Berdasarkan publikasi oleh laman Global Times China, yang mengutip laporan dari industri penerbangan China, pesawat tempur J-31 baru akan siap tahun depan.
Pengembangan J-31 dipimpin oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC) - perusahaan milik negara China yang bergerak dalam produksi pesawat sipil dan militer.
Belum banyak data tentang pesawat baru ini. Sebelumnya J-31 dianggap akan beroperasi dari kapal induk China. Pesawat itu dikembangkan berdasarkan Shenyang FC-31 - prototipe pesawat tempur generasi kelima Tiongkok, yang melakukan penerbangan pertamanya pada 2012 silam. Faktanya, saat ini hanya dua pesawat seperti itu yang telah dibuat.
Banyak analis yang berbicara tentang kemungkinan transformasi J-31 menjadi pesawat kapal induk. Entah ini hanya rumor atau bukan, tapi yang jelas armada kapal induk Tiongkok sekarang mengoperasikan J-15 - pesawat tempur berbasis kapal induk yang dibangun berdasarkan desain Sukhoi Su-33 Soviet (atau lebih mudah menyebutnya sebagai tiruan Su-33).
Saat ini China sudah mengoperasikan satu jenis pesawat tempur generasi kelima, yaitu Chengdu J-20. Pesawat ini dipamerkan kepada umum pada 2016.
Baca juga: Pesawat dan Helikopter Terbaik Buatan Rusia
Lebih lanjut tentang J-31
Bagi negara-negara yang ingin membeli pesawat tempur siluman canggih, J-31 atau FC-31 disediakan China sebagai analog murah dari F-35 Amerika. Enaknya, China tidak akan memaksakan iklim politik untuk menjualnya, tidak seperti Amerika.
Pabrik J-31 belum lama ini memposting foto-foto model J-31 yang dihiasi lambang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, yang pengamat militer menilai bahwa pesawat militer itu kemungkinan juga akan digunakan PLA, meskipun sebelumnya pabrik pernah menyatakan bahwa J-31 khusus untuk ekspor.
Modelnya menyerupai desain asli FC-31. Membawa roket di bawah sayap, kompartemen senjata terbuka dan lambang PLA di bagian ekor.
Sekali lagi, ini memicu perdebatan tentang kemungkinan pesawat itu akan melayani PLA.
Masa depan J-31 tampaknya baru akan jelas apabila kapal induk ketiga China sudah selesai pembangunannya, di mana kapal induk ini disebutkan akan menggunakan pesawat tempur baru.
Baca juga: Kapal Induk Ketiga China Sekelas Kapal Induk Nimitz AS
Baca juga: Kisah Xu Zengping yang Membelikan Kapal Induk untuk Angkatan Laut China
Sebagai analogi, Angkatan Udara AS memiliki F-22 dalam jumlah yang relatif sedikit, yang melengkapi armada besar F-35. Sama seperti F-22, pesawat tempur J-20 akan China gunakan sendiri, tidak diekspor, dan status J-31 kemungkinan akan sama dengan F-35 Amerika.
Harga J-31 diperkirakan akan berfluktuasi di kisaran $ 70 juta, dan ini tidak hanya membuat FC -31 bagus, tetapi hampir merupakan tawaran yang tidak dapat ditolak di pasar pesawat siluman.
Tidak ada negara lain yang mampu menawarkan pesawat tempur siluman dengan harga sedemikian rupa. Ini akan memberikan peluang besar bagi industri penerbangan China untuk menapakkan kakinya di pasar penerbangan militer global.
Apa yang akan diterima pembeli jika J-31 ditawarkan untuk ekspor? Pertama, tidak seperti F-35, J-31 tidak hanya murah, tetapi mesinnya dua. Meskipun kita tidak bisa mengatakan pesawat bermesin ganda lebih dapat diandalkan dari pesawat bermesin tunggal.
Selain itu, karakteristik penerbangan J-31 terlihat lebih baik. Misalnya, kecepatan maksimum J-31 adalah 2.200 km/jam, dibandingkan dengan 1.930 km/jam untuk F-35.
Kedua pesawat memiliki ukuran dan bobot yang hampir sama: panjang J-31 adalah 16,9 m, rentang sayap 11,5 m, berat maksimum lepas landas 25 ton, berat muatan 8 ton, Batas ketinggian terbang praktis 18.200 meter, dan radius tempur 1.200 kilometer.
China mengklaim bahwa J-31 memiliki fitur siluman yang baik, kesadaran informasi, kemudahan operasi dan kemampuan untuk menyerang target udara, darat dan laut, dan usai pakai hingga 30 tahun.
Secara teori, semua yang ditawarkan J-31 harusnya menarik bagi pelanggan asing. Poin penting lain yang perlu dicatat bahwa mesin RD-93 (mesin pada JF-17 Thunder) Rusia telah diganti dengan mesin WS-13E buatan mereka sendiri.
