|
Ilustrasi pesawat tempur generasi keenam Rusia |
Perusahaan MiG dan Sukhoi bersama-sama akan mengembangkan pesawat tempur generasi keenam Rusia, Ilya Tarasenko, direktur jenderal MiG dan Sukhoi, mengutip laman RIA Novosti.
"Pesaing kami adalah pabrikan pesawat Amerika dan Eropa. Dan untuk mempertahankan kepemimpinan yang kuat dalam industri ini, kami perlu mengkonsolidasikan kompetensi terbaik yang ada saat ini di MiG dan Sukhoi dan menciptakan pesawat generasi keenam baru. Menggabungkan kemampuan adalah peluang luar biasa untuk membuat terobosan besar. Perusahaan asing tidak lagi memiliki peluang seperti itu," kata Tarasenko.
Menjawab pertanyaan apakah pesawat generasi keenam Rusia nantinya merupakan pengembangan bersama MiG dan Sukhoi, Tarasenko menjawab dengan tegas. "Ya, itu akan menjadi pengembangan divisi penerbangan militer UAC," jelasnya.
UAC atau United Aircraft Corporation adalah perusahaan penerbangan dan ruang angkasa Rusia. Dengan saham mayoritas milik Pemerintah Rusia, Rusia mengkonsolidasikan perusahaan manufaktur dan aset milik swasta dan milik negara Rusia yang terlibat dalam pembuatan, desain, dan penjualan pesawat militer, sipil, transportasi, dan tak berawak.
Saat ini di Rusia, produksi massal pesawat tempur Su-57 generasi kelima telah dimulai. Pesawat pertama harus sudah diterima Angkatan Udara Rusia tahun ini.
Ilya Tarasenko menerima jabatan sebagai CEO Sukhoi pada Februari tahun ini. Dengan demikian, ia merangkap tiga posisi - selain Sukhoi, Tarasenko memimpin perusahaan MiG, dan juga bertanggung jawab untuk pemasaran dan kerja sama militer-teknis di United Aircraft Corporation.
Baca juga: Rusia Berencana Ekspor Massal Su-57 dan Masuk Pasar Drone Tempur
Mesin hidrogen NK-88 membuka cakrawala baru bagi jet tempur generasi ke-6 Rusia
Pesawat generasi kelima Rusia saat ini sudah terbang, tetapi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berhenti, sehingga semakin banyak informasi yang muncul tentang pengerjaan proyek-proyek pesawat generasi ke-6. Tetapi agar sebuah pesawat generasi keenam muncul, sebuah mesin baru yang fundamental harus muncul terlebih dahulu.
Saat ini, dunia penerbangan sedang ditantang untuk menciptakan mesin baru yang tidak hanya efektif di atmosfer, tetapi juga memiliki kemampuan untuk pergi ke luar angkasa.
Karena mesin atmosfer yang ada saat ini tidak dapat melakukannya, para ilmuwan kemudian secara aktif mengembangkan hibrida dari mesin roket dan pesawat terbang. Istilah untuk ini adalah mesin hidrogen. Jika mesin hidrogen sukses, penerbangan kriogenik akan segera hadir, dan Rusia akan menjadi yang terdepan untuk konstruksi pesawat terbang generasi keenam.
Penerbangan kriogenik tampak fantastis dan mungkin terkesan mengada-mengada dan sepertinya tidak mungkin tercapai. Tetapi ingatlah fakta bahwa lebih dari 30 tahun yang lalu, Uni Soviet telah menguji pesawat Tu-155 dengan menggunakan mesin hidrogen NK-88.
Pengembangan dan penelitian yang diperoleh sebagai hasil pengujian dari mesin hidrogen NK-88 sebelumnya diletakkan sebagai dasar untuk pengembangan mesin hipersonik.
