Jumat, September 14, 2018

Spanyol Akhirnya Kirimkan Bom Pesanan Arab Saudi

Bom laser guided

Spanyol akhirnya memutuskan untuk mengirimkan 400 bom laser-guided (dipandu laser) senilai €9,2 juta (Rp 160 miliar) yang dipesan Arab Saudi. Keputusan ini mengubah sikap Spanyol sebelumnya yang menunda pengiriman itu karena khawatir bom itu kemungkinan digunakan Arab Saudi yang bisa membahayakan warga sipil di Yaman.

Josep Borrell, menteri luar negeri Spanyol, mengumumkan perubahan keputusan ini pada Kamis, mengatakan bahwa pemerintah Spanyol telah meninjau ulang kontrak dan merasa kontrak harus dihormati.

Keputusan itu muncul setelah unjuk rasa oleh para pekerja di galangan kapal Navantia milik Spanyol, yang berpendapat bahwa membatalkan kontrak penjualan bom akan menyebabkan pemerintah Saudi juga membatalkan pembelian lima kapal perang senilai € 1,8 miliar.

“Setelah satu minggu kerja intensif oleh berbagai kementerian, termasuk kementerian luar negeri, keputusannya adalah bahwa bom ini akan dikirimkan untuk menghormati kontrak dari tahun 2015, yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya dan di mana tidak ada ketidakberesan yang terdeteksi yang akan menghentikannya,” kata Borrell kepada radio Onda Cero, dilansir dari The Guardian.

Borrell mengatakan kontrak telah ditinjau secara menyeluruh oleh berbagai kementerian dan diperiksa tiga kali oleh komisi antar-departemen yang mengawasi penjualan senjata.

Ditanya apakah sikap pemerintah Saudi untuk pembelian kapal perang apakah memang tergantung dengan kesepakatan bom, Borrell mengatakan: “Arab Saudi melihat kesepakatan persenjataannya sebagai bagian dari hubungan keseluruhannya.

“Kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri telah membicarakan hal ini dan menganalisanya selama seminggu. Dan saya pikir kami telah sampai pada kesimpulan bahwa kontrak ini harus dihormati.”

Amnesty International dan ahli PBB telah mengkritik penjualan senjata ke Arab Saudi, yang memimpin koalisi melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Ditekankan pada apakah pemerintah Spanyol telah menerima jaminan bahwa bom tidak akan digunakan terhadap warga sipil di Yaman, Borrell bersikeras bahwa mereka adalah senjata presisi yang "tidak menciptakan efek kolateral" dan akurat untuk jangkauan dalam satu meter dari target mereka.

"Itu berarti bahwa dengan senjata semacam ini Anda tidak akan mendapatkan pemboman seperti bom yang kurang canggih yang dijatuhkan secara acak dan yang menyebabkan tragedi yang seluruh dunia mengutukya," katanya. (fr)