Selasa, April 24, 2018

Jepang Masih Pertimbangkan Pengganti Mitsubishi F-2

Mitsubishi F2

Badan Akuisisi, Teknologi, & Logistik Jepang (ATLA) masih mempertimbangkan pesawat tempur futuristik apa yang cocok untuk menggantikan Mitsubishi F-2.

"Kami telah melakukan proses request for information secara terus-menerus, dan pertanyaan kami telah berubah," kata seorang pejabat yang akrab dengan program untuk mengembangkan sebuah pesawat tempur baru Jepang, yang kemungkinan akan disebut sebagai F-3.

Dia menolak untuk mengomentari pemberitaan Reuters terkait perusahaan pertahanan AS Lockheed Martin yang menawarkan pesawat persilangan dari F-22 dan F-35 sebagai pesawat tempur masa depan Jepang.

Laporan Reuters mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa pesawat hibrid dari F-22 dan F-35 akan lebih unggul dari keduanya.

Pejabat Jepang itu mengatakan bahwa sejumlah proposal sedang dipertimbangkan, dan juga perlu diketahui bahwa saat ini Jepang dan Inggris juga melakukan penelitian bersama untuk potensi pengembangan pesawat tempur masa depan.

Beberapa tahun belakangan, Tokyo dengan sungguh-sungguh bereksplorasi untuk mendapatkan pesawat tempur baru. Beberapa pilihannya antara lain, pengembangan pesawat tempur baru secara mandiri, berkolaborasi dengan mitra asing, membeli, atau mengupgrade pesawat tempur yang ada.

Mengembangkan pesawat tempur berdasarkan pesawat tempur AS bukan hal yang baru bagi Jepang. Sebagaimana diketahui bahwa Mitsubishi F-2 Jepang sebagian besar didasarkan pada F-16 AS. F2 dirancang untuk membawa muatan yang lebih besar terutama untuk konfigurasi anti-kapal, memiliki luas area sayap 25% lebih besar daripada F-16, dan modifikasi lainnya seperti penggunaan bahan komposit yang lebih banyak.

Sayangnya, F-2 terlalu mahal sehingga Tokyo hanya memperoleh 94 dari rencana akuisisi sebanyak 144 unit. Pesawat hasil persilangan dari F-35 dengan F-22 akan secara efektif menjadi sebuah pesawat baru, namun dengan potensi pembengkakan biaya yang besar.

Tokyo pernah ingin membeli F-22 Raptor AS, tetapi pada tahun 1998 Kongres AS memblokir penjualan dan lisensi produksi F-22 di luar negeri. Pada 2006, AS pernah berniat untuk eskpor F-22 (varian downgrade) ke Jepang, tetapi AS khawatir Jepang tidak mampu menjaga kerahasiaan teknologinya mengingat kebocoran data sistem tempur Aegis tahun 2002.

Sementara Mitsubishi memiliki lisensi untuk memproduksi 42 unit F-35 di Nagoya, tidak jelas seberapa jauh pemerintah AS akan mentransfer teknologi yang diperlukan untuk pengembangan hibrid dari F-22 dan F-35.
X-2 Jepang
Pesawat demonstrator X-2 Jepang
Sementara itu, pejabat itu juga menegaskan bahwa uji coba pesawat demonstrator X-2 telah berakhir setelah mencapai 34 penerbangan. Awalnya diperkirakan baru akan selesai pada penerbangan yang ke-50

"Kami telah menyelesaikan pengujian yang kami rencanakan," katanya. “Tidak ada yang ditentukan tentang masa depan X-2. Kami dapat melakukan lebih banyak pengujian. ”

Pesawat itu tetap di pangkalan udara Gifu. Pesawat ini aslinya disebut sebagai ATDX, bukan sebagai prototipe pesawat tempur yang akan diproduksi, tapi merupakan bagian dari upaya Jepang dalam teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan pesawat generasi kelima atau keenam. Upaya ini terdiri dari 15 program terpisah yang menyelidiki teknologi spesifik seperti ruang senjata, sensor, tautan data, dan area lain yang dianggap perlu untuk pesawat tempur canggih.

Program X-2 juga dilihat sebagai cara bagi para insinyur pesawat senior Jepang mentransfer ilmunya kepada insinyur muda.

Article Resources
  • https://www.flightglobal.com/news/articles/tokyo-eyes-multiple-routes-for-new-fighter-jet-447911/