Senin, Oktober 01, 2018

China Uji Coba 3 Model Wahana Hipersonik untuk Tujuan Senjata

Wahana hipersonik
Ilustrasi wahana hipersonik (gambar: Internet)

China telah berhasil menguji coba tiga jenis model wahana hipersonik skala-mini yang kecepatannya dapat disesuaikan untuk serangan presisi sebagai senjata berkemampuan nuklir yang tak terhentikan, media pemerintah China melaporkan pada hari Minggu (30/9/2018).

Tes dari tiga wahana hipersonik skala-mini, yang dapat terbang dari kecepatan hipersonik ke kecepatan yang lebih rendah dari kecepatan suara, dilakukan pada 21 September di Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut, CCTV melaporkan.

Dalam cuplikan berita, tiga model yang mewakili desain berbeda, kode bernama D18-1S, D18-2S dan D18-3S diangkat dan kemudian dijatuhkan dari balon.

Laporan media lain mengatakan bahwa kecepatan pesawat hipersonik akan disesuaikan.

Ini adalah uji pertama China untuk jenis wahana hipersonik yang kecepatannya akan disesuaikan untuk serangan presisi sebagai senjata yang tak terhentikan sistem pertahanan udara, lapor South China Morning Post (SCMP) yang berbasis di Hong Kong.

Bulan lalu, para ilmuwan China melakukan penerbangan eksperimental pertama mereka dari sebuah wahana hipersonik bernama Starry Sky 2 yang diluncurkan oleh roket dan kemudian terbang dengan gelombang kejutnya sendiri di Mach 6 (enam kali kecepatan suara, atau 7.344 km / jam).

Setelah selesai pengembangan, kecepatannya akan mampu menembus sistem pertahanan anti-rudal yang ada saat ini, kata laporan itu.

"Teknologi mereka dapat saling melengkapi. Mereka dapat digabungkan bersama dan membuat rudal hipersonik," kata komentator militer Hong Kong Song Zhongping kepada SCMP.

Para peneliti mengukur fitur aerodinamis masing-masing dari tiga bentuk desain yang berbeda, dan mencatat proses mereka jatuh, akselerasi, memintas penghalang sonik, rebound aerodinamis, pembukaan parasut, pendaratan dan pengambilan, saat mengumpulkan data, laporan CCTV mengatakan.

Itu untuk membandingkan dan memilih dari tiga desain, kata Song, menambahkan bahwa akan ada tes terowongan angin lebih lanjut dengan model yang lebih besar atau ukuran sebenarnya sebelum menyelesaikan konfigurasi aerodinamis kendaraan.

China, yang anggaran pertahanannya tahun ini mencapai USD 175 miliar, berinvestasi besar dalam penelitian dan pengembangan pertahanan untuk mengejar ketinggalan dengan AS, Rusia, dan Uni Eropa.

China telah menguji kendaraan hipersonik meluncur sejak 2014. Amerika Serikat dan Rusia telah melakukan eksperimen serupa. (fr)