Boeing telah mengirimkan pesawat patroli maritim P-8A Poseidon ke-100 untuk Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Di dunia, selain Angkatan Laut AS, Poseidon juga digunakan oleh Angkatan Laut India, Angkatan Udara Australia (RAAF), dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF).
Poseidon telah mencetak sejarah dengan capaian terbangnya menyentuh 300.000 jam dalam misinya untuk memburu kapal selam dan memberikan kemampuan pengintaian udara yang mumpuni bagi penggunanya dalam kapasitas global.
Total ada 94 unit P-8A yang operasional bersama Angkatan Laut AS. Enam Poseidon lainnya hanya digunakan sebagai pesawat uji Engineering Manufacturing Development.
Pesawat ke-100 yang baru dikirimkan ini rencananya baru akan beroperasi penuh pada akhir tahun ini.
Boeing juga telah mengirimkan 12 pesawat Poseidon ke RAAF, dua ke RAF, dan delapan P-8I ke Angkatan Laut India.
Wakil presiden dan manajer program Boeing, Stu Voboril mengatakan: "Kami merasa terhormat akan keyakinan dan kepercayaan angkatan laut terhadap karyawan kami dan sistem P-8. Fokus kami adalah, dan akan, memberikan pesawat patroli maritim terbaik di dunia, tidak ada yang menghalangi."
 |
| Infografik P-8A Poseidon. (Gambar via Pinterest) |
Pesawat patroli maritim jarak jauh multi-misi P-8 memiliki kemampuan untuk melakukan operasi wilayah, maritim dan pesisir yang luas.
Ini adalah varian militer dari pesawat Boeing 737 Next-Generation dengan kelengkapan sistem misi yang canggih, memastikan interoperabilitas maksimum di ruang pertempuran.
Beberapa skuadron Angkatan Laut AS telah dikerahkan dengan pesawat P-8A Poseidon. Angkatan Laut India dan RAAF juga melakukan misi pengawasan lautnya dengan P-8.
Pada Oktober tahun lalu, sebuah proyek yang didanai RAAF dilakukan untuk menguji kemampuan misi pencarian dan penyelamatan (SAR) yang diperluas untuk P-8A Poseidon. Dilakukan di lepas pantai Naval Air Station Patuxent River (PAX) di Maryland, tes mengevaluasi kit UNIPAC III SAR pada pesawat patroli maritim P-8A.*
