Selasa, April 16, 2013

Ulang Tahun Kim Il-sung, Tidak Ada Peluncuran Nuklir

Monumen Kim Il-sung dan Kim Jong-il
 
Korea Utara merayakan ulang tahun pemimpin pertama Korea Utara Kim Il-sung, yang dikenal sebagai "matahari bangsa" di negara itu. Pada hari itu, warga Korea Utara, melakukan ziarah ke monumen Kim Il-sung dan Kim Jong-il. Para pria memakai setelan jas dan wanita dalam pakaian nasionalnya meletakkan karangan bunga ke monumen tersebut.

Pyongyang dan kota-kota lainnya juga membuka pameran yang dikhususkan untuk mengenang kehidupan dan kegiatan Kim Il-sung. Orang-orang juga berpiknik atau mengunjungi lapangan olahraga untuk menghabiskan dua hari libur nasional Korea Utara.

Ada kekhawatiran dari barat, yang menganggap bahwa niat Korea Utara akan meluncurkan nuklir bertepatan dengan hari libur nasionalnya, namun tidak ada tanda-tanda ketegangan di ibukota Pyongyang. Diplomat-diplomat asing dan perwakilan organisasi kemanusiaan internasional tetap bekerja seperti biasa.

Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat sudah dua minggu mengantisipasi kemungkinan serangan dari Korea Utara. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, tiba di Tokyo guna membicarakan krisis Korea Utara. Selain itu, menurut intelijen Korea Selatan, Kim Jong-un (pemimpin Korut sekarang) sudah dua minggu tidak muncul di hadapan publik, namun Badan Intelijen Korea Selatan menampik kemungkinan bahwa cucu dari Kim Il-sung itu telah digulingkan.

Yang pertama dan satu-satunya Presiden Republik Demokratik Rakyat Korea Kim Il-sung lahir pada 15 April 1912, di dekat ibukota Pongyang di dalam keluarga seorang guru desa dan revolusioner, Kim Hyong-jik. Ia dididik di China, kemudian bergabung dengan kelompok gerilyawan dan menjadi pemimpinnya. Setelah kelompok gerilyawan dikalahkan, Kim Il-sung dengan sisa-sisa anggotanya menerobos ke perbatasan Uni Soviet. Di Uni Sovet, ia dipekerjakan oleh militer Uni Soviet.

Kim Il-sung kembali ke Korea pada tahun 1945 sebagai Mayor Jenderal Angkatan Darat Uni Soviet. Dengan dukungan dari Uni Soviet, ia membentuk sebuah pemerintahan sementara Korea Utara, menjadi pemimpin Partai Buruh Komunis Korea, dan pada September 1948, setelah pembentukan Republik Demokratik Rakyat Korea, ia mengambil posisi sebagai perdana menteri. Dalam kebijakan domestik, ia mengikuti model Uni Soviet, namun kemudian menjadi nenek moyang dari konsepsi sendiri - doktrin Juche : "Manusia menguasai dan memutuskan segala sesuatu," di mana Korea Utara tidak membutuhkan bantuan dari luar dan mampu berkembang secara mandiri.
 
Kredit foto : bodylanguagesuccess.com