Jumat, Juli 27, 2018

TNI AL Butuh 10 KRI Rumah Sakit

KRI dr. Soeharso

TNI AL berencana menambah Kapal Republik Indonesia (KRI) yang berfungsi sebagai Rumah Sakit pada rencana strategis (Renstra) tahun ketiga. Pasalnya mereka baru memiliki satu kapal, yakni KRI dr. Soeharso - 990.

"Rencananya begitu, karena kita baru punya satu," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sabrar Fadhilah saat berbincang di Perairan Teluk Jakarta menggunakan KRI dr. Soeharso, Senin (23/7).

Soal berapa harusnya kapal perang yang bisa beralih fungsi sebagai rumah sakit, dimiliki Indonesia, dia menyebut secara ideal tidak bisa diukur. Namun jika boleh berpendapat, idealnya TNI Angkatan Laut memiliki sepuluh kapal rumah sakit.

Itu dengan melihat luas wilayah Indonesia yang didominasi lautan, kesulitan masyarakat di pelosok, dan jarak antar daerah yang tak dekat karena terdiri atas pulau-pulau.

"Kayak kemarin terjadi di Asmat, ini dikirim ke Asmat, tau-tau terjadi lagi di Nias misalnya, tau-tau gempa lagi misalnya, kira-kira butuh berapa idealnya? Kalau saya sebagai TNI idealnya sepuluh," sebut Sabrar.

Kendati demikian, memang semuanya perlu melihat keuangan negara. Pembuatan kapal sejenis dr. Soeharso pun tidak lah mudah. Perlu memesan jauh-jauh hari kepada negara pembuat.

"Pembuatan kapal itu kita belinya tak langsung lima gitu. Kayak kapal selam datang satu per satu, itu karena proses membuat kapal itu tak seperti beli permen," pungkas Sabrar. (JP)