Kecepatan tidak diragukan lagi sebagai salah satu bagian dari "teknologi siluman." Semakin cepat sebuah rudal melesat, semakin sulit sistem pertahanan rudal menjatuhkannya.
Pasca gencarnya laporan bahwa Rusia dan China masing-masing mengembangkan rudal hipersonik yang mampu menembus sistem pertahanan rudal AS, USAF (Angkatan Udara AS) mengatakan menyiapkan dana sebesar USD 1 miliar guna mengembangkan senjata serupa.
Pada hari Rabu, USAF mengumumkan telah memberikan Lockheed Martin kontrak senilai USD 928 juta untuk mengembangkan senjata hipersonik. Kontrak tersebut adalah untuk desain, pengembangan, rekayasa, integrasi sistem, pengujian, perencanaan logistik, dan dukungan integrasi pesawat dari semua elemen senjata hipersonik.
Senjata yang diharapkan Pentagon ini adalah rudal jelajah hipersonik yang dapat diluncurkan dari jet tempur atau pesawat pembom.
Rudal hipersonik adalah rudal yang bergerak di kecepatan Mach 5 atau lebih, yang setidaknya lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara. Ini berarti rudal hipersonik dapat bergerak sekitar satu mil perdetiknya. Sebagai referensi, pesawat komersial terbang dengan kecepatan subsonik, di bawah Mach 1, sedangkan jet tempur canggih mampu mencapai kecepatan supersonik, yakni di Mach 2 atau Mach 3.
Pengembangan akan berlangsung di kota Huntsville, Alabama utara, yang dijuluki "Kota Roket" karena merupakan tempat kelahiran program-program roket Amerika.
Keduanya merupakan program untuk mengembangkan prototipe senjata hipersonik canggih yang nantinya dapat diluncurkan dari jet tempur atau pesawat pembom AS.
Pejabat Pentagon secara terbuka telah memperingatkan bahwa rudal hipersonik dapat menembus pertahanan rudal AS, yang mana dimaksudkan untuk melindungi AS dari serangan nuklir pertama. Dengan kecepatan Mach 5 atau lebih, sistem pertahanan rudal AS akan kesulitan menembaknya jatuh.
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato kenegaraannya bulan lalu, menyebutkan bahwa militer Rusia telah mengembangkan dan menguji rudal hipersonik, dan para pejabat AS juga mengatakan bahwa China memiliki kemampuan yang sama.
Foto dari Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan uji coba rudal hipersonik Rusia bulan lalu yang dinyatakan berhasil. |
"Menurut pendapat saya, kemajuan yang paling signifikan dari musuh kita hari ini adalah perkembangan China saat ini yang memiliki sistem yang cukup matang untuk serangan konvensional pada jarak ribuan kilometer," katanya.
Selain mengembangkan rudal hipersonik, Lockheed Martin saat ini sedang dalam proses mengembangkan SR-72, sebuah pesawat tak berawak yang juga hipersonik. SR-72 diharapkan mampu bergerak pada kecepatan hingga Mach 6. Sementara SR-72 hipersonik belum bisa beroperasi hingga tahun 2030, Lockheed Martin melihat pengembangan rudal hipersonik ini sebagai pengubah permainan.
Pentagon menilai bahwa pengembangan senjata hipersonik akan dapat menghalangi Rusia dan China. Dengan senjata hipersonik, di samping teknologi baru seperti komputasi canggih, analitik data besar, kecerdasan buatan (AI), otonomi, robotik, energi terarah, dan bioteknologi, AS berharap akan mampu memenangkan perang di masa depan.
Article Resources
- https://www.washingtonpost.com/news/business/wp/2018/04/18/air-force-awards-massive-hypersonic-weapon-contract-to-lockheed-martin/?noredirect=on&utm_term=.c45097d6d6d0
- http://www.janes.com/article/79403/us-air-force-awards-lockheed-martin-contract-for-hypersonic-conventional-strike-weapon
- https://www.cnbc.com/2018/04/18/lockheed-martin-just-got-one-step-closer-to-handing-hypersonic-weapons-to-the-us-air-force.html