Setiap hari membuka berita pagi/subuh, hampir selalu ada berita konflik
dan kerusuhan di dalam negeri. Benar-benar menjadi "penyemangat" untuk melakukan aktifitas lebih awal. Simak beberapa pernyataan dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso yang dikutip oleh ANTARA.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso mengatakan bangsa Indonesia senang konflik. Bahkan konflik tersebut sudah menjadi karakter.
"Konflik ini sejak dulu sudah menjadikan karakter," kata Djoko dalam dialog dengan mahasiswa dan pelajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Bangsa, Serang, seperti dilansir Antara, Sabtu, 16 Maret 2013.
Djoko mengatakan, selama ini konflik yang terjadi antarsuku, antargolongan maupun pendukung dinasti politik yang kalah dalam pemilihan kepala daerah. Konflik juga terjadi TNI menyerang polisi, polisi menembak TNI.
"Kita bangsa senang konflik dan jangan dibiarkan karena dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Djoko.
Menurut dia, konflik yang terjadi saat ini akibat demokrasi yang belum siap karena belum meratanya tingkat kesejahteraan masyarakat dan pendidikan. Seharusnya, kata dia, demokrasi itu harus dibarengi dengan kesejahteraan serta pendidikan masyarakat yang baik.
"Kita harus bekerja keras untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan agar bangsa ini menjadi kuat," katanya.
Menurut Djoko, para pelajar dan mahasiswa harus menjadikan generasi yang kuat dengan menimba ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan oleh bangsa dan negara. Sebab keberhasilan pembangunan bangsa ini tergantung generasi penerus.
Apabila bangsa ini maju tentu generasi mau belajar dan kerja keras, namun sebaliknya jika bangsa ini lumpuh karena generasinya pemalas. "Saya kira 20 tahun ke depan bangsa ini ditentukan oleh anak-anak pelajar dan mahasiswa," katanya.
Mengapa bangsa ini terus menerus terjadi konflik. Sedikit persinggungan
saja sudah bisa menimbulkan kerusuhan besar. Dimana sikap tenggang rasa
dan bermusyawarah yang selama ini katanya menjadi kebanggaan dari bangsa
ini? Apakah jangan-jangan kita ini memang merupakan keturunan dari
nenek moyang yang suka dengan konflik?