Su-57 Rusia dan J-20 China
Ketika Su-57 memasuki produksi serial, Moskow juga melakukan upaya untuk mengekspor pesawat tempur itu kepada para importir senjata utama Rusia seperti Turki, India, dan China.
Selama beberapa tahun terakhir, media pertahanan Tiongkok sangat antusias mengikuti perkembangan Su-57. Ulasan-ulasan mereka yang sebagian besar bernada positif sering dianggap sebagai salah satu penentu minat impor China.
Tetapi bagaimana jika pertanyaannya terbalik? Apa pendapat Rusia tentang pesawat tempur J-20 China?
Sementara ulasan-ulasan media pada umumnya hanya memuji Su-57, rekan media Rusia mereka jauh lebih bijak menyikapi J-20. Dalam sebuah artikel belum lama ini tentang kerjasama saling menguntungkan dari kesepakatan impor Su-57 China, outlet pertahanan Rusia terkemuka RG menyimpulkan bahwa Su-57 tidak lebih baik atau lebih buruk daripada J-20, keduanya memenuhi tujuan operasional yang sama sekali berbeda.
J-20 dirancang sebagai platform siluman untuk menembus pertahanan udara canggih untuk menargetkan infrastruktur penting atau aset militer. Su-57, di sisi lain, unggul sebagai platform superioritas udara yang "menggadaikan" fitur siluman dan serangan daratnya demi potensi pertempuran "dog fight." Dengan demikian, RG sudah dengan tepat mencirikan dorongan argumen ekspor Rusia, yaitu: Angkatan Udara China harus membeli Su-57 bukan sebagai pengganti, tetapi sebagai pelengkap J-20.
Mungkin aspek yang paling lazim, jika tidak kontroversial, komentar Rusia mengenai J-20 adalah soal tuduhan berulang bahwa China membangun J-20 berdasarkan proyek pesawat tempur generasi kelima Soviet yang diajukan pada tahun 2000.
Baca juga: Pesawat dan Helikopter Terbaik Buatan Rusia
Baca juga: Rusia Berencana Ekspor Massal Su-57
Dmitry Drozdenko, wakil editor publikasi militer Rusia "Arsenal of the Fatherland," mengatakan kepada Sputnik bahwa J-20 didasarkan pada MiG 1.44 yang bernasib malang: "Menurut saya, mesin (maksudnya pesawat J-31) tersebut didasarkan pada MiG 1.44 Rusia. Pesawat itu dibuat untuk bersaing dengan PAK FA desain awal. Pesawat China sangat mirip. Meskipun belum diumumkan secara resmi, J-20 menggunakan mesin AL-31F kami, yang dikembangkan oleh Salut, yang dibeli orang China dengan harga setengah miliar dolar."
Artikel itu kemudian mengutip konfigurasi canard dan bagian ekor yang berbentuk serupa sebagai contoh kemiripan yang diduga aneh antara kedua pesawat tempur.
TASS, kantor berita terkemuka Rusia, mencatat bahwa sejumlah J-20 saat ini dijalankan dengan mesin AL-31F dan bahwa J-20 berbagi desain aerodinamika "mirip bebek" yang khas dengan MiG-1.44, tetapi belum ada laporan yang menyebutkan bahwa orang China berkonsultasi secara langsung dengan Rusia untuk membangun J-20.
Berhubungan dengan masalah mesin, komentator pertahanan Rusia senada dengan rekan-rekan Barat mereka dalam skeptisisme mereka tentang status mesin WS-15 yang seharusnya digunakan J-20.
Baca juga: Perbandingan: J-20 China VS F-22 Raptor AS
Baca juga: China Klaim Jet Tempur Siluman J-20 Bisa 'Beast Mode' Seperti F-35
Masalah kinerja dan keandalan mesin WS-15 telah memaksa China memproduksi J-20 awal dengan WS-10B yang berdesain lebih tua dan inferior. Ada spekulasi singkat pada 2018 bahwa para insinyur China telah berhasil memperbaiki WS-15, tetapi belum ada konfirmasi lebih lanjut hingga saat ini.
Meskipun Moskow mungkin tidak memiliki niat untuk mengimpor pesawat tempur siluman andalan China itu, persepsi mereka tentang hal itu relevan dengan upaya berkelanjutan Rusia untuk menjual Su-57 pada China. Secara khusus, Rosoboronexport - agen ekspor senjata Rusia - harus membuat kasus yang meyakinkan bahwa Su-57 memang memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh China, sesuatu yang tidak dimiliki J-20.
Demikian juga, evaluasi mereka terhadap J-20 secara strategis penting dalam konteks hubungan pertahanan China-Rusia yang sedang berkembang di mana masing-masing pihak tidak ingin diturunkan statusnya menjadi mitra junior.