Sayangnya, runtuhnya Uni Soviet juga turut meruntuhkan proyek-proyek tersebut. Tetapi beban penelitian di masa lalu tetap ada dan belum menghilang, para insinyur Rusia saat ini masih dapat memanfaatkan pencapaian insinyur-insinyur sebelumnya.
Saat ini Rusia secara signifikan lebih banyak berinvestasi dalam pengembangan dan industri pertahanan, dan oleh karena itu ada kemungkinan besar bahwa pengerjaan mesin baru telah lama Rusia dilakukan.
Bisa jadi Rusia setelah ini akan mengumumkan tentang mesin barunya, siapa tahu, mengingat contoh serupa Rusia yang mengumumkan telah berhasil mengembangkan rudal hipersonik.
Baca juga: Rusia Tampilkan Rudal Hipersonik pada MiG-31
Pesawat pembom siluman generasi ke-6 Rusia
Ketika pesawat tempur generasi kelima Su-57 sudah masuk fase produksi dalam jumlah yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, muncul pula laporan pada akhir 2019 lalu bahwa perusahaan pertahanan Rusia juga sedang berfokus pada pengembangan pesawat pembom siluman "generasi keenam."
CEO Tupolev Alexander Konyukhov kala itu mengatakan bahwa ada rencana besar ke depan untuk pengujian dan lebih lanjut mengembangkan pesawat Tu-22M3M, Tu-160 dan Tu-95MS hasil upgrade bersama dengan pekerjaan besar untuk pesawat pembom baru PAK-DA.
Kantor berita Rusia melaporkan bahwa PAK-DA, akan menjalani pengujian awal di Zhukovsky Center. Menurut Wakil Menteri Pertahanan Yuri Borisov, prototipe pertama PAK DA diharapkan selesai pada 2021-2022, penerbangan perdananya dijadwalkan pada 2025-2026, dan pengiriman serial akan dimulai pada 2028-2029.
Jangka waktu yang masih lama ini harus membuat Rusia menjamin pertahanannya dengan memanfaatkan seluruh alutsista mulai dari S-500 hingga Su-57. Sebelum PAK-DA, Rusia tidak lagi mengembangkan pesawat pembom sejak era Uni Soviet.
Pesawat-pesawat pembom strategis dan berkemampuan nuklir Rusia yang ada saat ini seluruhnya merupakan desain era Uni Soviet. PAK-DA akan menggunakan desain yang benar-benar baru.
Saat ini sangat sedikit yang diketahui dari spesifikasi konkret PAK-DA. Namun analisis pertahanan Rusia menyebutkan bahwa kemungkinan jangkauan operasionalnya 12.000 kilometer, dengan muatan hingga 30 ton, dan kecepatan penerbangan subsonik.
Fakta terakhir ini menunjukkan bahwa PAK-DA lebih mengutamakan kemampuan silumannya ketimbang kecepatannya. Dengan pengetahuan saat ini, hampir mustahil untuk membuat pesawat pembom yang membawa banyak rudal yang berkemampuan siluman tapi juga memiliki kecepatan supersonik. Inilah sebabnya mengapa Rusia fokus pada kemampuan silumannya.
PAK-DA akan membawa rudal dengan kecerdasan buatan dengan jangkauan hingga 7.000 km. Rudal semacam itu dapat menganalisis situasi radar udara dan radio dan menentukan arah, ketinggian, dan kecepatannya. Rusia mengklaim sedang bekerja mengembangkan rudal itu.
Rudal-rudal pintar ini, yang konon dapat mengubah target di tengah penerbangannya dan menyesuaikan jalur penerbangan mereka secara mandiri untuk menghindari radar, sedang dikembangkan Rusia. Dan mengingat bahwa PAK-DA mengandalkan kemampuan silumannya, maka hampir pasti rudal itu akan disimpan di ruang senjata internalnya.
PAK-DA disebut-sebut sebagai pengganti Tu-160 dan Tu-22M3, tetapi tampaknya tidak akan diproduksi dalam jumlah besar untuk menjadikannya sebagai tulang punggung kekuatan pembom strategis Rusia.
