara NATO dan tentunya itu tidak akan efektif untuk tujuan kampanye AS atas Iran.

Di Israel pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan bahwa Washington akan menggunakan "semua elemen kekuatan" untuk mencegah nuklir Iran dan saat ini sedang "berkonsultasi" dengan Israel tentang bagaimana langkah yang harus diambil terhadap Iran.

Di gurun Negev untuk mengawasi Iran
Radar X-band AS di Gurun Negev untuk mengawasi aktifitas Iran
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta juga diharapkan untuk mengunjungi Israel dalam beberapa minggu mendatang, menurut Pentagon.

Waspada atau Brutal?

Di sisi lain, seorang nelayan India tewas dan tiga lainnya luka-luka, pada Senin lalu ketika sebuah kapal angkatan laut AS menembaki kapal mereka di dekat pelabuhan Jebel Ali di Teluk Selatan, Uni Emirat Arab.

Pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa kapal nelayan India tersebut telah mengabaikan peringatan untuk tidak mendekati kapal USNS Rappahannock yang sedang melakukan pengisian bahan bakar, dengan alasan bahwa adanya pelaut asing di dekat kapal Amerika itu dikhawatirkan dapat menimbulkan ancaman bagi fasilitas AS.