Dua Kapal Cepat Rudal (KCR) Kelas KCR-40 TNI AL, KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642, berhasil melaksanakan kegiatan HAT (Harbour Acceptance Test) dan SAT (Sea Acceptance Test) Fire Control System (FCS) Rudal C-705 dan Combat Management System (CMS) meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm. Rangkaian kegiatan SAT meliputi anti surface real target test, missile
anti surface real target test, anti air real target, moving base
alignment for missile dan naval gun firing test.
Menurut pernyataan Komando Armada Barat (Koarmabar) TNI AL yang bertanggal 24 Juli, uji coba tersebut termasuk penembakan rudal C-705 ke target, yang dilakukan di perairan dekat Pulau Lingga, Batam, Kepri, yang letaknya sekitar 200 km di sebelah selatan Singapura. Namun Koarmabar tidak mengungkapkan rincian dari FCS atau jenis target untuk rudal C-705.
Menurut pernyataan Komando Armada Barat (Koarmabar) TNI AL yang bertanggal 24 Juli, uji coba tersebut termasuk penembakan rudal C-705 ke target, yang dilakukan di perairan dekat Pulau Lingga, Batam, Kepri, yang letaknya sekitar 200 km di sebelah selatan Singapura. Namun Koarmabar tidak mengungkapkan rincian dari FCS atau jenis target untuk rudal C-705.
C-705 adalah rudal multiguna (permukaan ke permukaan dan permukaan ke darat) yang pertama kali diperkenalkan China pada bulan Oktober 2008, memiliki kemiripan desain dengan rudal anti kapal C-602 (YJ-62), namun lebih kecil dan ringan. Proyektilnya memiliki jangkauan efektif maksimum 140 km, dan untuk versi standar, dipandu dengan radar aktif 8 mm selama tahapan terminal. Rudal C-705 diyakini mampu membawa 130 kg hulu ledak HE semi-armour piercing (SAP). Tingkat probabilitas Rudal C-705 dalam menenggelamkan kapal mencapai 95,7 persen untuk kapal dengan bobot benaman 1.500 ton (Light Corvette).
Masing-masing KCR-40 mampu membawa sampai empat rudal C-705. Sementara meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm akan berperan sebagai senjata anti udara. Meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm yang juga buatan China tersebut memiliki jangkauan tembak maksimum 4 km dan minimum 0,5 km.
KCR-40 merupakan kapal pemukul reaksi cepat untuk menghancurkan target dalam sekali pukul dan menghindar dalam waktu cepat. Berdimensi panjang 44 meter, lebar 7,4 meter, kapal ini mampu bergerak dengan kecepatan maksimal 30 knot. Hulu dan lambung KCR-40 terbuat dari baja khusus High Tensile Steel yang merupakan produk dari PT Krakatau Steel, Cilegon. Sedangkan untuk bagian atas menggunakan Aluminium Marine Grade. Kemungkinan, 24 KCR-40 yang masing-masing senilai 70 miliar lebih ini akan dibangun untuk TNI AL.
KRI Clurit dan KRI Kujang juga dilengkapi dengan Radar Tracking TR-47C dan Radar Searching SR-47AG. Kedua radar itu memiliki jarak tracking maksimum sasaran udara lebih dari 25 km, sedangkan target sasaran permukaan lebih dari 8 km. Selain itu, Radar Searching SR-47AG juga memiliki kemampuan deteksi kontak udara lebih dari 40 km dan deteksi kontak permukaan sebatas jarak pandang cakrawala. Pemasangan radar sensor untuk mendukung pengoperasian rudal C-705 dan meriam NG-18 6 Barrel.
Masing-masing KCR-40 mampu membawa sampai empat rudal C-705. Sementara meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm akan berperan sebagai senjata anti udara. Meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm yang juga buatan China tersebut memiliki jangkauan tembak maksimum 4 km dan minimum 0,5 km.
KCR-40 merupakan kapal pemukul reaksi cepat untuk menghancurkan target dalam sekali pukul dan menghindar dalam waktu cepat. Berdimensi panjang 44 meter, lebar 7,4 meter, kapal ini mampu bergerak dengan kecepatan maksimal 30 knot. Hulu dan lambung KCR-40 terbuat dari baja khusus High Tensile Steel yang merupakan produk dari PT Krakatau Steel, Cilegon. Sedangkan untuk bagian atas menggunakan Aluminium Marine Grade. Kemungkinan, 24 KCR-40 yang masing-masing senilai 70 miliar lebih ini akan dibangun untuk TNI AL.
KRI Clurit dan KRI Kujang juga dilengkapi dengan Radar Tracking TR-47C dan Radar Searching SR-47AG. Kedua radar itu memiliki jarak tracking maksimum sasaran udara lebih dari 25 km, sedangkan target sasaran permukaan lebih dari 8 km. Selain itu, Radar Searching SR-47AG juga memiliki kemampuan deteksi kontak udara lebih dari 40 km dan deteksi kontak permukaan sebatas jarak pandang cakrawala. Pemasangan radar sensor untuk mendukung pengoperasian rudal C-705 dan meriam NG-18 6 Barrel.
Pada Februari 2013 lalu diinformasikan bahwa KCR-40 akan dilengkapi dengan rudal C-705 yang masih dibeli dari China, sebelum Pindad memproduksinya sendiri. Diinformasikan juga TNI AL akan menerima 6 sampai 12 rudal C-705 dari China pada akhir 2014 khusus untuk melengkapi KCR-40.
Gambar: Koarmabar
Gambar: Koarmabar