Korea Selatan akan segera memilih pemasok pesawat militer senilai miliaran dolar pada bulan Oktober tahun ini, kata seorang juru bicara, meskipun ada seruan dari partai oposisi utama agar terlebih dahulu melakukan studi lebih lanjut. Juru bicara untuk Program Administrasi Akuisisi Pertahanan mengatakan pembelian tersebut meliputi 60 jet tempur siluman, 36 helikopter serang dan 8 helikopter Angkatan Laut.
"Kami berencana untuk mengumumkan nama-nama pemasok pada pada bulan Oktober," kata juru bicara AFP disaat ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan beserta sekutunya masih tinggi karena program nuklir dan Rudal Korea Utara.
Kontrak untuk jet tempur siluman tersebut senilai 8 triliun won atau sekitar 6,7 miliar dolar, katanya. Lockheed Martin F-35, Boeing F-15 SE, Eurofighter Typhoon dan Sukhoi PAK FA T-50 Rusia dilaporkan telah bersaing untuk mendapatkan kesepakatan ini. Sekitar 1,8 triliun won akan dialokasikan untuk membeli 36 helikopter serang, Apache Boeing, Eurocopter Tiger dan T129 Turki, kata juru bicara itu.
Program akuisisi senjata yang besar di dalam tahun terakhir kepemimpinan Presiden Lee Myung-Bak ini telah memicu kritik dari partai oposisi. Partai Serikat Demokrat (DUP) mendesak pemerintah agar tidak terburu-buru mengesahkan program ini. "Studi dan peninjauan lebih lanjut sangat diperlukan sebelum pemerintah meneruskan rencana pembelian senjata. Jika perlu, proyek ini sebaiknya diserahkan kepada pemerintahan berikutnya," kata partai oposisi dalam sebuah pernyataannya minggu ini.
Korea Selatan telah membeli 60 jet tempur Boeing non-siluman F-15 sejak tahun 2002 dalam dua tahap dari program modernisasi peralatan tempur. Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam status perang, ini hanya gencatan senjata setelah perang tahun 1950-1953 berakhir. Perjanjian damai tidak pernah ditandatangani.
"Kami berencana untuk mengumumkan nama-nama pemasok pada pada bulan Oktober," kata juru bicara AFP disaat ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan beserta sekutunya masih tinggi karena program nuklir dan Rudal Korea Utara.
Helikopter UH-60 Angkatan Udara Korea Selatan |
Kontrak untuk jet tempur siluman tersebut senilai 8 triliun won atau sekitar 6,7 miliar dolar, katanya. Lockheed Martin F-35, Boeing F-15 SE, Eurofighter Typhoon dan Sukhoi PAK FA T-50 Rusia dilaporkan telah bersaing untuk mendapatkan kesepakatan ini. Sekitar 1,8 triliun won akan dialokasikan untuk membeli 36 helikopter serang, Apache Boeing, Eurocopter Tiger dan T129 Turki, kata juru bicara itu.
Program akuisisi senjata yang besar di dalam tahun terakhir kepemimpinan Presiden Lee Myung-Bak ini telah memicu kritik dari partai oposisi. Partai Serikat Demokrat (DUP) mendesak pemerintah agar tidak terburu-buru mengesahkan program ini. "Studi dan peninjauan lebih lanjut sangat diperlukan sebelum pemerintah meneruskan rencana pembelian senjata. Jika perlu, proyek ini sebaiknya diserahkan kepada pemerintahan berikutnya," kata partai oposisi dalam sebuah pernyataannya minggu ini.
Korea Selatan telah membeli 60 jet tempur Boeing non-siluman F-15 sejak tahun 2002 dalam dua tahap dari program modernisasi peralatan tempur. Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam status perang, ini hanya gencatan senjata setelah perang tahun 1950-1953 berakhir. Perjanjian damai tidak pernah ditandatangani.