Rusia pernah mengatakan bahwa pembom Tu-160 dan Tu-22 akan tetap mereka gunakan di masa depan, karena keduanya masing-masing telah mendapatkan upgrade avionik, kualitas hidup, dan perlengkapan persenjataan baru lainnya.
Sebaliknya, tampaknya PAK-DA lebih dirancang untuk mengisi ceruk konflik nuklir intensitas tinggi, untuk penetrasi dalam terhadap sistem pertahanan udara canggih dunia.
Baca juga: 7 Pesawat Pembom Terbaik di Dunia
Pesawat generasi keenam Amerika Serikat
Pada awal Juni lalu, media internet melaporkan bahwa militer AS mulai menguji pesawat baru rahasia di atas Gurun Mojave, yang menurut majalah The Drive Amerika, bisa menjadi musuh ideal untuk sistem pertahanan udara Rusia.
Menurut publikasi The Drive, pesawat seperti itu sudah muncul dalam bingkai fotografi biasa. Namun beberapa hari lalu, mereka berhasil melakukan tes penuh, yang jelas menunjukkan bahwa militer AS sudah mendekati fase tes penerbangan prototipe.
"Di Amerika Serikat di atas gurun Mojave (California), pengujian sistem pesawat rahasia sedang dilakukan, yang dapat membuatnya kebal terhadap rudal Rusia. Kita berbicara tentang dua pesawat, Model 401 dan Proteus, yang terbang bersama pesawat tempur F-15D NASA dan pesawat tanker KC-10. Pada bagian belakang Model 401, terlihat belah ketupat (mungkin radar tersembunyi atau beberapa sensor), dan sistem elektro-optik tertentu dipasang pada Proteus," kata majalah itu.
Jurnalis percaya bahwa kedua pesawat itu tidak berawak dan dikendalikan oleh F-15D NASA, media Rusia melaporkan mengutip The Drive.
Jika argumen para jurnalis itu benar, maka tes tersebut mungkin mengindikasikan bahwa Amerika Serikat hampir membuat pesawat tempur generasi keenam, karena yang terakhir diposisikan sebagai kendaraan udara tak berawak dengan semua kemampuan pesawat tempur penuh.
Baca juga: X-47B, UAV Tempur Siluman Amerika Serikat
Jet tempur generasi keenam Eropa
Menurut laman La Stampa Italia, Italia akan bergabung dalam program pesawat tempur generasi keenam Tempest Inggris.
Italia sedang mencari jet tempur canggih untuk menggantikan armada Eurofighter Typhoon Angkatan Udara mereka di masa depan.
Program Tempest diumumkan selama Farnborough International Airshow 2018. Pemerintah Inggris, melalui Kementerian Pertahanan, telah mengalokasikan 2 miliar pound (2,3 miliar euro) untuk pengembangan awal pesawat tempur generasi keenam tersebut.
Tempest ditujukan untuk menggantikan pesat tempur Typhoon Angkatan Udara Kerajaan Inggris pada tahun 2035 dan untuk bersaing dengan program pesawat tempur generasi baru Prancis-Jerman yang diumumkan selama International Paris Air Show - Le Bourget pada 12 Juli 2017 oleh Angela Merkel dan Emmanuel Macron.
Baca juga: Inggris Perkenalkan Model Jet Tempur Baru "Tempest"
Italia telah menyatakan minatnya sejak program Tempest diumumkan, tetapi sejauh ini negara itu belum pernah merumuskan perjanjian mengenai program tersebut, meskipun beberapa perusahaan Italia bekerja pada proyek itu.
Keanggotaan Italia dalam program Tempest akan membawa beberapa manfaat juga bagi industri Italia karena Leonardo Italia terlibat dalam proyek Inggris itu bersama dengan BAE Systems, Rolls Royce dan MBDA.